Patah
uara it
isi suara-suara itu. Sangat terbiasa sampai seribut apa pun suara-suara itu tidak bisa mengganggu kehidupannya. Jika suara itu
a orangtua
pa ketahuan s
marah pada mamanya. Kenapa harus bertahan dengan pasangan seperti itu? Kalau menikah dengannya adalah sebuah kesalahan lalu kenapa harus dipertahankan? Perbaiki saja kesalahan itu dengan pergi.
apa
yang mereka hadirkan nyaris setiap hari justru mencabik-cabik jiwa anak-anaknya?
adik
sebuah k
ketiga? Adisty sekarang belum lagi 16 tahun. Walau dua kakaknya berusaha sekuat tenaga menjaga perasaannya, tetap saja jiwa anak menjelang r
AN
s rebah di kepala ranjang. Tapi ketika suara melengking ketakutan dari mamanya dia baru merasa ada yang aneh. Bi
GSAT
tu suara Jaya-Satria Jayantaka-abangnya. Dia tak pernah
.!!! Itu s
ia melihat semuanya. Jaya sudah nyaris menusukkan pisau ke
seperti bi
ia kembali tersadar. Lalu segera berga
. Suaminya masih terhenyak, tak
kin menggila. Dua wanita sampai kelimpungan. Lalu tiba-tiba Nayara tersadar, buat apa dia membantu
ara seja
at menindih anaknya. Lalu ketika suara mobil menderu di luar, Jaya berhasil membebaskan diri. Tapi terlambat, pagar yang terbuka leb
nita berlarian di belakangnya. Lily bersimpuh begitu berada tep
embuat suaranya tak sedatar biasanya ketika menghadapi keributan orangtuanya. Kali ini bahkan dia mera
iri dan berkacak pinggang. Napasnya masih menderu. Entah
nggak dari dulu aja lu ngamuk
yang masih bersimpuh te
i tiap hari pengeng dengar suara orang berantem." Tak ada e
ar gimana d
ai. "So," dia menelengkan kep
ist
nama adik bungsunya sebelum kembali mengamuk menendang apa pun yang ada di s
a, Nayara menarik lengan Jaya menuju ru
i ken
k tau Adis
k untuk ukuran Adisti adalah diam di kamar dengan permi
erah ketika berbicara. Nayara kehilangan suara.
teman bisnis H
et, si Harsa nggak mau lap
eras. Lalu berlari ke dalam. Tapi
mau ke
Di
bawa ke save house. Di sana di
yara menarik tangan Jaya. Tapi saa
bil berdiri di tengah pintu
a yang dit
nya malah tersedu menangis. Tangis yang sangat Nayara benci. Air mata palsu. Terlalu sering keluar sehingga
na dia pap
anya mendesis untuk menghindari melengking. Tapi matanya mendelik sempur
isi pasti bakal heboh..." Lily
, c
tu walk in closet-nya. Di sana dia langsung menarik koper, mengangkatnya ke atas meja di tengah ruang, lalu mulai memasukkan barang-barangnya secepat k
menyambar hoodie, termasuk menyambar kaus kaki. Semua dia kumpulkan di tengah lalu mulai menyalin pakaian dari tubuhnya dengan semua yang sudah dia siapkan. Lepas urusan ko
sel dia pegang terus. Dia menyempatkan diri menyambar beberapa tumpuk uang dari laci yang lain lalu menjejalkan semuanya ke dalam backpack. Sebuah slig bag
epanjang menuruni anak tangga dan berakhir dengan jatuh berguling sepanjang sisa tangga. Berlomba dengan travel bag. Nayara tidak peduli selama isinya tidak terburai. Dia tidak mer
Suara khawatirnya
au. Ya sudah, Nay aja yang pergi. Terserah Mama m
ay
entaknya sadis melupakan
am
yara menunggu respons Lily.
yara, tapi Nayara mengib
neguk sekaleng softdrink sambil berdiri. Punggungnya bersand
ik koper, menjinjing travel bag, mencangklong backpack, menyelempangkan sling ba
*