Mungkin Esok Aku Mati
berbunyi. "Papa?" batinku saat melihat nama yang tertera d
al
ya terlebih dahulu. "Papa lagi ngapain sih? Ga
pa terdenga
uara tegang. "Mending sekarang Papa buru-buru pulang, kasihan Mama. Marc
Papa pulang," j
ada masalah! Kenapa gak jujur aja sih, Papa?" a
rita?" t
eharusnya Zara tahu."
hmu keganggu. Pokoknya sekarang kamu gak
lagi, Papa harus cerita," teka
pa mau siap-siap, biar be
ke
ga setelah berbicara dengan Papa, mesk
a menit, sebua
sampai rumah sa
k terus ya, C
a,
disinya memburuk selama perjalanan ke rumah sakit. Mama juga sempat teriak-teriak karena tak kuat menahan rasa saki
khawatir kalau kondisi Mama tiba-tiba semakin buruk. Begitu pula aku yang
p di bantal. Kulihat jam, waktu menunjukan pukul 7 pagi. "Ya ampun
ari Sandy b
membaca pesan Sandy dengan hati-hati. Ternyata, dia hanya ingin memberitahu bahwa kondisi Mama sudah stabil. P
k air mata yang kutumpahkan, setiap kali melihat foto Mama yang terbaring tak
iagnosis penyakit A, B, dan C, namun semuanya terbantahkan setelah hasil tes medisnya menunjukkan kond
tiba-tiba Marc
di sana pagi apa siang sih, Ka
angun tidur gini," jawabku dengan suar
Marcell dengan
ini? Mama gak kenapa-kenapa
belum sada
Jangan biki
a sempat ban
ner
Ikah, Mama s
terus
minum, ter
gomong kok dip
uram. "Kata Mama, badannya panas dan sakit kaya dit
er
melotot ke langit-langit. Enggak tah
Aneh b
Aku pas diceritain Bi
udah p
m sadar," jawab Marcell seraya menyor
baik-baik," kataku denga
a,
k mau lanj
e,
nakas sebelum kembali memejamkan mata. Tapi, tidurku
s yang harus diselesaikan. Beberapa hari lalu, Papa sempat cerita bahwa bisnisnya sudah mulai berjalan lagi. H
sana kota Berry yang indah. Saat musim gugur seperti ini, biasanya ada banyak festival d
n pergi ke sana. Setidaknya ini bisa menjadi hibura
sedangkan aku duduk di sampingnya. Setelah menjemput beberapa teman lainnya, kami langsung melu
alah sebaliknya. Kubuka sedikit jendela mobil, merasakan hembusan angin dingin yang menerbangkan rambut
saja?" tanya Rey sam
nutup jendela. Sikapku itu membuat beberapa temanku heran. B
h sangat ramai dengan pejalan kaki. Rey langsung memarkirkan
yang menimpa keluargaku. Aku mulai larut dalam suasana pesta yang meriah. Namun, tak sadar, saat
n menuju lobi hotel untuk menjawab
sih!" hardiknya
tanyaku, suara tib
agi gawat?" jawabnya, s
ku panik, jantungku b
ndy disertai isak tang
nangis?" Aku
ara Sandy terputus
seluruh tubuhku kaku. Jantun
SAM