Tamu Selepas Subuh
bunyi, dan dia pun langsung
i telingaku, sambil memberi i
p memangku Lio. Fika pun me-loudspeaker pan
ucap Fika, memulai obrolan dengan Mas
salam. Lagi dimana,
Ini lagi
hari ini kamu ulang tahun. Kasihan,
las aja pulang. Toh papa juga nggak pulang 'kan? Biarin aj
apa nggak pulang, soalnya 'kan kerja. S
s Hasan tetap per
s ah...lagi
ngambek? Di hari ulang tahun itu, nggak boleh ngambek, ap
un sangat royal sebenarnya pada putrinya itu, namun sayan
tipe terbaru, Pa. Sudah gitu, dia pakai ngledek
tanya padaku, dan tentu saja aku menge
dong! Sangat boleh...apalagi saat ini 'kan sedang ulang tahun, minta apapun boleh. Losss.....pokokny
isa pamer gitu ke teman-teman kampus. Masak iya, anak
g nawarin barang mewah, tapi kamu nggak mau 'kan? Jadi jan
pulang? Aku kan ingin ngerayain ulang tahun s
hari kedepan, baru bisa pulang. Sekarang, kamu mau uang berapa,
ngajak Mama jalan-jalan. Tapi, aku minta uangnya lima puluh juta rupiah loh
rang. Jangan cemberut lagi pokoknya, dan ajak jalan-jalan Mama. Papa sayang sekali sama ka
Aku juga sayang, Papa. Tapi ingat jangan macam-macam loh diluar sana,
pahlawan, hahaha. Tenang, Sayang...papa ini bukan orang jahat, dan buka
gang ucapan Papa
a kelihatan bahagia. Beberapa saat kemudian sambil
l apa yang bisa diambil dari Papa, sembari aku terus mencari info tentang Adelia,"
hanya untuk seorang penghianat seperti Mas Hasan itu, lebih baik aku segera m
Dan juga aset-aset lain itu, atas na
Karena mama selama ini memang sanga
alu polos dan bucin, hingga ternyata kini, aku han
emua itu berubah menjadi nama Mama, atau paling tidak jadi nam
ngganjal di pikiranku. Jika Mas Hasan di luar, sering gonta-ganti pasangan, bisa jadi dia terkena penyakit kelamin. Dan bu