icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pondok Mertua Indah

Bab 4 Persyaratan Berat

Jumlah Kata:990    |    Dirilis Pada: 06/10/2021

ada benarnya. Keluarga Juragan Dirja pasti akan mengatakan hal-hal menyakitk

nyum kecil Nengsih yang mulai

i-ha

*

ggenggam sarung, mulai merasakan takut. Dia tak punya pilihan

sambil mengetuk pintu kayu

Biasanya orang yang meninggal akan dibacakan yasin, tetapi ti

a pintu. Mata tajamnya

tanyanya, ta

Dirja. Saya anaknya Parmin. Orang

anita yang bertanya tadi. Dia memandang

tunggu sejak t

" tanya Neng

ngsih memilih menurut saja dan ikut masuk. Pandangannya langsu

ng mereka kenakan bukan warna hitam atau pun putih la

ng atasnya ada sebuah kain putih . Neng

encari kamu." Wan

dari duduk dan mengh

itu, kepada Nengsih. Dia berlalu

ekor pria yang dipanggil Bram tersebut. Setelah b

kan d

lit. Dia tampak biasa saja setelah kejadian yang menimpa Juragan Dirj

majuan, Nengsih b

nyakan tuduhan Anda

inya tidak bersalah. Tapi, ha

berdiri. Dia meremas sarung kemudia

ah jawaban dari kematian Juragan. Pemilik jejak kaki berdarah itu pel

egitu tenang—tidak perduli

cerita. Bapakmu bi

tap mata Bra

n mendekat. "Me

uk akal itu tak pernah ada dalam benak Nengsih sekali pun. Omongannya seperti

sudah ti

sen sadar dengan

i sini! Anda bukannya berkabung, malah meng

nnya dengan sorot tajam. Dia berdehem dan mund

aran, tapi persyaratan.

ia memejamkan matanya m

kan. Aku bisa jamin, Pak Parmin akan menderita

gkan nasib bapaknya di sana k

a se

*

ntai. Dia sama sekali tak memiliki kata-kata untuk disampaikan terhadap ibunya, kalau

juk. Namun, kali ini tak ada pilihan lain. Wanita muda itu akhirnya

harus bebas dan menceritakan duduk permasalahannya aga

nya, sambil melangkah p

sekali kehadiran anaknya. Mirah terus bergumam, "Kapan pulang, Pak." Berulang-ulang, dengan s

, Buk." Nengsih berkata dengan pelan, di

n. Kamu tahu 'kan, bagaimana mereka?" Mirah menepis elusan tangan anaknya dengan ka

ya, dan saat dia tinggal di sana. Pemikiran itu membuatnya kalut dan tak bisa berpikir jernih untuk sesaat. Namun, keadaan Mirah yang rapuh membuatnya tak

pi rumah. Besok, bakal banyak orang yang datang." Nengsih kembali berkata pelan s

di pungggungnya tadi rasanya terlepas ketika mendengar penuturan anakn

mencuci semua sarung yang berantakan di kamar. Mirah pergi ke kamar mandi, mengisi bak dengan air dari sumur yang dia timb

ng tadinya putih berubah menjadi merah pekat. Mirah

takutan. Wajahnya panik saat me

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka