Miss Lazy
gahan jalan, tak ada angin tak ada hujan Jenie tiba-tiba ngambek, alias mogo
dik Luna. Kakinya menendang ban motor Op
cerca Opet te
yang berantakan tak berniat ia rapikan. "Sial, sial, si
n aja gue." Op
a. "Emang salah!" bentaknya, kemudi
y!" seru Opet. Luna memutar tubuhnya ogah-og
k aja!" pungkasnya semba
i makhluk spesies macam Luna. "Gak perlu, nan
nya. Selanjutnya ia mendudukkam pantatnya ditrotoar tanpa ambil peduli.
Luna jauh lebih merep
anya bergantian. Mengulum bibir menduga spekul
el beneran. Yuk pulang, bentar lagi udah mau magr
au jalan l
git Jakarta tampak indah sore itu, begitu pula lampu-lampu jalan yang mulai menyala disepanjang jalan. Tapi be
pe
gadis itu. Pandangannya asik mengedar pada
edua telapak tangan yang bertumpu pada lututnya. "Tau kenapa
menatapnya sekilas, membiar
tau letak kebahagiaan anak-anaknya itu bukan sekedar bisa dibeliin apapun. Tapi dengan adanya mereka disa
n dengan kondisi keluarga yang tak lagi utuh. Luna kesepian. Dan kesibukan orang-or
engan apa yang ia lakukan, padahal sebaliknya dia capek lakuin
beberapa saat selain dari bising suara k
ituntut kerja keras buat memenuhi hidupn
matanya, mencerna setiap uca
itu." Dagunya menunjuk seorang pria tua yang berdiri dekat tiang lampu jalan, disampingnya t
g dan dapetin beberapa peser uang buat kebu
yak buat kerja," Luna menimp
eras Lun. Sama kayak ayah lo, dia mau yang terbaik buat lo walaupun caranya
atapan matanya sepenuhnya mengarah pada
. Apalagi kalo gue numpang hidup sama lo, otoma
ata disekitarnya. Laki-laki itu menatap Luna geli se
. Namun sedetik ucapan selanjutnya yang ia
lo selalu mengesampingkan kesibukan lo biar bikin hid
ftt
nya. "Buset, polusi apa nih
kkan tubuhnya. "Ini pertanda
menampol keras pantat Opet hingga
ngendara motor yang berlalu tiba-tiba saja
ttt
. "Kampret! Semp
a tak jauh dari tempat Luan beridiri. Menurunkan kac
ya dengan nada mengejek. M
a, berdecih kesal m
urusanny
ng memasang wajah datar, beralih pada
terus sampe rumah. Gue c
tangannya te
kemudian, gadis itu meraih kaleng bekas dip
encekal lengan Luna sebelum benda itu benar-bena
a kerjaan amat
💤
belikan Opet ke atas kasur asal, disusul
k ke atas tanpa sebab. Mengingat hari minggu yang dilewatinya kali in
i
ifikasi p
g Ka
ain lampu-
lang aga
ah pulan
gat ucapan Alvian tadi bukankah akan pul
g Ka
ek b
ih melangkahkan kakinya ke balkon kamar dan bukannya
ikit terbuka. Tak sengaja Luna mengintip Opet yang hendak membuka bajunya. Sontak Luna menutup m
t melangkahkan kakinya ke
gaja!" e
gak tau apa. Otak lo mesum kan?"
pa buktinya?" L
uk pantat gue. Terus barusa
sanya Opet menuduhn
Lo bahkan pernah cuma pake bokse
ngkuknya yang tidak gatal. "I-itu
gede j
at Opet melotot. "Heh Marko
ah apa? Nah kan, sekarang
ikan keduanya tanpa Luna ataupun Opet sadari. Ia
AMBU