Hasrat Sang Guru
ya mengajar. Kaos beserta celana pendeknya masih terlipat rapi dan tergeletak di atas meja. Matras yoganya juga
belum siap. Vidwan tidak peduli dengan pandangan penuh tanya seluruh peserta yang hadir. Banyak dari anggota
h pada Grisse tadi. Secara terang-terangan Vidwan meminta Grisse menginap. Ia berdalih bahwa beberapa koleksinya adalah buku-buku langka yang sudah tidak ada di toko buku. Bahkan di perpustakaan universitas termasuk dalam ko
ng tidak keberatan untuk meminjamkan buku-bukuku, Gri
mpang menyesal sambil berh
Grisse datang ke apartemennya sehingga ia bisa melancarkan aksinya. Vidwan sadar bahwa ia tak ubahnya seperti predator lapar yang kuran
Grace, mahasiswi yang ditunjuknya menjadi man
akan kita mulai lima menit lagi. Pandulah orang
takan Vidwan. Setelah mengangguk, Grace k
ilkan dari pintu kaca yang dibuka perlahan. Vidwan langsung menoleh. Dan seketika wajahnya semrin
, I am
ai
dua kali gadis itu terlambat hadir. Terlintas dalam benak V
isse dengan pertanyaan yang sudah pasti tujuannya untuk menyindir. Gris
s sehingga aku pergi u
Tanya Grace lagi.
ma kartu anggota klub." Grace terlihat kesal. Grisse mengerjap mende
lalu ketus pada semua orang. Seandainya Vidwan punya pilihan lain, tentu ia tidak akan menunjuk Grace sebagai manajer klub. Sebagai manajer klub seharusnya ia tidak bersi
orang latihan hari ini. Ak
sse mengikutinya. Mereka menuju sebuah ruangan y
, Vidwan mengubah posisi kursi lainnya menjadi berhadapan dengan Grisse. Vidwan sengaja memberi sedikit j
ndurkan kursinya, namun gerakannya seketika terhenti. G
Vidwan segera beranjak sambil menatap Grisse cemas. Tang
nap
an saya k
. Ia kemudian ikut duduk dengan menghadap Grisse. Perlahan Vidwan menyentuh kaki kanan Gris
is. Vidwan duduk bersila. Ia mengangkat ka
menurunkan kakinya. Sialnya, rasa sakit meny
il Grisse sa
aya tida
tidak sopan. Kamu kesak
pak kaki Grisse. Grisse merasa otot kakinya seperti ditarik, tapi ia tidak merasakan sakit. Justru rasa nyaman
tangan Grisse setelah gadis itu mengangguk. Vidwan kemudian meraba betis Grisse. Ja
ika bagian yang sakit ditekan Vidwan. Jemari Vidwan kemudian kembali meraba kaki Grisse. Kali ini sentuhannya berg
ha Grisse. Grisse bergerak kikuk karena sebuah rasa asing m
dwan menatap
da apa-a
ihat tida
rasa asing tersebut. Vidwan berusaha menahan s
ak untuk mengemasi beberapa benda miliknya. Setelahnya,
udah mampu berjalan atau aku mint
an atas tubuhnya. Tangan Vidwan yang terselip di antara dada bagian samping dan lengan Grisse tanpa s
Vidwan melepaskan tangannya dari dada Gr
klum. Ia tidak mungkin mencurigai Vidwan
nunjukkan bahwa ia sudah membaik, namun Vidwan menolak
watmu." Kalimat Vidwan lebih terdengar se
gu-ragu Grisse bertanya. Sesekali ia melirik Vidwan yan
u." Vidwan menatap Gr
dalam benakmu maka jawabannya karena aku ing
*