Jessica adalah seorang agen properti profesional. Pada suatu hari ia menunjukkan rumah yang dipasarkannya kepada klien Moses, temannya yang merupakan agen properti kantor lain. Alangkah terkejutnya gadis itu mengetahui bahwa klien tersebut adalah Tommy, mantan kekasihnya. Pemuda itu sedang mencari rumah bersama calon istrinya yang akan dinikahinya enam bulan lagi. Mantan pasangan kekasih itu berpura-pura tidak saling mengenal. Namun keesokkan paginya Tommy tiba-tiba muncul di depan rumah Jessica untuk mengajaknya berbicara empat mata. Hal apakah yang hendak dibicarakan Tommy? Apakah hubungan spesialnya dengan Jessica akan terjalin kembali? Lalu bagaimana dengan rencana pernikahannya sendiri?
Jessica sudah menunggu setengah jam di teras rumah yang dipasarkannya. Pagar rumah dibiarkannya terbuka lebar untuk menyambut Moses, rekannya sesama agen properti tetapi beda kantor, yang akan datang bersama klien-kliennya.
Katanya mereka adalah sepasang calon suami istri muda yang sedang mencari-cari rumah untuk ditempati setelah menikah.
Semua pintu di dalam rumah itu sudah dibuka lebar-lebar supaya udara segar bisa keluar-masuk dengan bebas. Pengalaman gadis itu selama lima tahun bekerja sebagai agen properti profesional mengajarkan kepadanya untuk datang setidaknya tiga puluh menit sebelum klien tiba sehingga bisa membenahi keadaan propertinya terlebih dahulu agar lebih sedap dipandang dan memikat hati calon pembeli ataupun penyewa.
Gadis cantik berambut pendek sebahu dan dicat warna coklat itu meraih ponsel di dalam tas kerjanya. Ia lalu menelepon Moses.
Terdengar nada sambung selama dua kali yang kemudian berganti dengan suara seorang laki-laki, "Ya, Jess. Aku lagi on the way ke tempatmu. Klienku menyetir di belakang mobilku, jadi aku nggak bisa ngebut. Mohon sabar menunggu ya, Cantik."
"Ok, kutunggu. Bye."
Jessica lalu memutuskan sambungan teleponnya. Begitulah Moses, laki-laki tampan berusia tiga puluh tahun yang sudah dikenalnya sejak terjun ke dunia properti, biasa menggodanya.
Mereka berkenalan ketika sama-sama mengikuti training sebagai agen baru lima tahun yang lalu. Jessica yang waktu itu masih berusia dua puluh dua tahun dan awam dengan dunia real estate banyak dibimbing oleh pemuda itu selama masa training yang berlangsung selama lima hari berturut-turut di sebuah hotel bintang empat.
Moses meskipun sama-sama agen baru seperti gadis itu, namun dia telah berpengalaman sebagai tenaga pemasaran selama tiga tahun di sebuah pengembang properti yang cukup punya nama di kota ini.
Dia pernah menjual puluhan ruko dan rumah tinggal yang dibangun oleh perusahaan tempatnya bekerja. Komisi total puluhan juta di luar gaji pokok telah dinikmatinya selama dua tahun pertama.
Namun ketika krisis moneter terjadi pada tahun berikutnya, penjualan properti menurun drastis dan perusaahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan yang berat.
Moses akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri setelah gaji dan komisinya tidak dibayar selama tiga bulan. Ia meneguhkan tekadnya untuk terjun sebagai agen properti profesional saja yang tidak mendapatkan gaji namun mendapatkan murni enam puluh persen komisi dari properti-properti yang berhasil dipasarkannya.
Keputusannya itu ternyata tepat. Tak sampai setahun kemudian keadaan ekonomi negeri ini membaik dan daya beli masyarakat terhadap properti perlahan-lahan meningkat. Kini penghasilannya berlipat-lipat lebih besar dibandingkan sewaktu bekerja di pengembang properti dulu.
Tiba-tiba sebuah mobil Rush berwarna hitam meluncur masuk melewati pagar rumah yang terbuka lebar dan berhenti di samping mobil Sigra putih milik Jessica yang diparkir di carport.
"Hai, Cantik. Selalu keren seperti biasanya," sapa laki-laki tampan bertubuh tinggi tegap itu sambil mengacungkan jempolnya. Jessica tersenyum simpul. Ia sudah terbiasa mendengar pujian itu dilontarkan oleh teman baiknya ini.
Pandangannya beralih pada dua orang muda-mudi yang baru turun dari dalam mobil Honda CRV warna silver keluaran terbaru yang diparkir di depan pagar.
Deg! Ulu hatinya tiba-tiba terasa sakit sekali. Dia mengenali pemuda berambut cepak dan berbadan kekar yang menggandeng tangan seorang gadis cantik.
Perempuan itu berdandan agak menor dan mengenakan rok mini yang ehm...memamerkan kaki panjangnya yang putih mulus tak bercela. Klien kesukaan Moses ini, gumam Jessica dalam hati.
"Pak Tommy dan Bu Melani, kenalkan ini teman saya sesama agen properti. Namanya Jessica," kata Moses memperkenalkan Jessica kepada kedua kliennya.
Jessica tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya kepada si klien wanita duluan demi menjaga kesopanan. "Jessica," ucapnya mantap. "Melani," balas gadis menor itu mengucapkan namanya. Selanjutnya giliran si klien lelaki yang memperkenalkan diri.
Orang itu menyalami tangan Jessica dengan sorot mata sendu dan sikap agak kikuk yang tidak disadari Melani maupun Moses.
"Tommy," ujarnya sembari buru-buru melepaskan tangannya.
Tommy Saputra, gumam Jessica dalam hati. Itulah nama lengkapmu. Aku tahu sekali karena kita sudah saling mengenal sejak sama-sama duduk di bangku SMA dan berpacaran hingga aku kuliah semester empat!
Lima tahun kita berdua memadu kasih tapi akhirnya kau tinggalkan aku begitu saja karena ayahku masuk penjara!
"Jess, aku ajak Pak Tommy dan Bu Melani masuk untuk melihat-lihat, ya," ujar Moses meminta ijin.
Gadis yang tadinya sempat terkenang akan masa lalunya itu mengangguk setuju.
Ia memilih untuk berdiri menunggu di teras seorang diri daripada harus berdekatan dengan Tommy Saputra, laki-laki yang pernah menjadi belahan jiwanya sekaligus menjerumuskannya pada perbuatan dosa yang disesalinya hingga kini!
***
Jessica langsung pulang ke rumahnya begitu berpisah dengan Moses dan dua kliennya di rumah tadi. Kepalanya terasa pening. Dirinya tidak bergairah lagi melakukan apapun juga. Hanya ingin pulang, mandi, dan beristirahat dengan tenang di dalam kamar tidurnya yang nyaman.
"Tumben jam segini sudah pulang, Jess," sapa Jenny, kakak kandungnya.
"Pusing, Kak."
"Lho, kenapa? Masuk angin?"
"Nggak. Habis melihat hantu."
"Hah?! Maksudmu?"
"Hantu yang menghilang tujuh tahun yang lalu."
"Siapa, sih? Kakak nggak ngerti."
Jessica menatap dalam-dalam mata wanita yang enam tahun lebih tua darinya itu .
Lalu gadis cantik itu berkata lirih, "Tommy, Kak."
"Ya, Tuhan!" seru Jenny seraya menutup mulutnya. Nama itu sangat diharamkan di rumah ini semenjak...yah, semenjak kejadian naas tujuh tahun yang lalu.
"Bagaimana kamu bisa bertemu dengannya, Jess? Kalian jadian lagi?"
"Ya nggaklah, Kak. Buat apa? Tujuh tahun yang lalu saja dia sudah meninggalkanku sedemikian rupa, apalagi kalau tahu keadaanku yang sekarang. Mana mau dia?!"
"Lalu bagaimana kalian bisa bertemu kembali?"
Jessica lalu menceritakan pertemuannya tadi dengan mantan kekasihnya. Betapa mereka berdua sama-sama berpura-pura tidak saling mengenal. Dan Tommy ternyata sedang mencari-cari rumah untuk tempat tinggalnya bersama calon istrinya kelak setelah resmi menikah.
"Ini adalah sebuah pertanda, Jess."
"Pertanda apa, Kak?"
"Bahwa kalian dipertemukan sebelum Tommy menikah...itu untuk memberi kalian berdua kesempatan untuk menyelesaikan persoalan yang belum tuntas di masa lalu."
"Apanya yang belum tuntas, Kak? Aku sudah kehilangan segalanya. Masa laluku, masa depanku.... Apa lagi yang masih harus diselesaikan?"
"Sebuah permintaan maaf, Jess. Tommy berhutang itu kepadamu."
"Aku tidak membutuhkannya. Sudah tak ada gunanya lagi!" teriak Jessica seraya berjalan cepat meninggalkan kakaknya.
"Hai, mau kemana, Jes?"
"Mandi, keramas, tidur!"
Jenny menghela napas panjang. Kasihan sekali anak itu, batinnya prihatin. Ya Tuhan, kapankah Jessica bisa memaafkan dirinya sendiri dan membuka lembaran hidup yang baru?
Bab 1 Bertemu Mantan Kekasih
26/10/2021
Bab 2 Tommy Batal Menikah
26/10/2021
Bab 3 Terkenang Masa Lalu
26/10/2021
Bab 4 Tommy Datang Lagi
26/10/2021
Bab 5 Jessica Berpura-pura Baik
26/10/2021
Bab 6 Maukah Bersamaku Lagi
26/10/2021
Bab 7 Wanda Ternyata Bukan Ibu Kandung Tommy
26/10/2021
Bab 8 Hal-Ikhwal Kemandulan Jessica
26/10/2021
Bab 9 Tommy Melawan Ibunya
26/10/2021
Bab 10 Wanda Menyerah
26/10/2021
Bab 11 Musuh Bebuyutan Bertemu
26/10/2021
Bab 12 Tommy Melamar Jessica
26/10/2021
Bab 13 Moses Menyatakan Perasaannya
26/10/2021
Bab 14 Moses Ngambek
26/10/2021
Bab 15 Masa Lalu Moses
26/10/2021
Bab 16 Jenny Merestui Moses dan Jessica
26/10/2021
Bab 17 Wanda Menyerahkan Seluruh Aset Keluarga
26/10/2021
Bab 18 Tommy dan Jessica Berciuman
26/10/2021
Bab 19 Pilihlah Asetku yang Kausuka
26/10/2021
Bab 20 Wanda Terkejut Rumahnya Dipilih Jessica
26/10/2021
Bab 21 Melani Muncul di Hari Ulang Tahun Wanda
26/10/2021
Bab 22 Tommy Dibuat Mabuk
28/10/2021
Bab 23 Jessica Berangkat ke Rumah Tommy
29/10/2021
Bab 24 Tommy dan Melani Tanpa Busana
31/10/2021
Bab 25 Melani Ditampar Tommy
31/10/2021
Bab 26 Jessica Setuju Menikah dengan Tommy
31/10/2021
Bab 27 Wanda Sekarat
31/10/2021
Bab 28 Menuntaskan Dendam
03/11/2021
Bab 29 Akhirnya Tommy Tahu....
03/11/2021
Bab 30 Penyesalan Wanda
03/11/2021
Bab 31 Kearifan Suster Nilam
06/11/2021
Bab 32 Rest in Peace
06/11/2021
Bab 33 Jessica Ragu-ragu
06/11/2021
Bab 34 Moses Melamar...Lagi
06/11/2021
Bab 35 Jessica Cemburu
07/11/2021
Bab 36 Rumah Baru Moses
07/11/2021
Bab 37 Permintaan Jessica
09/11/2021
Bab 38 Gajah di Depan Pelupuk Mata Tak Tampak
10/11/2021
Bab 39 Bertemu Melani di Klinik Dokter Spesialis Kandungan
10/11/2021
Bab 40 Kepedihan Melani
12/11/2021
Buku lain oleh Sofia Grace
Selebihnya