icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cantika : DESTINY OF LOVE

Bab 3 Sahabat Bagai Kepompong

Jumlah Kata:1063    |    Dirilis Pada: 21/03/2025

air!" jawab Riri riang.

idak bisa p

panjat. Serahkan masalah itu

il menuju kebun yang tak jauh

u Riri setelah berdiri dibawah pohon

-hati

on jambu air yang tidak terlalu besar tersebut.

mpar ke

iri. "Jangan sampai b

air yang dilemparkan Riri dari atas pohon. Se

nyak?" tanya Riri setela

tidak mungkin menghabiskan

anya bisa kita ka

Riri sambil menenteng kanto

gambil bahan membuat rujaknya," ucap

O

iri datang membawa se

anya Cantika sambil m

tapi lama sekali. Aku sampa

bu, kalau ke pa

mu tadi mau pergi ke

u minta dibelika

h tidak?" Riri

nang ada teman di ja

nya sibuk menikmati rujak jambu a

udah kenyang," ucap Canti

juga suda

ahan kue. Sepanjang perjalanan tidak hentinya mereka becanda, terkadang terdeng

a Riri melihat beberapa t

Cantika pada satu

rang ibu paruh baya meny

e sini," sapa pemilik toko ramah. "Deng

mau beli tepung. Hanya tepung terigu

ar, ibu ambilk

i tepung terigu telah selesai. Cantika dan

mau langsung pula

mengangg

Riri. "Bagaimana kalau kita jalan-jal

man

liling. "Bagaimana kalau kita keli

apa

aju yang dipajang di etala

get! Ogah! Malu!!" tolak Ca

nya sebentar saja!"

Cantika tetap pa

gga mau tidak mau, akhirnya Ca

Nah, begitu dong. Ayo!" ajaknya menarik tanga

atnya di luar saj

junya bagus-bagus

" tolak Cantika tegas

a. Tak lama kemudian, pintu butik dibuka dari dalam. Pria berwajah blasteran, h

Takjub dengan makhluk ciptaa

alan santai melewa

ee

s mata pria tersebut dan Cantika saling bertem

,,," bi

rona langsung menghiasi wajahnya. Cantika segera membuan

ndah," gumam pria t

sepatah katapun. Langkah kakinya begitu tegas menapa

geri dongeng. Wajahnya sangat tampan. Ya Tuh

a mencibir. "Bi

," sungut Riri tak terima. "Andai dia mau menjadi

a mend

ria itu masuk ke dalam mobil sport keluaran

itu mobil punya temannya atau mobil yang dia sewa. Lebih baik kita pulang sekarang. Lihatlah, la

kita berkeliling

tegas. "Kaki ku sudah p

ndengus

a. "Kalau kamu tidak mau pulang,

tika melanjutkan

ngg

langkahnya. "Kau tidak usah

alan raya. Pandangannya sangat fokus melihat ke depan. Siapa lagi ka

menjulang tinggi. Beberapa penjaga rumah nam

lang, cepat b

den masuk dengan angkuhnya melewati beberapa pen

plontos segera membukakan

a sangat dingin melihat anak b

pulang," ucap pr

rang yang

tuan," jawab

patu bermerk menapaki marmer mengkilap sehingga meng

untuk mengurus semua keperluannya n

wanita paruh baya yang sudah cuk

long buatkan kopi seperti bi

uan sudah

h!" pint

ndengus

ekat di tubuhnya, tanpa risih sedikitpun lan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka