Pilihan Yang Membawa Petaka
etap terjaga, berputar-putar, menolak untuk tidur. Semua yang terjadi dalam beberapa hari terakhir terasa semakin mengguncang kesadar
awatirannya. Setiap kali mereka bertemu, Keira selalu mengingatkan Nerissa untuk tidak terlena. Tapi Nerissa
ertahan hidup. Ada sesuatu yang lebih dalam. Sesuatu yang membuatnya merasa terikat pada
akin intim, penuh dengan kata-kata yang menggetarkan hati, namun juga menyesakkan. "Aku merindukanmu,"
penuh dengan kemewahan dan godaan. Di sisi lain, ada sesuatu yang membuatnya ingin tetap berada di sana, di dunia yang di luar jangkauan ke
mangat seperti dulu. Tapi ia hanya bisa tersenyum dan menjawab, "Aku baik-baik saja." Padahal, jauh di dalam hatinya, ia merasa semakin jauh dari dirinya sendiri. Setiap k
duduk di perpustakaan, mene
malam ini. Jangan menolak, Ne
uskan," kalimat itu berbicara lebih dari sekadar keinginan untuk bertemu. Itu berbicara tentang kendali, te
isa melihat di mata Leonard bahwa ia tidak hanya menginginkan pertemuan malam ini, teta
Leonard mengajaknya berjalan di taman pribadi yang dihiasi lampu-lampu kecil yang berkelip-kelip.
dengan keinginan yang tidak bisa disembunyikan. "
ujung lidahnya. Bagaimana bisa ia menjelaskan perasaan yang begitu rumit ini? Di satu sisi, ia ingin melarikan di
ke wajah Nerissa. "Kamu tahu apa yang aku inginkan,
am sentuhan itu-sentuhan yang lebih dari sekadar fisik. Itu adalah sentuhan yang menga
wa Nerissa lebih dalam ke dalam dunia yang ia rancang, dunia di mana kendali adalah segalanya
Ia tidak tahu harus ke mana lagi. Setiap jalan yang ia pilih hanya membawanya lebih dalam k
sendiri lagi-ia berjuang untuk tetap menjadi dirinya yang utuh, meskipun dunia di sekitarnya sem