Tamu Selepas Subuh
!" ucapku sembari meng
a-apa 'kan? Alu amb
mar, dan sepertinya dia tahu a
i ini, Engkau sungguh memb
segelas air putih padaku, "yang sabar ya, Ma. Jangan berfikira
ri lagi, siapa tahu di dalam tas itu, kita
u, di saku samping, ada sebuah dompet koin
empat cincin dan dua gelang," ucap Fika sa
an emas murni. Ada surat
. Cuman perhia
balikan. Lalu
kan sebuah dompet besar, berwarna marun. Dan beb
s apa, Fik
Adelia ingin mengabadikannya, dan mungkin tujuan
liha
isi tangkapan layar, dan isi chat menunjukkan pesan dari seorang deng
ya adalah chat yang tak pantas, dan sepertinya suamiku itu, memang se
Tak kusangka. Mas Hasan, bisa berkata seperti itu. Seper
a, Om! Service
dong, mangkanya Om
sih. Beda nggak sam
. Nenek lampir itu, sudah nggak bertenaga, sudah
ya sih? Apa nggak mending dibuang saja wanita itu, dan kita
Jadi, kita tetap begini saja, ya. Yang penting aku p*as dan kamu kuberi limpahan
ngat sabar menghadapiku yang cerewet ini. Namun,
terakhir kali mereka," ucap Fika se
embaca isi, tang
kehamilanku ini? Om juga lama
di kemudian hari. Apalagi sampai istri dan anakku tahu semua perbuatanku. J
ah dagingmu sendiri, masak k
a jika itu anakku! Perempuan bisa pakai macam kamu itu, pasti suda
dengan pria lain! Dan kamu juga kan, yang telah membeli mahkotaku. Ini
g, kamu pasti melakukan segalanya. Sudah...jika masih ingin denganku, s
tapi aku juga tak tahu, apa ben
o Papa dan Adelia itu." Fika m
t bahagia. Tak hanya itu, ada juga beberapa foto mesra s
Pintar sekali kamu berlakon, Mas. Dihadapan kami, kamu seolah bersikap seorang Family Man.