icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kau Hancurkan Lipstikku

Bab 5 Hari Minggu itu seharusnya menjadi hari istirahat

Jumlah Kata:951    |    Dirilis Pada: 03/08/2025

asan. Suaminya, Rama, sudah mengenakan kemeja putih dan celana kain sejak pukul tujuh. Rambutnya d

u ke mana?" tanya Luna s

ana. Tapi... ada

ingkan mat

apan. "Ibu dan Ayah.

gkir berhenti di tengah jalan. Teh di dalamnya

oal... kejadian beb

uma bilang kita s

ibumu nggak pernah

"Aku tahu. Tapi mereka tetap orang tua

panjang dan berdiri dari sofa. "Baik. Kalau

an Orang

Bu Rani, ibunda Rama, mengenakan baju batik motif biru gelap, rambutnya disanggul rap

ikum," ucap m

am, silakan ma

duduk di ruang tamu. Rama langsung keluar

bar, Bu

kan itu yang jadi alasan kami k

u: ini bukan kunj

pan yan

ama hingga percak

angannya tajam ke arah Luna. "Apa benar Luna sempat beli barang

Rama langsung

olong

tahu dari Luna langsun

Tapi itu bukan barang mewah. Dan saya... tidak 'berkontak' dengan pria mana pun secara tid

ta ke suamimu soal it

u tidak perlu. Tapi s

ami tidak berniat mencampuri urusan rumah tangga kalian.

," sahut Luna. "Tapi saya juga manusia. Sa

ya, sejak menikah, Rama makin jauh dari kami. Kamu tarik dia dari ke

lahkan Luna sendirian. Masalah kami adalah karena kami berdua. Buk

kejut. Ia memandang

la dia s

ku cinta Luna, Bu. Dan kami seda

matanya mulai

lan. "Cukup untuk hari ini. Kita tida

Kepergia

tua Rama pulang. Luna duduk di dapur, menggenggam

dapur dan dudu

katany

mu nggak perlu minta

nggak akan biarkan dia merusak

harus terus dicurigai. Dituduh. Diperlaku

Aku janji. Tapi kamu

lau begitu... kita jaga satu sa

or – Uj

i biasanya. Arman nyaris tidak bicara padanya seperti biasanya. Bahk

Luna memberanikan diri

.. ada wakt

ri balik layar m

seperti meng

ari kursinya dan menutup pintu rua

butuh ja

nap

at. Dan aku nggak mau jadi orang yang merusak

pernah menyangka Arman

rempuan hebat. Tapi itu bukan alasan

ih sudah jujur. Dan maaf kalau keh

dak pernah. Kamu nyaman. D

– Keput

anya pada Rama. Tentang Arman. T

garkan tanp

a," ucapnya akhirnya.

terse

ghadapi apa pun setelah ini. Termasuk

asang badan

"Dan aku akan berdiri di belakangm

am. Dari orang lain dan dari diri mereka sendiri. Tapi malam itu, di dala

semua luka

semua masalah

apuh, masih cukup kuat unt

sekian lama, Luna tidur dalam pe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Lipstik dan Harga Diri2 Bab 2 mengingatkan suaminya3 Bab 3 Minggu pagi biasanya menjadi waktu yang ditunggu Luna dan Rama4 Bab 4 Ruang Hati5 Bab 5 Hari Minggu itu seharusnya menjadi hari istirahat6 Bab 6 perut yang terasa mual7 Bab 7 melihat Luna berdiri di dapur8 Bab 8 ketakutan9 Bab 9 halaman rumah kontrakan10 Bab 10 memasuki bulan ke sembilan11 Bab 11 Tiga bulan telah berlalu sejak kepergian Sinta12 Bab 12 kehidupan tidak selamanya datar13 Bab 13 Salah satu staf mendekatinya14 Bab 14 Suasana rumah terasa lebih hidup sejak Rama pulang15 Bab 15 kuliahnya berjalan lancar16 Bab 16 Luna membuka toko lebih awal17 Bab 17 keluarga kecilnya18 Bab 18 semangat saat rapat19 Bab 19 sekolah Rayan mulai menunjukkan penerimaan20 Bab 20 kotak besar21 Bab 21 Bukan karena kenalan Mama22 Bab 22 kunjungan kerja23 Bab 23 Pemulihannya24 Bab 24 kantuk masih jauh dari matanya25 Bab 25 Wartawan silih berganti26 Bab 26 Setiap detik bersama27 Bab 27 Suara klik kamera28 Bab 28 selesaikan semuanya29 Bab 29 bersembunyi30 Bab 30 Kaki Luna gemetar31 Bab 31 Di seberang meja32 Bab 32 Kamu yakin33 Bab 33 pikirannya mengembara34 Bab 34 melainkan rumah megah tiga lantai35 Bab 35 Satu per satu nama terbuka36 Bab 36 Kita harus terus periksa37 Bab 37 menunggu sesuatu yang besar terjadi38 Bab 38 membayangi39 Bab 39 Mereka lagi berusaha40 Bab 40 Luna terduduk lemas41 Bab 41 kebohongan terbesar42 Bab 42 Luna dengan headline43 Bab 43 Ruangan44 Bab 44 rapat rahasia45 Bab 45 perjuangannya46 Bab 46 ruang tahanan47 Bab 47 fisik yang lelah48 Bab 48 Luna terbangun oleh suara49 Bab 49 Di belakangnya50 Bab 50 semangatnya51 Bab 51 menghangatkan52 Bab 52 saksi dari kalangan