icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Stepbrother, I need You

Bab 2 Pertemuan Keluarga

Jumlah Kata:1248    |    Dirilis Pada: 27/11/2021

*

an karena tanpa alasan tapi wanita paruh baya bernama Lisha An

erman S

i seorang janda beranak satu, Lisha punya kewajiban memperkenalka

t dirinya di kaca cermin. Sudah lama ia hidup sendiri, sudah barang t

nya Bri di ambang pintu, melongok mamanya yang masih mema

da putrinya penuh bahagia. "Bri, coba sini sayan

kit menghempaskan diri di ranjang, Bri melihat mamany

menunjukkan gaun merah sepanjang bawah lutut dengan lengan pendek. Akse

aunnya lebih sopan daripada

i." Lisha Andini tersenyum puas lalu melepa

enasaran sembari terus mengamati mam

akan malam di Alexandra Resto. Mama pengen kenalin seseorang

ya, dahinya berkerut tak mengerti.

andan yang cantik ya. Mama sibuk nih," ucap

ya. Terus berpikir tentang seseorang yang istimewa, Bri melakukan instruksi maman

*

apa hidangan yang mereka pesan. Beberapa yang lainnya tengah asyik menyaksikan

Resto adalah restoran terkenal kedua di kota ini," ucap Br

k bisa ditandingi dengan banyaknya uang. Gak papa ini rejeki Alexa

daftar menu dan kembali setia menunggu o

Bola mata Bri memutar, ia membelalakkan mata ketika tahu siapa sosok tersebut. Bukan sosok spesial ya

eino. Wajah keduanya mendadak pucat keti

but, mereka terlihat begitu akrab dan bahagia

ut pada Lisha Andini. Wanita paruh baya

jawabnya deng

ya-tanya, Bri dan Rheino kembali d

i Mama." Wanita paruh baya dengan danda

tu shock. Om Herman tersenyum padanya namun gadis b

ri juga bisa terima Om apa adanya." Om Herman bertutur dengan lembut, sesekali

Bagaimana ia tidak terguncang jika pria di had

berparas tak kalah tampan di sampingnya. "Ini Rheino Devgantara. Sepertinya usia kalian sebaya,

jadi Bri bisa panggil Rheino kaka

punya adek perempuan." Akhirnya mereka kembali terta

g begitu berbahagia, sepasang kek

kembali. Seperti yang kalian tahu, selama ini kami selalu sendiri. Kami lelah. Mak

orangtua, mereka berharap jika anak-anak mereka bisa memb

suara Rheino benar-benar men

h pikirkan hal ini masak-masak?" tanya Rheino dengan

mu sudah memikirkannya jauh-jauh hari. Pernikahan bukanlah hal untuk main-main. S

annya meremas kuat. "Baiklah jika itu mau ka

ela, ia beranjak bangun lalu secepat kilat meleng

isha pada putrinya d

h Lisha dengan wajah resah. Herman merangkul w

," sahut Rheino lalu beranjak b

tap Rheino penuh harap. Pria muda itu meng

*

entikan langkah, ia belum juga berbalik hingga akhirnya Rheino menarik tangan Bri dan

. Bibirnya bergetar, ia tak sanggup mengatakan a

amu juga sama. Mereka bertemu dan it

gumam Bri pelan. Gadis itu akhirnya hanya bisa menangi

penting dari segalanya. Papa aku sangat mencintai mamamu, begitupun sebaliknya. Kita tidak bisa egois karena kita tidak mau dianggap durhaka. Kita tidak tahu berapa panjang umur

Bri tak sanggup melanjutkan ucapannya ketika terlinta

ingin menghindar dengan apa yang sudah aku lakukan tapi ..., m

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka