Suami Yang Menolak, Hati Yang Hancur
ra duduk di kursi kayu dekat jendela ruang tamu, menatap tetes-tetes air tipis yang m
di berputar di seki
g. Nada bicaranya tenang, tetapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduk Almir
bicara. Tent
pertimbangkan. Namun, setelah memikirkannya berulang kali, rasa penas
gat, dipenuhi aroma kopi dan kayu manis. Musik jazz mengalun pelan dari penger
Rambutnya terurai rapi, bibirnya diberi sentuhan lipstik merah muda. Saat m
ti menyambut seorang kenalan la
embalas senyum itu meski hati-hati. "Saya
te di meja sebelum menjawab. Ia mengaduk minuman
tikan... kau tahu deng
tkan kening. "
cara yang membuatnya terdengar terlal
g menepuk-nepuk atap kafe meng
wab Almira akhirnya. "Aku tahu
rdengar hambar. "Tidak biasa? Itu t
ang larut malam? Kenapa dia tak pernah membiarkan siapa pun masuk ke ruang
mengatakan tidak mau tahu. Namun bagian lain, yang suda
tanyanya
ebelum berbicara lagi. "Karena dia tidak pern
dijatuhkan ke dalam kolam tenang di h
cap Almira datar
lis. "Tapi apakah kau tah
arang membicarakan masa lalunya, bahkan Mami dan Ne
t Rena. "Istrinya meninggalkannya untuk pria lain.
gerjap. "M
status yang penting. "Aku yang menemaninya saat dunia yang dia bangun runtuh.
Cerita itu... masuk akal. Sikap dingin Adrian, jarak yang selalu ia jaga,
lembut namun tajam seperti ujung pisau. "Adrian tidak akan
udah. "Itu... bu
"Oh, sayang, aku hanya tidak ingin kau menghabisk
nya? Kau hanyalah bayangan. Seseorang yang kebetulan terjebak di rumahnya. Sama seperti dulu.
langkah berat, hujan yang mulai mereda hanya membuat udara semakin dingi
ata Rena. Sebagian ingin ia abaikan, tapi sebagian lain
sedang menginap di rumah temannya, dan Mami Adrian masih di l
detik, mendengarkan suara ketikan keyboard yang te
endiri. Di sana, ia duduk di tepi ranjang, mem
gkin ia hanya sedang me
ir, suara pintu ruang kerja terbuka. Adri
aat, tidak ada yang berkata apa-apa. Han
k saja?" tanya
ab Almira
kahnya mantap, tapi Almira bisa merasakan jarak it
Almira tidur dengan perasaan