Enam Tahun Tanpa Malam Pertama
salat, tetapi suamiku itu masih saja memeluk gulingnya dengan erat dengan mata yang terpejam rapat. Stelah pertengakaran semalam, aku
Memerawani istri dengan alat getar, bukan punya sendiri. Benar-benar menjijikkan. Sudah kuiris daging tipis-tipis, maksud ha
ik Isah aja yang masak, Non," ujar Bik Isah padaku sembari membawa keranjang pakaian sete
semangat memasak. Bibik yang terus
k Tuan sekalian," usul Bik Isah membuatku mendapat ide. Ya ampun kenapa aku baru memikirkannya? Benar, suamiku
Udah lama memang kami tidak jalan pagi," kataku l
gun. Salat, habis itu kita olah raga yuk, jalan pagi!" bisikku di telingannya. Lelaki itu sedi
gi sambil mengguncang tubuhnya yan
emari. Kuambil baju olah raga dan juga celana training, tak lupa rambut kusisir rapi, lalu kuikat tinggi, menyerupai ekor kuda. Kuliri
dur berbahan katun yan ia kenakan, lalu pindah menggaruk perutnya hingga baju kaus belelnya tersingkap ke atas. Aku baru sadar, jika milik suamiku tidak berdiri di pagi hari. Padahal,
tempat tidur. Bukannya langsung ke kamar mandi, suami
n hati-hati khawatir ia tersinggung. Terlambat! Matanya kini malah melotot ke arahku dengan ekspresi wajah
eberatan? Mau cari lelaki yang bisa bangun
leh lagi, langsung saja keluar dari kamar untuk berolah raga di taman Biarkanlah Ma
hari. Sepertinya lelaki itu juga baru bangun tidur. Bagaikan dihipnotis oleh seseorang, mataku dengan tidak sopannya melihat pada bagian tengah lelaki yang usianya
jatinya, lelaki yang sehat alat reproduksinya, maka bagian tubuh i
nyanya sat aku sudah berj
ntu pagar untukku dan masih dengan senyum lebarnya, mempersilakanku untuk keluar pagar. Pintu pagar kembali tertutup,
armonis, sekaligus terlihat sangat sehat. Sebenarnya aku tak ingin membandingkan dengan rejekiku yang yang di rumah saaat ini;siapa lagi kalau bukan Mas Edwin. Namun rasa penasaran ini terlalu besar dan sudah
an juga sebungkus lontong sayur untuk sarapanku pagi ini. Kenapa Mas Edwin tidak aku belikan juga? I
rman pun tak terlihat. Pada ke mana nih, orang rumah? Aku takut ada sesuatu Antara Mang Dirman dan Bik Isah khilaf. Khawatir mereka melakukan hal yang tak baik di belakangku
nku. Paling tidak telinga ini tidak mendengarkan desahan yang mengerikan. Suara itu berasal dari kamar setrika
n telinga, Bang?" tanya B
h bersihin telinga mah cukup pake ujung korek
digetar telinganya, lalu kotor
ngan obrolan mereka berdua. Bisa-bisanya vibr
*