Miss Lazy
Taruna Bangsa atau lebih dikenal kulkas berjalan lengkap
na laki-laki itu akan membawanya. Tapi respon yang didapat hanya tampang
kemana?" tanya Luna pada akhirnya. Dia
titah Barra mendorong bahu Luna pelan agar berjalan leb
Melangkah menyusuri koridor yang cukup sepi sebab ini mas
salah satu kebiasaannya sejak dulu yang tak pernah
a harus ma
ahunya acuh menanggapi pert
arak diantara keduanya untuk lebih dekat. Gadis itu tanpa canggung menatap dalam mata Barra, barangkali menemukan sesuatu h
nya mundur satu langkah. Ia tidak in
ng sebenarnya dengan tiba-tiba bersikap sok akrab sama gue kayak gini!
ngerti maksud pertanyaan Luna. Laki-
k baik. Tapi bisa gak sekalinya kita ketem
rah lain sekilas. "Gue gak negative thingking, g
santai, meredam dengan apik emosinya didepan Luna. Karena jika ia benar-b
n nyolot, sebisa mungkin Barra tetap terlihat dingin. Sejak dulu berhadap
ramah sama lo. Gue cuma nyampein pesan Pak Juan buat bawa lo. Udah itu kelar,
gkahnya dengan kedua tangan yang masih bersedakap di
anakan." b
ah hening dan canggung yang tiba-tiba hadir. Tapi memang pada dasarnya sepertinya Luna yang g
jemput lo ke kelas, apalagi manggil nam
e tonjok lo 2 tah
ia sedikit terkejut mengingat hal memalukan di
sampai detik ini gue lihat lo masih tetep kayak dulu. Pemalas, bodoh, lemot, tukang ngeluh, cerobo
n kedua kepalan tangannya yang seolah siap menyerang Barra. "Bisa-bisanya lo ngereme
a dalam perkataan tanpa tahu bagaimana nantinya. Barra masih tak menyang
sesali. Ah, Barra tak pernah
ulutnya ceplas-ceplos mengomentari sikap Barra yang menurutnya menjengkelkan, hal itu berhasil memancing Barra untuk berani menunjukkan dirinya yang seb
erdebatan yang kerap hadir setiap kali bertemu atau kecanggungan yang ikut mengambil tempat dalam diri masing-
ari itu keduanya tak dapat memahami satu sama lain. Barra yang beranggapan jika Lu
💤
angguk mengikuti temannya un
yang lalu, waktu yang tersisa rupanya masih banyak. Berbeda dengan siswa perempuan yang sudah ngibrit du
a. Yang ditanya mengedikan bahu namun tetap menjawa
tusnya sembari beranjak, dan te
rsama. Langka, jelas sangat langka. Barra sahabat baik Opet, tapi setahunya tidak dengan Luna. Bahkan gadis itu pe
a untuk menunggu. Opet semakin dibuat penasaran kala Luna hendak beranjak pergi, tanga
pa susahnya!" Barra menarik lenga
gadis itu mundur secara perlahan, tapi Barra tak akan membiarkan Luna pergi begitu saja
ngerang, meringis memegan
nurut!"
kemudian melepaskan tangannya dari rambut Luna. Gadis itu misuh-m
ir ini, lo kasih tau biar nge
nenek lampir, gue masih punya
ka dari lo! Masalah
? Enggak! Lo sendiri harusnya sa
rupsi milik Pak Juan yang entah kap
una dan Barra tib
tangan Luna dari hadapannya. Luna mengusap-usap tangann
pir ini. Tapi dianya yang malah cari masalah," aku B
jangan pangg
ngan Luna, membuat gadis
oleh kembali ke k
ninggalkan Luna yang masih kes
sini apa?" Opet bingung antara harus pergi b
lebih baik bicara sama kal
enatap Luna. "Lo buat salah apa Lun,
engedikkam bahunya sem
AMBU