Before After: Marriage
yang mengakhirinya. Ternyata,
in
🍑
beroi." Kali ini suaranya ter
k terlihat lemah yang akan berakhir menjadi tangisan. Dengan pergerakan lambat, ia membal
s menatap Crystal dengan intens. Tanp
ia buru-buru pergi menjauh, sebisa mungkin menghindar dari Austin. Ia hanya tidak mau semua po
idak ada yang perlu dibicarakan, Kak,
ystal berjalan mundur, ia mengge
ketika Austin meraih pergelangan tangannya membuat rasanya Crystal ingin menangis. Ia benci ketik
ngat banyak yang perlu
bicarakan." Crystal mencoba untuk melepaskan pergelangan tang
tempat di mana mereka berada. Austin mengunci pintunya, lalu menatap Crystal dalam. "A
ar, ia menggelengkan kepalanya. "K
not,
ngan. Setidaknya, hargai
cem
menahan rasa nyeri di dadanya. "Please, lea
bersuara. Ingin sekali, Crystal mengatakan dengan lantang jika ia cemburu, sangat cemburu setiap kali melihat Austin dengan tunangannya, atau
Ia sedikit terkejut ketika melihat mata gadis it
tanya. "Go away!" ser
langkahkan kakinya maju untuk me
in menahan. Lalu memeluknya, mengusap surai gadis itu dengan lembu
k .
mm
ahi semuanya? Tentang apa p
u secara perlahan. Lanj
dirinya sendiri karena memainkan perasaan gadis itu. Austin sadar, keputusan yang ia ambil dua tahun yang lalu adalah kesalahan bes
ia juga sangat mencintai adik kecilnya itu. Mencintainya sebagai seorang gadis. Dan Lauren, komitmen itu tidak bisa A
mi
kan. Di satu sisi ada rasa cinta yang begitu besar, di s
ka bertemu Lauren karena rasa kecewanya terhadap Crystal yang menolak untuk memulai sebuah hubungan dengannya. Austin pikir, memang tidak a
an mata untuk menetralkan napasnya yang tidak be
's Apa
gan membawa dua kaleng soda, lalu melemparkannya pada Au
aikkan sebelah alisnya, tangan kananny
lalu mengedikkan bahunya ringan. "Hanya heran saja, bia
dan meletakkan kepala wanita itu pada dada bidangnya
jaan?" tanya Lauren
upa, ini ak
ya," kekeh Lauren ringa
ang ingin ku katak
, ba
a pelan, "Orang tuaku sudah menanyaka
ah resmi? Kit
ap Austin, menggelengkan kepalanya. "Buk
ustin menaikkan
manik mata Austin. "Orang tuaku mengingin