Menjadi Incaran Sang Pewaris
menggilai derajat dan strata dalam kehidupan sehari-hari. Wanita itu akan sangat antusias jika melihat ada pemuda dari kalangan atas yang memiliki ket
ap lamaran para pemuda yang datang. Ibu tak akan segan untuk menolak jika putrinya memang tak suka, meski pada kenyataa
selalu menempatkan kebahagiaan putri-putrinya di posisi pertama. Di posisi k
u sesuatu yang benar-benar sederhana. Menikah dengan pemuda yang sederhana, membangun rumah tangga yang sederhana, dengan r
membidik tupai-tupai yang merusak sarang burung hanya untuk mendapatkan beberapa butir telur. Bahkan ketika mereka akhirnya menikah,
dengan kokoh di depannya. Kediaman Vermouth. Salah satu keluarga yang menyandang predikat sepuluh besar keluarg
ormal di Edinburgh, salah satu kota terbesar di Skotlandia, yang Daisy sendiri pun belum sem
tak pernah bergaul sebelumnya. Daisy lebih suka menghabiskan waktunya dengan membaca atau menyendiri di hutan. Sedangkan
sang putra mahkota akan menghabiskan waktu libur tenangnya dengan mengelilingi desa ini, mendatangi setiap rumah yang memang masih properti k
kepemilikannya. Mungkin karena itulah Mrs. Hemelton berharap salah satu putrinya akan menjerat hati sang putra mahkota, sehingga kemung
h satu dari kelima saudarinya yang cantik pasti akan berhasil meraih hati sang pangeran Ve
pannya. Sang ibu, Velisya Anabella Vermouth. Wanita yang masih terlihat begitu menawan bahkan di usianya yang tak lagi muda. Wanita itu tampak ang
nmu sejak bertahun-tahun yang lalu. Jangan membuatnya menunggu lebih lama lag
u kemudian, mengikuti gerakan ibunya menyilangkan sendok dan garpu di atas piring
nawan, dan memiliki kepribadian yang baik. Mama yakin kau tak akan menyesal mengenal gadis seperti itu," V
nya kau seret ke sana kemari untuk menemui calon menantu pilihanmu." Douglas menatap istrinya dari k
bangkit dan meregangkan tubuhnya yang terasa lelah. "Aku benar-benar lelah. Aku akan istirahat sebentar di at
si merajuk. Namun, sesaat kemudian, tangannya menyentuh bekas kecupan Ash sambil ters
an ini masih sama seperti terakhir kali dilihatnya dulu. Ranjang, lemari, meja belajar-semuanya masih berada di tempatnya. H
egitu menawan. Sepertinya hobi ibu menanam bunga tak pernah surut sejak delapan tahun yang lalu. Ash tersenyum membayangkan ibunya yang berpeluh dan kotor, namun dengan semangat m
tu. Ia rela memberikan apa saja demi membuat sen
antulan dirinya di sana. Pemuda tampan, berbadan tinggi, dan tegap balas menatapnya dari pantulan kaca. Ash meny
a. Namun, tetap saja, Ash akan menuntut pertanggungjawaban kepada pelakunya. Anak perempuan aneh ya