Cinta Wanita Malam
r sempurna sebagai seorang wanita. Sania adalah gadis yang sangat manja, dia dua bersaudara, Sania dan Tania adiknya. Ke
tok...
sedang bercengkrama dengan ibu dan adiknya merasa terganggu. Dia pun
nya, ternyata orang yang menget
Bu Lidia pun menghampiri Sania, karn
u Lidia keluar. Sania pun minggir ke sa
pa ini
u," ujar pak polisi tersebu
masuk ke dalam rumah, dan duduk di kursi ruang tamu. Bu Lidi
-harap cemas, karna selama ini dia tidak pern
" ujar polisi tersebut. Bu Lidia dan Sania hanya mengangg
enar pak Lukman a
mangnya kenapa ya
panjang, seakan apa yang ingin
etir di siang bolong. Bu Lidia merasa kaget dan pingsan seketika. Sania yang mendengarn
Sania pecah seketika meliha
nya. Dia menangis di pelukan Sania. Mereka pun bergegas
nya yang telah membuat ayahnya mengalami kecelakaan sedang dud
n di mana Pak Lukman terbaring. Mereka terus menangis mel
nya kecelakaan. Dan itu tidak serta merta karna kesalahan pemuda yang sedang duduk dan menunduk itu, tapi karna suami Bu Lidia menyebrang tanpa melihat
salah suami saya," jawab Bu Lidia dengan uraian tangis yang
a yang tanggung Bu," ujar bapak i
dian, pintu yang sedari tadi tertutup akhirnya terbuka. Seora
k dengan s
engarnya langsung luruh ke lantai. Sania langsung memeluk ibun
a yang sedang manangis itu. Dia benar-benar merasa bersalah, k
ng ada di dalam ruangan itu tidak akan meninggal. Sesalnya pada dirinya sendiri. Pemuda it
u terenyuh melihat Sania menangis. Rasa iba dan rasa
h menunggu kedatangannya, karna sebelum dia pulang, Sania terlebih dahulu men
giringi jenazah ayahnya ke kuburan. Ibunya tidak bisa ikut, k
ringi juga sudah beranjak. Hanya tinggal Sania dan adi
a tak bisa terbendung, dia terus sesegukan melihat batu nisan a
rapuh. Pamannya yang tidak melihat keponakannya ikut pulang, segera kembali berputar arah. Dia me
at pemuda itu dan orangtua pemuda tersebut sedang duduk bersama bibinya. Sania tidak mem
g meninggal, keluarga yang di tinggalkan mengadakan
satu minggu. Dan selama itu pula, ibunya hanya terdiam dan tak bicara sama sekali. Bu Lidia sangat
uar dari kamar sama sekali. Sania merasa cemas, dia sudah beberapa ka
jika ibunya dari tadi di dalam kamar tidak keluar-keluar. Denga
a, dia tidak mungkin memanggil pamannya dan meminta tolong. Karna Dia
biar Paman
sesuatu yang tak pern
ya. Tangisan Sania pecah ketika melihat