icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kau Hancurkan Lipstikku

Bab 4 Ruang Hati

Jumlah Kata:987    |    Dirilis Pada: 03/08/2025

an usaha suaminya untuk berubah-ia lebih hadir, lebih terbuka, dan lebih lemb

gat seperti dulu. Tapi kadang, kenangan tentang Nia datang tiba-t

embali, apakah Ram

Kan

ba fokus menyelesaikan laporan keuang

lukan ringan, cepat, tapi cukup untuk membuat Luna sedikit tenang.

annya. Lelaki berusia sekitar tiga puluh lima tahun, tinggi, berkacamata, dan selalu rapi.

ulang

Laporan ini baru setengah

ngerti, kadang kita semua punya hari di ma

um kecil. "T

a. Jangan maksa. Saya nggak mau l

p, M

. Ia mengakui-Arman berbeda. Bukan tipe yang suka menggoda, bukan pula pria

an

kan di pantry kantor. Ia membawa bekal sendiri

n, Arman masuk. Ia jug

a bawa bekal," celetuknya samb

kecil. "Say

etap kelihatan mewah," uj

k yakin harus men

?" tanya Arman tiba-t

awab Lun

"Saya juga dulu pe

natapny

karang dia tinggal sama ibunya. Say

.. m

mai sama masa lalu. Kadang..

ing rapuh di hatinya. Ia memikirkan rumah, Rama

inta ngga

an Bayan

elihat Rama tertidur di sofa, masih mengenakan baju kerja. Di atas meja ad

duk di sisi sofa. Ia mengusap rambut Rama pel

udah p

ya

sih hang

di kantor aku makan s

atapnya.

an. Duda. Anaknya

nyum tipis

cinta nggak cukup buat

ter

. "Menurut kamu... ci

ing jaga, cukup. Tapi kalau kita nunggu yang lain

ya di

romantis, tapi ada kenyamanan baru di antara mereka. Arman sering mampir

sara

lupa ist

kamu nggak bisa sen

cil di hati Luna yang dulu kosong. Ruang yang dulu hanya berisi

ras, Arman menawarkan unt

t kena hujan. Aku bawa

pi akhirnya menganggu

bicara. Tapi suasana terasa aneh.

elan, "Kamu perempuan yang kuat, Luna. Ta

R

karena ia ingin menyembunyikan, tapi karena ia bingung-apakah i

nyum sambil mengetik di ponsel. Bukan s

chat siapa?

sejenak. "T

rm

. Dia tadi anterin ak

lam matanya yang berubah. Kecurigaan. Atau

r Mi

ertama kali kencan. Ia membawa termos teh hangat dan dua kota

tempat ini?"

t kamu nyatain ci

ersebelahan. H

ini kamu dekat sama Ar

ak men

kamu mungkin n

nganggu

asih mau belajar jadi tempat kamu pulang. Tapi k

an di pipi Luna. Ia m

utuh tahu kamu masih lihat aku. Sebagai Luna. Bukan sek

gusap ai

k mikirin aturan, sampa

gi sering membalas. Ia memilih kembali memeluk luka dan harapannya sendiri-da

, Luna melihat

i, ia t

arena l

karena

rena ia

ahu siapa yang ing

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Lipstik dan Harga Diri2 Bab 2 mengingatkan suaminya3 Bab 3 Minggu pagi biasanya menjadi waktu yang ditunggu Luna dan Rama4 Bab 4 Ruang Hati5 Bab 5 Hari Minggu itu seharusnya menjadi hari istirahat6 Bab 6 perut yang terasa mual7 Bab 7 melihat Luna berdiri di dapur8 Bab 8 ketakutan9 Bab 9 halaman rumah kontrakan10 Bab 10 memasuki bulan ke sembilan11 Bab 11 Tiga bulan telah berlalu sejak kepergian Sinta12 Bab 12 kehidupan tidak selamanya datar13 Bab 13 Salah satu staf mendekatinya14 Bab 14 Suasana rumah terasa lebih hidup sejak Rama pulang15 Bab 15 kuliahnya berjalan lancar16 Bab 16 Luna membuka toko lebih awal17 Bab 17 keluarga kecilnya18 Bab 18 semangat saat rapat19 Bab 19 sekolah Rayan mulai menunjukkan penerimaan20 Bab 20 kotak besar21 Bab 21 Bukan karena kenalan Mama22 Bab 22 kunjungan kerja23 Bab 23 Pemulihannya24 Bab 24 kantuk masih jauh dari matanya25 Bab 25 Wartawan silih berganti26 Bab 26 Setiap detik bersama27 Bab 27 Suara klik kamera28 Bab 28 selesaikan semuanya29 Bab 29 bersembunyi30 Bab 30 Kaki Luna gemetar31 Bab 31 Di seberang meja32 Bab 32 Kamu yakin33 Bab 33 pikirannya mengembara34 Bab 34 melainkan rumah megah tiga lantai35 Bab 35 Satu per satu nama terbuka36 Bab 36 Kita harus terus periksa37 Bab 37 menunggu sesuatu yang besar terjadi38 Bab 38 membayangi39 Bab 39 Mereka lagi berusaha40 Bab 40 Luna terduduk lemas41 Bab 41 kebohongan terbesar42 Bab 42 Luna dengan headline43 Bab 43 Ruangan44 Bab 44 rapat rahasia45 Bab 45 perjuangannya46 Bab 46 ruang tahanan47 Bab 47 fisik yang lelah48 Bab 48 Luna terbangun oleh suara49 Bab 49 Di belakangnya50 Bab 50 semangatnya51 Bab 51 menghangatkan52 Bab 52 saksi dari kalangan