Cinta Wanita Malam
di atas ranjang masih terdiam, mereka saling mengamati satu sama lain. Sania yang merasa tertindih langsung
uk
terjatuh di la
umpat pria itu sembar
jar Sania menatapnya tajam. Pria itu hanya terse
ak jelas itu." Sania hanya membuang muka mendengarnya. meli
anita ini sebentar," pikirnya sambil te
!" teriak Sania tak terima mendengar penjelasan pria yang seda
bih dahulu? dan mengajakku melakukan
hong!" Sania tak terim
ok apartemennya. Sania hanya menggelengkan kepalanya, dia benar-benar
ngerjai wanita yang baru di tolongnya tadi pagi. Dia pun meninggalkan Sa
ang menangis, pria it
arnya hanya bisa menunduk, bisa-bisanya pria yang di hadapannya sesantai itu. Sania masih teru
annya juga karna suka sama
suka sama suka? kamu gila apa ha!"
tu bukan?" pria itu terse
ukul pria tersebut, namun seperti biasa pri
ia tersebut pun menjauhkan dirinya dari Sania. Dia tidak mau sampai terjadi sesuatu yang tak di inginkan. Sedangkan Sania langsu
as. Dia pun mengeluarkannya, dan memperlihatkan cct
suara sedang terlihat dengan jelas. Di mana pria tersebut menggendong Sania yang tak sadarkan diri, dan di belakangnya seorang pel
angkan pelayan tadi mengganti baju Sania yang telah sob
? udah
benar-benar merasa malu karna telah menuduh pria yang menolongnya.
hunya, membuat Sania merasa kesal. Tapi jika tidak ada pria itu, mungkin Sania tid
engangguk dan meraih air di atas nakas, memberikannya pada Sania. S
ania tersenyum mendengarnya, dia pun langsung meminum air itu dalam satu tegukan, Sania benar-b
ini?" tanya Sania sambil terus meli
jika pria itu sangat cuek, yang terpenting dia telah d
sekarang?" t
n jam s
atnya. Pria itu hanya menghembuskan
aanku," ujar Sania mengeluh, dia t
pria itu santai sembari menuang mie p
ni hari perta
i pria di depannya sangatlah mudah, tapi tidak baginya. Dia harus kesana kemari untuk mencari pekerjaan tersebut, da
bagaimana dengan pakaianku?" gumamnya pada diriny
jar pria itu sembari menyodorkan s
at dia meraih mangkuk yang telah di sodorkannya, dan mengikuti pria tersebut menuju ruang
buat barusan. Sania pun ikut menarik kursi dan menikmati mie yang dia pegang. Biarlah mungkin
olongku dan membuatkank
mas
pa n
a." Sania hanya m
ia itu berkenalan. Mereka pun berjabat tangan. Tiba-tiba pintu apart
. Tas yang dia pegang l