Patah
sia menjelang empat puluh tahun. Setelah prosesi pemakaman selesai, satu per satu orang yang turut berduka pergi. Berpamit dengan wajah duka diiringi tepukan penyemangat ala kadarnya d
ntuk mengelap lendir. Wajahnya sangat berduka. Bahkan saat yang lain bersimpuh di sisi makam, dia masih memeluk nisan itu. Mengabaikan tanah merah basah yang mengotori baju dan banyak bagian kuli
meluk gundukan tanah berpegangan pada nisan. Ayahnya menarik paksa pinggangnya sampai membuat nisan itu nyaris tercabut. Sampai akhirnya
ufuk barat. Siapa pun yang mendengar raungan itu, mereka akan menolehkan wajah, i
ris ketika melihat bocah lelaki kotor
Manggala ikut,
bali berteriak meraung tak peduli ayahnya
dalam gendongan ayahnya. Kakinya bergerak-gerak kasar menendang asal ke segala arah tidak mau pergi dari makam. Teriakannya sepanjang jalan semakin menyayat hati. Tapi me
ah yang
kenal. Papanya terlalu sibuk bekerja yang ketika pulang hanya menuntut laporan prestas
nya tidak akan pulang apalagi tergantikan. Termasuk ketika papanya datang memperke
Mama, tapi d
, maka tidak usah beri dia ibu yang lain. Tapi bocah sekecil itu bisa apa? Bahkan dia tidak mengerti bahwa yang dia rasa adalah sebuah kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan. Dia hanya tahu bahwa dia kehilangan pegangan.
nama Manggala Abip
*
but waktu. Tak peduli cerita apa pun yang terjadi di putaran rodanya, dia akan terus be
ang dan ada
unia menghadirkan kisah lain. Senja yang tetap indah dalam lengkingan sedih seorang anak
a yang datang da
orak gembira dengan kedatangannya. Bayi itu sudah terlihat cantik meski baru melewati pintu ke dunia yang baru. Kepalan tangan kecil itu terus mengentak meninju, siap menghalau siapa pun yang mengganggunya menangis
rap ini adalah akhir kehidupannya. Berharap dia be
kepalanya sendiri suaminya berasyik masyuk dengan perempuan lain. Jadilah dia bersalin sendirian den
ini bukan yang pertama, dan yang pasti dia yakin ini juga bukan yang terakhir.
akan menjadi lelaki yang dia impikan. Dia tahu, pangeran berkuda putih itu bukan untuknya. Kekecewaan yang tidak bisa dia keluarkan pa
melihat bayi
Kehidupan batin yang keras tanpa bimbingan orangtua membuat dia menjadi pribadi yang keras. Tak ada yang bisa men
kepalan tangan kuat, dan gerakan mantap
*
rkali-kali bersinggungan dalam
*