Kau Pilih Dia Saat Aku Mengandung Anakmu
t Dimas membuat suasana rumah begitu hidup. Dimas telah terbiasa bangun lebih dulu, menyiapka
bertanya dengan suara serak,
iat dalam bedong. "Iya, kayaknya dia lapar. Tapi ten
ap. Hari ini aku meeting pertama langsung di k
amu pasti bisa. Tapi ja
ol rapi, dan wajahnya ia poles tipis. Tapi ada keraguan di matanya. Sudah hampir satu tahun ia ti
elukan Dimas, ia sadar: ia tidak boleh mundur. Bukan hanya un
ta digital dengan nama besar. Ia dulu bekerja sebagai editor konten kesehatan, dan
ut dengan tepuk tangan
Welcome back, Mbak Sarah!"
kasih. Rasanya gugup ba
Sekarang kamu bisa kasih insight langsung soa
artikel, jadwal wawancara, dan ide konten untuk bulan depan. N
kerja. Aku dengar kamu kembali ke
tidak disimpan. Tapi pesan
kemudian, pes
ilang aku juga sedang melamar jadi kontributor lepas di si
a perutnya
. Ia masih menyimpan amarah yang belum selesai. Tapi ad
nya Dimas saat mereka duduk
tersenyum. "Capek, tapi se
pa
Katanya dia melamar jadi
atanya langsung
cuma ngabarin aja. Tapi kenapa s
r. Tapi kalau kamu gak nyaman, kamu bisa bicar
dia terus muncul. Seolah semua kesalahan bisa
raih tan
u bisa telepon dia.
u lagi. Ini soal aku. Luka ini bukan kamu yan
utor baru yang akan menulis kolom "Catatan Perempuan Perantau." Ia mengenakan blazer krem dan celana hitam, rambutn
sepersekian detik, tapi cuku
engar nama saya. Saya ingin menulis dari perspektif p
n tertawa sinis. Bangkit? Dari
Sarah di pantry. Ia berdiri b
ku gak datang ke sini buat ganggu kamu.
oleh deng
asa lalu yang kamu hancurkan. Ada banyak kantor media lain di Jakarta. T
iapa buat minta dimaafkan. Tapi aku akan jaga jarak. Aku cu
erutang pembuktian pada aku. Tapi ak
eperti ia akhirnya bisa meninggalk
arah tahu ia telah kuat, tapi kehadiran Citra mem
il di kamar. Jurnalnya terb
arkan masa lalu mengatur masa depan. Aku tidak akan keluar dari pekerjaan
teh hangat. "Masih
gi mikirin soal aku sendiri. Mungkin ini
Sarah dan Citra tidak pernah berinteraksi langs
ulisannya ya. Tapi katanya dia
b singkat, "Dulu. S
, ia tahu: keberadaan Citra adalah batu uji. Buk
dah sembuh? Atau hanya m
durkan Alya, Dimas duduk di tepi ra
u aku pernah bikin kamu lemah, tapi kamu sekar
u gak berhenti bangkit. Aku sadar sekarang, bahwa aku gak bisa kendalikan siap
berdoa setiap hari supaya
ening Alya yang
ng sama seperti dulu. Dan tak peduli siapa yan
gunduran diri. Tanpa drama. Tanpa perpisahan besar. I
a-Sarah, Dimas, dan Citra-tertawa di sebuah pan
ernah jadi bagian dari kisahmu, meski dengan cara yang salah. Ter
oto itu. Tak ada ta
a satu kalima
sa lalu. Dan aku siap menyam