Kau Hancurkan Lipstikku
an usaha suaminya untuk berubah-ia lebih hadir, lebih terbuka, dan lebih lemb
gat seperti dulu. Tapi kadang, kenangan tentang Nia datang tiba-t
embali, apakah Ram
Kan
ba fokus menyelesaikan laporan keuang
lukan ringan, cepat, tapi cukup untuk membuat Luna sedikit tenang.
annya. Lelaki berusia sekitar tiga puluh lima tahun, tinggi, berkacamata, dan selalu rapi.
ulang
Laporan ini baru setengah
ngerti, kadang kita semua punya hari di ma
um kecil. "T
a. Jangan maksa. Saya nggak mau l
p, M
. Ia mengakui-Arman berbeda. Bukan tipe yang suka menggoda, bukan pula pria
an
kan di pantry kantor. Ia membawa bekal sendiri
n, Arman masuk. Ia jug
a bawa bekal," celetuknya samb
kecil. "Say
etap kelihatan mewah," uj
k yakin harus men
?" tanya Arman tiba-t
awab Lun
"Saya juga dulu pe
natapny
karang dia tinggal sama ibunya. Say
.. m
mai sama masa lalu. Kadang..
ing rapuh di hatinya. Ia memikirkan rumah, Rama
inta ngga
an Bayan
elihat Rama tertidur di sofa, masih mengenakan baju kerja. Di atas meja ad
duk di sisi sofa. Ia mengusap rambut Rama pel
udah p
ya
sih hang
di kantor aku makan s
atapnya.
an. Duda. Anaknya
nyum tipis
cinta nggak cukup buat
ter
. "Menurut kamu... ci
ing jaga, cukup. Tapi kalau kita nunggu yang lain
ya di
romantis, tapi ada kenyamanan baru di antara mereka. Arman sering mampir
sara
lupa ist
kamu nggak bisa sen
cil di hati Luna yang dulu kosong. Ruang yang dulu hanya berisi
ras, Arman menawarkan unt
t kena hujan. Aku bawa
pi akhirnya menganggu
bicara. Tapi suasana terasa aneh.
elan, "Kamu perempuan yang kuat, Luna. Ta
R
karena ia ingin menyembunyikan, tapi karena ia bingung-apakah i
nyum sambil mengetik di ponsel. Bukan s
chat siapa?
sejenak. "T
rm
. Dia tadi anterin ak
lam matanya yang berubah. Kecurigaan. Atau
r Mi
ertama kali kencan. Ia membawa termos teh hangat dan dua kota
tempat ini?"
t kamu nyatain ci
ersebelahan. H
ini kamu dekat sama Ar
ak men
kamu mungkin n
nganggu
asih mau belajar jadi tempat kamu pulang. Tapi k
an di pipi Luna. Ia m
utuh tahu kamu masih lihat aku. Sebagai Luna. Bukan sek
gusap ai
k mikirin aturan, sampa
gi sering membalas. Ia memilih kembali memeluk luka dan harapannya sendiri-da
, Luna melihat
i, ia t
arena l
karena
rena ia
ahu siapa yang ing