Stepbrother, I need You
*
an. Meskipun Bri hanya diam tapi sepertinya mama sama sekali tidak memikirkan perasaa
lang. Menghela napas, gadis berparas ayu itu masih setia duduk di meja belaj
buah jam tangan keren edisi terbaru, kaos couple yang sama sekali belum ia pakai, dompet keluaran Louis Vui
at barang-barang tersebut. Rasa sesak yang entah datang darimana
a berdenyut ketika air mata lolos dari pelupuk matanya. Tak terkira, ia bahkan ti
rhatian Bri. Menoleh, ada rasa enggan yang menyelimuti hat
berisik semakin membuat hati Bri tak keruan. Menekan tombol hija
a pria dengan begitu lembut. Per
embari menghapus jejak air
i terdiam, ia kembali mengalihkan tatap kel
gi sibuk." Bri
tanya calon papa kamu, papanya Rheino ya? Wah, selamat ya. Ehm, sepertinya aku udah gak ada saingan l
n papa aku nanti. Urusin tuh ulangan kamu yang jeblok, gak remidi untung kamu!" Bri menyalak dengan galak. Gadis
kaan Bri menoleh ke arah kamar anak gadisnya. Ia terheran mendengar suara
roissant, Lisha bergegas menghampiri k
Mama masuk?" tanya Lisha seray
nita itu tertegun ketika mendapati putrinya tengah membaca buku. Tentu s
engan suara bernada pelan sembari berjala
mah. Tak ingin ketahuan, Bri kembali menekuni bukuny
amu. Mau coba?" goda Lisha sambil meny
. Sungguh, roti yang ia makan serasa menolak untuk masuk ke dalam
awab yang jujur ya," ucap Lisha pelan se
seraya berjuang untuk menjejalkan
kan sama Mama kalo misal kamu gak setuju Mama sama Om Herman. Mama gak maksa
an?" Bri kembali bertanya, ia tertunduk menatap
aksudm
pa yang ia katakan. Entah, apakah ia sedang tolol atau sedang terkena mabuk daratan, ya
pun kami sibuk merencanakan hari bahagia itu, tanpa ijin dari putri kecil Mama, mana mungkin Mama bi
sekali, kali ini perasaannya semakin mirip dengan kapal pecah. Melirik sek
bagai anak, ia bahkan merasa sangat egois jika ia tidak membiarkan wanita paruh baya yang sudah mati-ma
a Mama. Lagipula Mama tidak akan keberatan jika akhirnya Ma
u, aku memang butuh penyesuaian tapi tidak berarti aku tidak menerima Om Herman. Ma, sungguh aku i
u menganggukkan kepala, mendorong dan memberi ke
n dari sisi ranjang lalu berjalan ke arah Bri dan m
" Lisha berbisik pelan seraya mera
rangtua terletak pada akhir usia dimana mereka akan menghabiskan sisa umurnya. Rasa bahagia dalam hati men
*
, bagaimana m