Jessica, Luka Yang Terpendam
ar rumah dibiarkannya terbuka lebar untuk menyambut Moses, rekannya sesama
ami istri muda yang sedang mencari-cari
lima tahun bekerja sebagai agen properti profesional mengajarkan kepadanya untuk datang setidaknya tiga puluh menit sebelum klien tib
icat warna coklat itu meraih ponsel di da
ang laki-laki, "Ya, Jess. Aku lagi on the way ke tempatmu. Klienku menyetir di
utungg
es, laki-laki tampan berusia tiga puluh tahun yang sudah di
waktu itu masih berusia dua puluh dua tahun dan awam dengan dunia real estate banyak dibimbing oleh pemud
telah berpengalaman sebagai tenaga pemasaran selama tiga tahun
oleh perusahaan tempatnya bekerja. Komisi total puluhan juta d
tnya, penjualan properti menurun drastis dan perusaah
ulan. Ia meneguhkan tekadnya untuk terjun sebagai agen properti profesional saja yang tidak mendapatkan
embaik dan daya beli masyarakat terhadap properti perlahan-lahan meningkat. Kini penghasi
elewati pagar rumah yang terbuka lebar dan berhenti di samp
h tinggi tegap itu sambil mengacungkan jempolnya. Jessica tersenyum simpul.
g baru turun dari dalam mobil Honda CRV warna sil
ia mengenali pemuda berambut cepak dan berbadan k
yang ehm...memamerkan kaki panjangnya yang putih mulus tak
a sesama agen properti. Namanya Jessica," kata M
emi menjaga kesopanan. "Jessica," ucapnya mantap. "Melani," balas gadis menor itu
n sorot mata sendu dan sikap agak kikuk
embari buru-buru m
u tahu sekali karena kita sudah saling mengenal sejak sama-sama du
tapi akhirnya kau tinggalkan aku beg
Melani masuk untuk melihat-liha
terkenang akan masa lalu
ekatan dengan Tommy Saputra, laki-laki yang pernah menjadi belahan jiwanya
*
h tadi. Kepalanya terasa pening. Dirinya tidak bergairah lagi melakukan apapun juga. Hany
h pulang, Jess," sapa J
ing,
apa? Masu
abis meli
! Mak
ghilang tujuh t
? Kakak ngg
m mata wanita yang enam ta
k itu berkata li
ama itu sangat diharamkan di rumah ini semenjak...
ertemu dengannya, Jess
aja dia sudah meninggalkanku sedemikian rupa, apalag
kalian bisa be
erdua sama-sama berpura-pura tidak saling mengenal. Dan Tommy ternyata sedang mencari
sebuah per
nda ap
tu untuk memberi kalian berdua kesempatan untuk meny
hilangan segalanya. Masa laluku, masa depank
aaf, Jess. Tommy ber
da gunanya lagi!" teriak Jessica seray
au kema
keramas,
atinnya prihatin. Ya Tuhan, kapankah Jessica bisa memaaf