Cinta Wanita Malam
gi ke rumah sakit dua kali karna orang-orang yang di sayanginya. Yang pertama karna ayahnya kecelaka
a ibunya ke rumah sakit, kalau terlambat sedetik
ok!" teriaknya menggema
nya Sania di ruang 404. Dengan cepat pamannya berjalan menuju kamar yang sudah di tunjuknya padanya.
langan sosok ibunya membuatnya sangat frustasi. Mulutnya terus melafadzkan
-baik saja," ujar pamannya b
sampai melakukan hal seperti itu Paman? " Pamann
berlari menghampirinya. Matanya ter
?" tanya Tania setelah di
r tidak sanggup jika harus kehilangan ibunya. Sudah cukup dia kehilangan ayahnya sat
ngsung teringat jika adiknya tadi tidak ada di rumah. Dan meninggalk
nggal sendiri?" ujar Sania mengaw
api sebelum aku pergi, aku mel
Bibi ke
gguk mendengar penjelasan Tania. Dia hanya berha
i dulu." Tania hanya menganggu
n dan bibinya. Sania pun mendekat dan mencoba menguping pembicaraan paman dan bibi
inya sendiri. Sania langsung menempelkan daun te
ang kita pulang saja
t. Masak iya kita meninggalkannya begitu saj
Dia pasti bisa merawat ibunya, lagian kalau
a pun bergegas meninggalkan lorong itu. Sania tidak mau menden
Karna tadi suster mencarinya untuk menyelesaikan administrasi terlebih dahulu. Ternya
rus kontrol setiap minggu. Akibat meminum racun tikus tersebut ibunya
i jual untuk biaya kuliah dan pengobatan ibunya. Ternyata biaya rumah sakit
mpai di rumahnya. Dengan mendorong ibunya de
ir Sania. Sania pun langsung membawa ibunya men
k," ujar Bu Lid
ia duduk di tepi kasur, tangannya memegang tangan ibunya dengan sayang, dia pun men
perbuatannya. Harusnya dia berpikir masih ada putri-putrinya yang membutuhkan
but Sania dengan sayang,
lagi. Sania hanya ters
g menyelimuti ibunya dengan selimut tipis, dan be
Sania saat Tania baru ma
umah Bi
apa
h, dan menjelekkan ib
gkat bahunya, tanda dia juga tidak tahu. Sania hanya menghembuskan nafas panjang dengan kelakuan
*
itu pula Sania merawat ibunya. Lambat laun harta yang di tinggalkan ayahny
i harus buat biaya kuliah dan sekolah adiknya. Sania memutuska
karta. Namun banyak perusahaan yang menolaknya. Apalagi selama ini Sania
melamar kerja, namun tidak ada satu perusahaan pun yang menerimanya. Akhirnya S
tu. Dia langsung bergegas melihat ibunya, dia
ring, dan saat ini ibunya sedang menatap
menghampiri ibunya, dan menco
engan pelan Sania mendorong kursi roda tersebut. Setelah sampai di ruang tamu, ibunya meminta San