Tears
car dari segala gerak gerik penuh spontanitas mereka. Ia dulu juga pernah seperti mereka. Energik dengan bersemangat berapi-api demi untu
harmonis dan bahagia. Dan itu semua terjadi sebelum ada satu kejadian yang menjungkir balikkan semuanya. Pemikiran naif dan jiwa idealiasnya meradang saat ia mengetahui fa
anya ternyata gagal moved on dari Tante Aimee, mommynya Lily. Ditambah dengan kenyataan bahwa papanya bahkan sudah mempunyai seorang anak sebelum menika
ak, yang berlanjut dengan memukuli orang, ternyata bisa sedikit memuaskan rasa kecewanya. Ia mendapat pelampiasan dengan cara bertarung. Tahun demi tahun berlalu. Dirinya yan
an lagi. Prinsipnya hanya satu. Ia tidak takut mati. Makanya ia sulit untuk dikalahkan. Ia hanya pernah sekali kalah dengan Tega
obat-obatan psikotropika untuk mendongkrak kepercayaan dirinya. Papanya pun mulai kecanduan. Papanya mendapatkan kebahagian semu dari halusinasi yang dihasilkan dari obat-obatan terlarang itu. Kesadaran papanya makin lama makin hilang. Hingga pada akhirny
rimkannya secara continue pada mamanya. Batin mamanya yang memang sudah rapuh, akhirnya
g malam seperti kuda, demi memulihkan perusahaan dan membuatnya tetap berjaya. Hasilnya tidak sia-sia. Perusahaanya makin berkibar namun sedikit sisa kebaikan dan kemanusian
h yang akan membayar, apabila Celine ingkar dari kewajiban atau meninggal dunia. Celine bahkan melampirkan akta kelahiran Ibell sebagai
i saat itu, saat di mana Ibell menabraknya di kampus. Dirinya langsung tahu bahwa Issabelle adalah putri Celine, hanya dengan sekali tatap. Wajah mereka berdua bagaikan pinang dibelah dua.
buat skor 1-1, persis sama dengan apa yang telah ibumu lakukan terh
*
berdiri. Kemeja putihnya juga sudah mulai basah oleh tempias air hujan. Ibell semakin memepetkan tubuh pada dinding halte. Lumayan.
pendendam. Ia sadar, bahwa dia tidak bisa memaksa setiap orang menyukainya. Terlebih lagi
emandang wajah Galaksi. Ini adalah salah satu ciri-ciri bahwa dirinya
h mendengar percakapan laknat mereka semua di ruang Himpunan tadi. Sebenarnya ia tidak ingin berbicara sadis begitu. Hanya saja ia gengsi kalau tidak menunjukkan determinasinya pada teman-temannya. Sejak tahu bahwa Ibell itu adalah p
am tak bergeming, walaupun Galaksi terus saja membujuk dan mengajaknya berbicara. Mode arcanya sedang on. Ibell menganggap bahwa Galaksi itu adalah makhluk tak kasat mata. Kal
benar-benar akan melewati rumahnya. Ibell melirik pergelangan tangannya. Sudah pukul 06.45 WIB. Keadaan di halte ini sangat sepi. Hanya menyisakan dirinya seorang saja. Ibell berjalan lebih keujung jalan yang sedikit lebih t
erpindah dari pinggangnya kearah kepala. Benda logam itu ternyata adalah sebuah pistol. Ibell kemudian dimasukkan paksa ke dalam mobil. Dan du
dah dikuas
......
n membawanya langsun
.......
i aman,
jalan. Singa sudah
melayang sia-sia. Saat rasa gemetar di sekujur tubuhnya mulai tidak terkendali, ia pun mencoba mempraktekan tehnik self h
Semua akan baik-baik saja.
k jantungnya mulai melambat dan berangsur-angsur normal, diikuti dengan reaksi tubuh
run
eka berhenti. Seseorang mengetuk pintu dua kali, sebelum akhirnya Ibell didorong masuk ke sebuah ruangan dengan temperatur membekukan. Ia kemudi
ali pintuny
gar suara dingin dan datar ini. Suar
lutnya. Ibel mengerjap-ngerjapkan mata. Mencoba membiasakan matanya dari cahaya t
yata yang menculiknya adalah
Tuanmu yang baru. Ingin memberi salam perke
!!" Ibel
m? Membuat saya merasa ingin muntah saja!" sembur Ib
h Ibell dengan wajahnya sendiri hingga tidak berjarak. Hidung mancung mereka saat ini sudah sa
usia kam
n belas
berciuman, petite
mulai belajar saling memuaskan, sayang," bisik
u kali ini,
aksi bahkan sampai menunggu di ujung gang, saking tidak sabarnya menunggu putri ompongnya pulang. Tadi Ibell lebih
ngan yang seharusnya ia antar ke kafe-kafe pun, akhirnya
ng ada di m
yang telah menyakiti hati Ibell. Ibell bahkan sampai kehilangan kata-kata wa