icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kau Hancurkan Lipstikku

Bab 3 Minggu pagi biasanya menjadi waktu yang ditunggu Luna dan Rama

Jumlah Kata:928    |    Dirilis Pada: 03/08/2025

a bisa menikmati sarapan bersama, nonton serial kesukaan, atau sekadar bersantai di balkon. Tap

ua minggu sejak insiden lipstik itu, hubungan mereka membaik-lebih lembut, lebih komunikat

m atau cappuccino?" tan

gula," jawab Ram

ir kopi. Saat ia berjalan ke arah suaminya, po

dari: Nia (

ya berdetak sedikit lebih cepat. Bukan ka

i

lu Rama. Wanita yang pernah hampir dinik

r di meja dengan tenang

lan ya," katanya, men

Rama terse

i meja. Layar sudah mati, tapi nama

omunikasi sama Nia?

ejut. "Hah? Dari

lmu nyala. Ada

menarik napas panjang. "Dia cuma nanya kabar. Ka

kamu

ponselnya kembali. "Tapi

utkan kenin

an aku nggak mau kamu curiga cuma karena

kejujuran Rama. Tapi tetap

ng

makanan. Luna diam di rumah, mencoba fokus pada pekerjaannya

enanggapi pesan itu-tenang, terbuka, bahkan terlalu tenang-yang membuatn

itulah yan

nsel Luna bergetar. Sebuah pesa

e depan jalan Ahmad Yani. Sama cewek.

eketika. Ia meletakkan setrik

k. Cewek se

ulit putih, bajunya for

esak. Ia tahu sia

i

ri – Ko

n. Seolah semuanya biasa. Ia bahkan semp

Nia?" tanya Luna tanpa basa-b

terhenti. "O

kantorku lihat kalian di cafe.

ong. Memang tadi aku ketemu dia. Dia ngajak ngobrol soal proyek barunya. Dia lagi buka

gak penting buat c

takut kamu s

sar, coret wajahku, bilang aku nggak bisa diajak kerja sama. Tapi kamu? Ketemu mant

sempurna, Luna. Tapi aku nggak ngapa-ngapain.

merasa haru

h ninggalin dia. Aku m

amu pikir menikahi a

itu maks

rasa bersalah. Aku istri kamu. Bu

yang

i. Ia memandangi jalanan basah di depan rumah,

a minggu lalu mereka saling mendekap. Sekara

belakangnya,

nya sambil menyampirkan

inan di hati, Ra,

sampingnya. La

kita baik-ba

nyimpen masa lalu

a. Tapi aku milih kamu. Setiap hari. Bahkan hari

men

g kamu pilih, buktikan.

Berik

esan terakhir, menjelaskan bahwa ia ingin menjaga rum

upku bersama istriku. Dan aku ingin fokus di sana. M

layar ponsel Rama saat R

inya setelah hari itu

wan abu-abu. Sama seperti hubungan mereka. Tak s

itu ke dalam kotaknya. Kali ini, bukan karena ia dilarang, tapi ka

Dan keberanian untuk mencintai... meski ba

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Lipstik dan Harga Diri2 Bab 2 mengingatkan suaminya3 Bab 3 Minggu pagi biasanya menjadi waktu yang ditunggu Luna dan Rama4 Bab 4 Ruang Hati5 Bab 5 Hari Minggu itu seharusnya menjadi hari istirahat6 Bab 6 perut yang terasa mual7 Bab 7 melihat Luna berdiri di dapur8 Bab 8 ketakutan9 Bab 9 halaman rumah kontrakan10 Bab 10 memasuki bulan ke sembilan11 Bab 11 Tiga bulan telah berlalu sejak kepergian Sinta12 Bab 12 kehidupan tidak selamanya datar13 Bab 13 Salah satu staf mendekatinya14 Bab 14 Suasana rumah terasa lebih hidup sejak Rama pulang15 Bab 15 kuliahnya berjalan lancar16 Bab 16 Luna membuka toko lebih awal17 Bab 17 keluarga kecilnya18 Bab 18 semangat saat rapat19 Bab 19 sekolah Rayan mulai menunjukkan penerimaan20 Bab 20 kotak besar21 Bab 21 Bukan karena kenalan Mama22 Bab 22 kunjungan kerja23 Bab 23 Pemulihannya24 Bab 24 kantuk masih jauh dari matanya25 Bab 25 Wartawan silih berganti26 Bab 26 Setiap detik bersama27 Bab 27 Suara klik kamera28 Bab 28 selesaikan semuanya29 Bab 29 bersembunyi30 Bab 30 Kaki Luna gemetar31 Bab 31 Di seberang meja32 Bab 32 Kamu yakin33 Bab 33 pikirannya mengembara34 Bab 34 melainkan rumah megah tiga lantai35 Bab 35 Satu per satu nama terbuka36 Bab 36 Kita harus terus periksa37 Bab 37 menunggu sesuatu yang besar terjadi38 Bab 38 membayangi39 Bab 39 Mereka lagi berusaha40 Bab 40 Luna terduduk lemas41 Bab 41 kebohongan terbesar42 Bab 42 Luna dengan headline43 Bab 43 Ruangan44 Bab 44 rapat rahasia45 Bab 45 perjuangannya46 Bab 46 ruang tahanan47 Bab 47 fisik yang lelah48 Bab 48 Luna terbangun oleh suara49 Bab 49 Di belakangnya50 Bab 50 semangatnya51 Bab 51 menghangatkan52 Bab 52 saksi dari kalangan