icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Before After: Marriage

Bab 3 Sorry

Jumlah Kata:1045    |    Dirilis Pada: 22/10/2021

orang lain, membuat seseoran

in

🍑

yang menginginkannya semua putra-putrinya datang untuk makan malam bersama. Tapi tiba-tiba yang tadinya suasana hangat

melanjutkan study di Paris. Dan tiba-tiba saja, Austin menyela dengan se

n garpu dengan kuat. Kalimat Austin benar-benar membuat Crystal kecewa. “Kau ingin pergi dari mansion agar bisa bebas? Bersena

terngiang terus

wa, bahkan pandangan wanita itu mengabur, jika Izzy mengedipkan matanya maka, air matanya pun sudah dapat dipastikan aka

Mom ikut sakit mendengarnya. Kau sama saja meny

gera pergi dari meja makan––berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Autumn pun menggelengkan kepalanya,

gar pernyataan Austin. Seperti ada ribuan jarum yang menghantam secara bersamaan. Tidak pernah terlintas sedikit p

angat berarti bagimu. Mengatakan dirimu

dunia adalah sebuah kesalahan? Jika ya, bolehkah Crystal berdoa pada Tuhan untuk mengam

engannya sedang tersenyum lembut ke arahnya dengan mata yang berkaca-kaca. “Kakak,” gumam Crystal memeluk tubuh Autumn. “Apakah keberad

a nyeri ketika Crystal mengatakan kalimat itu. “Tidak... t

ustin berbicara seper

umn yang memang tahu hanya dengan melihat gelagat Austin saja. Karen

. Hampir saja ia melupakannya. Dalam hati Crystal tersenyum getir ketika menyadari kemarah

tal. “Aku hanya ingin mandiri. Bahkan tidak pernah terlintas sedikit p

l tenang, Autumn segera menemui Austin ke kamarnya

hirnya melanjutkan fokusnya pada sebuah benda

Kak,” balas Autumn dengan tajam. Ia menggeram ketika melihat

ta. Jadi, tidak ada yang

tkan Austin. “Kau tahu, itu adalah kesalahan terbesarmu.

tahu apa-apa terkena imbasnya,” lanjut Autumn. “Sungguh, ini pertama kalinya aku benar-benar kecewa padamu, Kak.” Tu

n kecewa. Bedanya, Austin melihat Crystal sebagai seora

lalu memilih beranjak dari duduknya d

ya. Dengan perlahan, Austin berjalan menghampirinya. Ternyata, Crystal sudah terlelap. Gadis itu begitu damai, Austin menyingkirkan sur

utumn. Meluapkan segala keluh kesahnya. “Baby,” gumam Austin mengusap-usap pelan

rbuka. “Kenapa kau kemari?” tanya Crystal dengan ketus begitu penglihatann

n istirahat,” kata Au

saha tersenyum meskipun sorot matanya tidak bisa berbohong jika menampilkan kekec

ngarkannya dengan baik,” lanj

stin dengan mata berkaca-kaca. “Maaf, maafkan aku,” lanjut

dak salah. Kau benar, tidak seharusnya aku memi

menangis. Dengan cepat, ia mengusap pipi Austin yang bas

imana bisa kata itu keluar dari mulu

nangis, Kak. Aku sakit melihatnya,” balasnya dengan suara ber

isa melihatnya,” lanjutnya menggelengkan kepalanya, menundu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka