Cinta Wanita Malam
Sania, melihatnya dari atas sampai bawah dengan cermat. Dan terfokus dengan pakaian yang sedang di kenakan Sania, pakaian y
tah kenapa wanita itu sulit untuk mengatakannya. Dia benar-benar
n melihat ke arah Arya. Arya langsung mengedipkan ma
nda kan? Kita sebentar
u sudah
ata berkaca-kaca. Sania yang melihatnya merasa kasihan, tapi dia tidak
au bertunangan denganmu. Apa u
gelengkan kepala mend
Kak? Apa ku
k, tidak lebih. kamu tahu sendiri kan," uja
gannya itu. Saat Sania ingin berlalu, Arya terlebih dahulu
ara wanita ini? tu
salah satu
ng menghampiri Sania, tanpa aba-
mencoba menghentikan tarik
kau merebut calon tunanganku." Va
enariknya menjauh dari Sania. Sania langsung memegang
ahan ini!" Vanessa terus berusaha mendek
gang pipinya yang terasa panas, dia benar-benar tak menyangka Arya akan menamparnya di hada
emegang tangan Vanessa. Dengan kasar Vanessa
enangis sembari memegang pipinya yang terasa panas.
n mengejarnya?" tan
kan." Sania hanya terdiam mendengar
ma ka
uk a
yang
apa," ujar Sania lagi. Arya pu
di sini karna me
nessa. Arya sudah menganggap Vanessa adiknya sendiri, mereka besar bersama dan tumbuh bersama.
saja tidak lebih, tidak pernah ada perasaan yang spesial untuk Vanessa. Sedangkan V
pertanyaan Sania. Sania pun ikut
eletak di sofa. Sania tersenyum melihat tasnya, Arya bukan hanya menyel
aku
iri," tolak Sania tidak in
ingin di jambret lagi?"
tar, lagian cuac
rya pun tersenyum. Dia langsung
ringan menuju lift yang
lan terlebih dahulu, dengan Sania yang mengikutinya dari belakang. Beberapa saat kemudian, mere
akjub adalah jajaran mobil yang harganya sangat fantastis, beda dengan mobil yang pe
h satu mobil yang ha
u?" Tanya Sania yan
ia tidak mau mengakui hasil kerja kerasnya itu, a
ah bisa menebak itu. Mana mungkin ini
il untuk Sania. Sania pun bergegas masuk ke dalam m
n ini bukan jalur melewati arah ke rumahnya. Padah
dengan pelan. Hingga akhirnya dia menyalakan sen ke kanan, dan masuk k
ini saat dia masih kuliah, dan dia ju
tur
nya barusan kit
obil dan berjalan terlebih dahulu menuju restoran. S
pesan
aktir padanya, karna telah menolongnya tadi pagi. Bukan maksud Sania tidak ingin memb
setelah kamu bekerja, aku harap kamu yang gantian m
u balik," ujar Sania sembari mena
ayan yang ada di seberang meja. Pelay
tanyanya Ramah sembar
sahabat Sania. Sahabat Sania hanya tersenyum melihatnya. Dia be