Ketika Hati Yang Tulus Dibalas Dengan Luka Yang Dalam
. Ia duduk di samping ranjang kakeknya, menggenggam tangannya yang lemah. Kakeknya terbaring tak berdaya, alat-alat medis berbunyi ritmis di sekitarnya. Kenyataan bahwa kondisi kakeknya m
ntuk kakeknya. Ia menatap Rania, lalu melirik Satria yang duduk di sofa di sudut ruangan. "Aku
yahku," jawab Satria tenang,
rkana. Ia lalu menatap R
lu menoleh ke Satria
-nari. Arkana menatapnya lekat-lekat, tatapan yang Rania tahu ia sangat familiar. Itu adalah tata
kana, nadanya memerintah. "Aku tidak
gin. "Lagipula, mengapa kau peduli? K
ng. "Ini berbeda. A
marah. "Kau memintaku membatalkan acara karena 'rapat mendadak' pa
menghela napas panjang. "Aku tidak
janji. Sebuah janji yang kau berikan pada kakekku untuk membangun kembali perusahaannya dan melunasi
uaranya lirih. "Aku tidak pernah menjanjikan itu. Per
etidaknya ada kehormatan di dalamnya. Aku pikir setidaknya ada k
rbohong. "Aku tidak bisa mencintaimu, Rania.
u adalah pengakuan yang ia takutkan. Ia tahu ia
ernikahan ini," kata R
uaranya meninggi. "Perusahaanmu masih butuh aku. Hutang kakekmu masih ada. Ka
ari jalan lain
u pikir dia bisa membantumu? Kau pikir dia bisa m
nar. Satria mungkin kaya, tetapi hutang kakeknya sanga
kembali perusahaan itu. Tapi, kau harus tetap menjadi istriku. Kita bisa hidup seperti biasa. Aku tidak akan
ia bisa membangun kembali perusahaan kakeknya, ia bisa menyelamatkan nama baik kel
jawab Rania, men
menerima jika perusahaan yang ia bangun hancur. Kau ta
un, ia tidak bisa mengabaikan kata-kata itu. Kakeknya adalah alasan men
" kata Rania, su
alu pergi, meninggalkan Rania yang t
berada di sana, menunggunya. "Apa yang ia kata
ang tawaran Arkana, tentang hutan
maksamu," katanya. "Tapi aku ingin kau tahu, aku akan
au tidak harus mel
akekmu menderita karena sebuah kesalahan yang terjadi di masa lalu." Ia mena
. Ia merasa Satria adalah orang yang ia cari selama ini.
"Aku akan mencoba untuk mencar
na?" tan
ari tahu siapa yang meminjamkan uang pada kakekmu. Jika ki
. "Baiklah. Tapi
Aku akan. Aku akan
n Arkana, ia memikirkan tawaran Satria. Ia tahu, ia har
ristirahat. Rania dan Satria terus menjenguknya, membacakan buku, dan berbicara dengannya. Di tengah semua it
terkejut. "Aku tidak per
Satria. "Dia yang meminjamkan uang pada kakekmu. Dan dia
kata itu, Rania
ekmu, tetapi Pramono menolaknya. Ia ingin mengambil ali
k tahu harus merasakan apa. Ia merasa be
na aku?" tanya Rania,
nnya. "Ini bukan salahmu. Ini adalah salah Pra
u lakukan?" tanya
ekmu," jawab Satria. "Dan aku
kata-kata Satria. Ia tidak ingin Satria terlibat
angan lakukan itu. Aku t
suaranya tegas. "Aku akan meli
awaran Arkana, ia memikirkan tawaran Satria. Ia tahu, ia tida
sebuah keputusan. Ia menghubun
awaranmu," kata Rani
puas. "Bagus. Aku ta
ta Rania. "Aku ingin kau memba
Arkana. "Aku ak
lagi berhubungan dengan
ang. "Aku tidak bi
Rania. "Aku tidak akan hidup dalam kebohonga
, matanya penuh dengan amarah. "
Rania. "Aku akan
atanya. "Baik. Aku akan mengakhiri hubunganku dengannya. Tapi kau harus
an. Ia telah terjebak dalam sebuah permainan yang rumit. N
tidak bisa," katanya. "Aku tidak bisa membiarkanm
nia
akan kembali ke Arkana. Aku akan mengakhiri pern
Rania, matanya penuh dengan
air matanya mengalir. "Ini adalah satu-s
i pelukannya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya b
, ia telah kehilangan dirinya. Ia telah kehilangan kebahagiaannya. Namun, ia tidak bisa menyerah. Ia harus kuat, demi kakeknya. Dan ia tahu, di b
nya. Ada rahasia masa lalu yang harus ia pecahkan. Dan ia