icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kau Pilih Dia Saat Aku Mengandung Anakmu

Bab 4 apartemen kecil

Jumlah Kata:1174    |    Dirilis Pada: 04/08/2025

t Dimas membuat suasana rumah begitu hidup. Dimas telah terbiasa bangun lebih dulu, menyiapka

bertanya dengan suara serak,

iat dalam bedong. "Iya, kayaknya dia lapar. Tapi ten

ap. Hari ini aku meeting pertama langsung di k

amu pasti bisa. Tapi ja

ol rapi, dan wajahnya ia poles tipis. Tapi ada keraguan di matanya. Sudah hampir satu tahun ia ti

elukan Dimas, ia sadar: ia tidak boleh mundur. Bukan hanya un

ta digital dengan nama besar. Ia dulu bekerja sebagai editor konten kesehatan, dan

ut dengan tepuk tangan

Welcome back, Mbak Sarah!"

kasih. Rasanya gugup ba

Sekarang kamu bisa kasih insight langsung soa

artikel, jadwal wawancara, dan ide konten untuk bulan depan. N

kerja. Aku dengar kamu kembali ke

tidak disimpan. Tapi pesan

kemudian, pes

ilang aku juga sedang melamar jadi kontributor lepas di si

a perutnya

. Ia masih menyimpan amarah yang belum selesai. Tapi ad

nya Dimas saat mereka duduk

tersenyum. "Capek, tapi se

pa

Katanya dia melamar jadi

atanya langsung

cuma ngabarin aja. Tapi kenapa s

r. Tapi kalau kamu gak nyaman, kamu bisa bicar

dia terus muncul. Seolah semua kesalahan bisa

raih tan

u bisa telepon dia.

u lagi. Ini soal aku. Luka ini bukan kamu yan

utor baru yang akan menulis kolom "Catatan Perempuan Perantau." Ia mengenakan blazer krem dan celana hitam, rambutn

sepersekian detik, tapi cuku

engar nama saya. Saya ingin menulis dari perspektif p

n tertawa sinis. Bangkit? Dari

Sarah di pantry. Ia berdiri b

ku gak datang ke sini buat ganggu kamu.

oleh deng

asa lalu yang kamu hancurkan. Ada banyak kantor media lain di Jakarta. T

iapa buat minta dimaafkan. Tapi aku akan jaga jarak. Aku cu

erutang pembuktian pada aku. Tapi ak

eperti ia akhirnya bisa meninggalk

arah tahu ia telah kuat, tapi kehadiran Citra mem

il di kamar. Jurnalnya terb

arkan masa lalu mengatur masa depan. Aku tidak akan keluar dari pekerjaan

teh hangat. "Masih

gi mikirin soal aku sendiri. Mungkin ini

Sarah dan Citra tidak pernah berinteraksi langs

ulisannya ya. Tapi katanya dia

b singkat, "Dulu. S

, ia tahu: keberadaan Citra adalah batu uji. Buk

dah sembuh? Atau hanya m

durkan Alya, Dimas duduk di tepi ra

u aku pernah bikin kamu lemah, tapi kamu sekar

u gak berhenti bangkit. Aku sadar sekarang, bahwa aku gak bisa kendalikan siap

berdoa setiap hari supaya

ening Alya yang

ng sama seperti dulu. Dan tak peduli siapa yan

gunduran diri. Tanpa drama. Tanpa perpisahan besar. I

a-Sarah, Dimas, dan Citra-tertawa di sebuah pan

ernah jadi bagian dari kisahmu, meski dengan cara yang salah. Ter

oto itu. Tak ada ta

a satu kalima

sa lalu. Dan aku siap menyam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Aku cuma butuh kamu2 Bab 2 Hening3 Bab 3 di dalam ruang tunggu klinik4 Bab 4 apartemen kecil5 Bab 5 pengunduran diri6 Bab 6 ketika satu masalah beres7 Bab 7 Senin pagi8 Bab 8 kado kecil berbungkus rapi9 Bab 9 rumah terasa sepi10 Bab 10 Suasana pagi di rumah kecil11 Bab 11 rasa kagum dan takut12 Bab 12 Sarah baru saja selesai menyiapkan sarapan13 Bab 13 Sarah kembali dari Yogyakarta14 Bab 14 tangan kanan Sarah15 Bab 15 perasaan campur aduk16 Bab 16 tanggung jawab17 Bab 17 membawa teman-temannya18 Bab 18 kepalanya pening19 Bab 19 Matanya sembab20 Bab 20 Sarah duduk di bangku taman21 Bab 21 rumah kontrakan22 Bab 22 Ada damai di hatinya23 Bab 23 memandang Arvino24 Bab 24 Pertemuan dengan Citra25 Bab 25 tertidur pulas dalam gendongannya26 Bab 26 rahasia apa yang disembunyikan27 Bab 27 penuh ketidakpastian28 Bab 28 membuatnya sadar29 Bab 29 Kamu pasti merindukan Ayahmu30 Bab 30 Sarah tidak berniat menyapanya31 Bab 31 membangunkan Dimas32 Bab 32 Hari ini Dimas akan datang33 Bab 33 deru motor anak sekolah34 Bab 34 Dokter Ega muncul35 Bab 35 ada keteguhan36 Bab 36 Suara dering telepon37 Bab 37 memeluk perut yang makin membesar38 Bab 38 Aira yang tertidur di pangkuannya39 Bab 39 Aku hanya ingin cucuku bahagia40 Bab 40 Rumah kecil berhalaman bunga41 Bab 41 cabang kedua42 Bab 42 ketertarikan43 Bab 43 Sarah menyandarkan tubuhnya44 Bab 44 Di sudut ruangan45 Bab 45 Tentang Papa46 Bab 46 aku harus segera ke kantor47 Bab 47 hamil di desa48 Bab 48 semangatnya tetap menyala49 Bab 49 presentasi50 Bab 50 kekhawatiran51 Bab 51 perasaan lega52 Bab 52 hari penting53 Bab 53 rasa optimis54 Bab 54 Kamu kelihatan semangat