Jessica, Luka Yang Terpendam
n pagar rumahnya. Tamu tak diundang itu pun tak kalah kagetnya melihat sang n
g dipasarkan Jessica. Rambutnya agak awut-awutan. Sepertinya dia belum mandi sejak kemarin bertemu denganku, batin gadis itu keheranan.
i sini. Mobil saya tidak bisa kelua
kita bicara sebe
Silakan pergi mencari Pak Moses untuk mencarika
begitu saja tujuh tahun yang lalu. Aku benar-benar tak berdaya wak
Orang-orang biasa memanggil saya Jessi. Anda salah mengenali orang. Sekarang
mah-lembut? tanyanya galau dalam hati. Sekarang aku bagaikan berhadapan dengan
in waktunya belum tepat. Lain kali aku akan me
a. Bukankah sudah ada Pak Moses yang bisa
lam. Lalu dia berkata perlahan, "Aku tidak j
ndak ditanyakannya, tetapi lidahnya tiba-tiba terasa kelu. Bayangan Melani, calon istri Tommy yang cantik dan menor t
a. Selama ini aku kuliah dan bekerja di sana. Baru kali i
Kanker, jantung, gagal ginjal, ata
tkan, "Penyakitnya terlambat diketahui. Dokter-dokter di Surabaya, Jakarta, Malaysia, dan Singapore sudah angkat tangan. Aku
pi
ai seperti di
uku seperti ini setelah penderitaan yang kautimpakan padaku tujuh ta
pati. Silakan pergi dari sini. Aku mau berangkat
at nomor WA-mu, ya. Siapa tahu kita bis
bertanya heran, "Dari ma
duk yang dipasang di depan rumah yang kamu tunjukkan kemarin. Aku senang mendengar
li mereka bertemu. Namun Jessica sudah trauma menjalin hubungan dengan pria manapun. Segala perhatia
gan tentang kami berdua. Apakah benar kata Kak Jenny bahwa masih ada persoalan yang harus diselesaikan diantara aku dan Tommy sehing
ni permintaannya untuk sekedar bertemu dan m
ak terima rencana pernikahan kami kubatalkan sepihak. Dia kutinggalkan di rumahnya dalam keadaan marah besar. Aku sendiri langsung menelepon Pak Mose
essica. Agen properti itu segera membuka pagarnya lebar-lebar dan masuk ke dalam mobilnya. Untung tadi pagi-pagi sekali mobil ini sudah kupa
gap menutup pagar berwarna hitam itu dan mengunci gemboknya. Pemuda itu la
h," ucap gad
ma kasih karena kau masih ma
langsung masuk kembali ke dalam Sigra puti
ng wanita karir yang intelek, elegan, dan berwibawa. Barangkali penderitaan yang bertubi-tubi dialaminya telah mengasahnya menjadi begitu tegar. Penderitaan yang salah
aju dengan kecepatan standar meninggalkan rumah itu. Baik Jessica maupun Tommy tidak menyadari bahwa sejak tadi J
erhak terlalu ikut campur urusan pribadinya. Mudah-mudahan dia
utkan kegiatan sehari-harinya membersihkan rumah
*