Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jessica, Luka Yang Terpendam

Jessica, Luka Yang Terpendam

Sofia Grace

5.0
Komentar
22.8K
Penayangan
62
Bab

Jessica adalah seorang agen properti profesional. Pada suatu hari ia menunjukkan rumah yang dipasarkannya kepada klien Moses, temannya yang merupakan agen properti kantor lain. Alangkah terkejutnya gadis itu mengetahui bahwa klien tersebut adalah Tommy, mantan kekasihnya. Pemuda itu sedang mencari rumah bersama calon istrinya yang akan dinikahinya enam bulan lagi. Mantan pasangan kekasih itu berpura-pura tidak saling mengenal. Namun keesokkan paginya Tommy tiba-tiba muncul di depan rumah Jessica untuk mengajaknya berbicara empat mata. Hal apakah yang hendak dibicarakan Tommy? Apakah hubungan spesialnya dengan Jessica akan terjalin kembali? Lalu bagaimana dengan rencana pernikahannya sendiri?

Bab 1 Bertemu Mantan Kekasih

Jessica sudah menunggu setengah jam di teras rumah yang dipasarkannya. Pagar rumah dibiarkannya terbuka lebar untuk menyambut Moses, rekannya sesama agen properti tetapi beda kantor, yang akan datang bersama klien-kliennya.

Katanya mereka adalah sepasang calon suami istri muda yang sedang mencari-cari rumah untuk ditempati setelah menikah.

Semua pintu di dalam rumah itu sudah dibuka lebar-lebar supaya udara segar bisa keluar-masuk dengan bebas. Pengalaman gadis itu selama lima tahun bekerja sebagai agen properti profesional mengajarkan kepadanya untuk datang setidaknya tiga puluh menit sebelum klien tiba sehingga bisa membenahi keadaan propertinya terlebih dahulu agar lebih sedap dipandang dan memikat hati calon pembeli ataupun penyewa.

Gadis cantik berambut pendek sebahu dan dicat warna coklat itu meraih ponsel di dalam tas kerjanya. Ia lalu menelepon Moses.

Terdengar nada sambung selama dua kali yang kemudian berganti dengan suara seorang laki-laki, "Ya, Jess. Aku lagi on the way ke tempatmu. Klienku menyetir di belakang mobilku, jadi aku nggak bisa ngebut. Mohon sabar menunggu ya, Cantik."

"Ok, kutunggu. Bye."

Jessica lalu memutuskan sambungan teleponnya. Begitulah Moses, laki-laki tampan berusia tiga puluh tahun yang sudah dikenalnya sejak terjun ke dunia properti, biasa menggodanya.

Mereka berkenalan ketika sama-sama mengikuti training sebagai agen baru lima tahun yang lalu. Jessica yang waktu itu masih berusia dua puluh dua tahun dan awam dengan dunia real estate banyak dibimbing oleh pemuda itu selama masa training yang berlangsung selama lima hari berturut-turut di sebuah hotel bintang empat.

Moses meskipun sama-sama agen baru seperti gadis itu, namun dia telah berpengalaman sebagai tenaga pemasaran selama tiga tahun di sebuah pengembang properti yang cukup punya nama di kota ini.

Dia pernah menjual puluhan ruko dan rumah tinggal yang dibangun oleh perusahaan tempatnya bekerja. Komisi total puluhan juta di luar gaji pokok telah dinikmatinya selama dua tahun pertama.

Namun ketika krisis moneter terjadi pada tahun berikutnya, penjualan properti menurun drastis dan perusaahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan yang berat.

Moses akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri setelah gaji dan komisinya tidak dibayar selama tiga bulan. Ia meneguhkan tekadnya untuk terjun sebagai agen properti profesional saja yang tidak mendapatkan gaji namun mendapatkan murni enam puluh persen komisi dari properti-properti yang berhasil dipasarkannya.

Keputusannya itu ternyata tepat. Tak sampai setahun kemudian keadaan ekonomi negeri ini membaik dan daya beli masyarakat terhadap properti perlahan-lahan meningkat. Kini penghasilannya berlipat-lipat lebih besar dibandingkan sewaktu bekerja di pengembang properti dulu.

Tiba-tiba sebuah mobil Rush berwarna hitam meluncur masuk melewati pagar rumah yang terbuka lebar dan berhenti di samping mobil Sigra putih milik Jessica yang diparkir di carport.

"Hai, Cantik. Selalu keren seperti biasanya," sapa laki-laki tampan bertubuh tinggi tegap itu sambil mengacungkan jempolnya. Jessica tersenyum simpul. Ia sudah terbiasa mendengar pujian itu dilontarkan oleh teman baiknya ini.

Pandangannya beralih pada dua orang muda-mudi yang baru turun dari dalam mobil Honda CRV warna silver keluaran terbaru yang diparkir di depan pagar.

Deg! Ulu hatinya tiba-tiba terasa sakit sekali. Dia mengenali pemuda berambut cepak dan berbadan kekar yang menggandeng tangan seorang gadis cantik.

Perempuan itu berdandan agak menor dan mengenakan rok mini yang ehm...memamerkan kaki panjangnya yang putih mulus tak bercela. Klien kesukaan Moses ini, gumam Jessica dalam hati.

"Pak Tommy dan Bu Melani, kenalkan ini teman saya sesama agen properti. Namanya Jessica," kata Moses memperkenalkan Jessica kepada kedua kliennya.

Jessica tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya kepada si klien wanita duluan demi menjaga kesopanan. "Jessica," ucapnya mantap. "Melani," balas gadis menor itu mengucapkan namanya. Selanjutnya giliran si klien lelaki yang memperkenalkan diri.

Orang itu menyalami tangan Jessica dengan sorot mata sendu dan sikap agak kikuk yang tidak disadari Melani maupun Moses.

"Tommy," ujarnya sembari buru-buru melepaskan tangannya.

Tommy Saputra, gumam Jessica dalam hati. Itulah nama lengkapmu. Aku tahu sekali karena kita sudah saling mengenal sejak sama-sama duduk di bangku SMA dan berpacaran hingga aku kuliah semester empat!

Lima tahun kita berdua memadu kasih tapi akhirnya kau tinggalkan aku begitu saja karena ayahku masuk penjara!

"Jess, aku ajak Pak Tommy dan Bu Melani masuk untuk melihat-lihat, ya," ujar Moses meminta ijin.

Gadis yang tadinya sempat terkenang akan masa lalunya itu mengangguk setuju.

Ia memilih untuk berdiri menunggu di teras seorang diri daripada harus berdekatan dengan Tommy Saputra, laki-laki yang pernah menjadi belahan jiwanya sekaligus menjerumuskannya pada perbuatan dosa yang disesalinya hingga kini!

***

Jessica langsung pulang ke rumahnya begitu berpisah dengan Moses dan dua kliennya di rumah tadi. Kepalanya terasa pening. Dirinya tidak bergairah lagi melakukan apapun juga. Hanya ingin pulang, mandi, dan beristirahat dengan tenang di dalam kamar tidurnya yang nyaman.

"Tumben jam segini sudah pulang, Jess," sapa Jenny, kakak kandungnya.

"Pusing, Kak."

"Lho, kenapa? Masuk angin?"

"Nggak. Habis melihat hantu."

"Hah?! Maksudmu?"

"Hantu yang menghilang tujuh tahun yang lalu."

"Siapa, sih? Kakak nggak ngerti."

Jessica menatap dalam-dalam mata wanita yang enam tahun lebih tua darinya itu .

Lalu gadis cantik itu berkata lirih, "Tommy, Kak."

"Ya, Tuhan!" seru Jenny seraya menutup mulutnya. Nama itu sangat diharamkan di rumah ini semenjak...yah, semenjak kejadian naas tujuh tahun yang lalu.

"Bagaimana kamu bisa bertemu dengannya, Jess? Kalian jadian lagi?"

"Ya nggaklah, Kak. Buat apa? Tujuh tahun yang lalu saja dia sudah meninggalkanku sedemikian rupa, apalagi kalau tahu keadaanku yang sekarang. Mana mau dia?!"

"Lalu bagaimana kalian bisa bertemu kembali?"

Jessica lalu menceritakan pertemuannya tadi dengan mantan kekasihnya. Betapa mereka berdua sama-sama berpura-pura tidak saling mengenal. Dan Tommy ternyata sedang mencari-cari rumah untuk tempat tinggalnya bersama calon istrinya kelak setelah resmi menikah.

"Ini adalah sebuah pertanda, Jess."

"Pertanda apa, Kak?"

"Bahwa kalian dipertemukan sebelum Tommy menikah...itu untuk memberi kalian berdua kesempatan untuk menyelesaikan persoalan yang belum tuntas di masa lalu."

"Apanya yang belum tuntas, Kak? Aku sudah kehilangan segalanya. Masa laluku, masa depanku.... Apa lagi yang masih harus diselesaikan?"

"Sebuah permintaan maaf, Jess. Tommy berhutang itu kepadamu."

"Aku tidak membutuhkannya. Sudah tak ada gunanya lagi!" teriak Jessica seraya berjalan cepat meninggalkan kakaknya.

"Hai, mau kemana, Jes?"

"Mandi, keramas, tidur!"

Jenny menghela napas panjang. Kasihan sekali anak itu, batinnya prihatin. Ya Tuhan, kapankah Jessica bisa memaafkan dirinya sendiri dan membuka lembaran hidup yang baru?

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Sofia Grace

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Jessica, Luka Yang Terpendam
1

Bab 1 Bertemu Mantan Kekasih

26/10/2021

2

Bab 2 Tommy Batal Menikah

26/10/2021

3

Bab 3 Terkenang Masa Lalu

26/10/2021

4

Bab 4 Tommy Datang Lagi

26/10/2021

5

Bab 5 Jessica Berpura-pura Baik

26/10/2021

6

Bab 6 Maukah Bersamaku Lagi

26/10/2021

7

Bab 7 Wanda Ternyata Bukan Ibu Kandung Tommy

26/10/2021

8

Bab 8 Hal-Ikhwal Kemandulan Jessica

26/10/2021

9

Bab 9 Tommy Melawan Ibunya

26/10/2021

10

Bab 10 Wanda Menyerah

26/10/2021

11

Bab 11 Musuh Bebuyutan Bertemu

26/10/2021

12

Bab 12 Tommy Melamar Jessica

26/10/2021

13

Bab 13 Moses Menyatakan Perasaannya

26/10/2021

14

Bab 14 Moses Ngambek

26/10/2021

15

Bab 15 Masa Lalu Moses

26/10/2021

16

Bab 16 Jenny Merestui Moses dan Jessica

26/10/2021

17

Bab 17 Wanda Menyerahkan Seluruh Aset Keluarga

26/10/2021

18

Bab 18 Tommy dan Jessica Berciuman

26/10/2021

19

Bab 19 Pilihlah Asetku yang Kausuka

26/10/2021

20

Bab 20 Wanda Terkejut Rumahnya Dipilih Jessica

26/10/2021

21

Bab 21 Melani Muncul di Hari Ulang Tahun Wanda

26/10/2021

22

Bab 22 Tommy Dibuat Mabuk

28/10/2021

23

Bab 23 Jessica Berangkat ke Rumah Tommy

29/10/2021

24

Bab 24 Tommy dan Melani Tanpa Busana

31/10/2021

25

Bab 25 Melani Ditampar Tommy

31/10/2021

26

Bab 26 Jessica Setuju Menikah dengan Tommy

31/10/2021

27

Bab 27 Wanda Sekarat

31/10/2021

28

Bab 28 Menuntaskan Dendam

03/11/2021

29

Bab 29 Akhirnya Tommy Tahu....

03/11/2021

30

Bab 30 Penyesalan Wanda

03/11/2021

31

Bab 31 Kearifan Suster Nilam

06/11/2021

32

Bab 32 Rest in Peace

06/11/2021

33

Bab 33 Jessica Ragu-ragu

06/11/2021

34

Bab 34 Moses Melamar...Lagi

06/11/2021

35

Bab 35 Jessica Cemburu

07/11/2021

36

Bab 36 Rumah Baru Moses

07/11/2021

37

Bab 37 Permintaan Jessica

09/11/2021

38

Bab 38 Gajah di Depan Pelupuk Mata Tak Tampak

10/11/2021

39

Bab 39 Bertemu Melani di Klinik Dokter Spesialis Kandungan

10/11/2021

40

Bab 40 Kepedihan Melani

12/11/2021