icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mungkin Esok Aku Mati

Bab 3 Penyakit Misterius

Jumlah Kata:1049    |    Dirilis Pada: 21/01/2025

berbunyi. "Papa?" batinku saat melihat nama yang tertera d

al

ya terlebih dahulu. "Papa lagi ngapain sih? Ga

pa terdenga

uara tegang. "Mending sekarang Papa buru-buru pulang, kasihan Mama. Marc

Papa pulang," j

ada masalah! Kenapa gak jujur aja sih, Papa?" a

rita?" t

eharusnya Zara tahu."

hmu keganggu. Pokoknya sekarang kamu gak

lagi, Papa harus cerita," teka

pa mau siap-siap, biar be

ke

ga setelah berbicara dengan Papa, mesk

a menit, sebua

sampai rumah sa

k terus ya, C

a,

disinya memburuk selama perjalanan ke rumah sakit. Mama juga sempat teriak-teriak karena tak kuat menahan rasa saki

khawatir kalau kondisi Mama tiba-tiba semakin buruk. Begitu pula aku yang

p di bantal. Kulihat jam, waktu menunjukan pukul 7 pagi. "Ya ampun

ari Sandy b

membaca pesan Sandy dengan hati-hati. Ternyata, dia hanya ingin memberitahu bahwa kondisi Mama sudah stabil. P

k air mata yang kutumpahkan, setiap kali melihat foto Mama yang terbaring tak

iagnosis penyakit A, B, dan C, namun semuanya terbantahkan setelah hasil tes medisnya menunjukkan kond

tiba-tiba Marc

di sana pagi apa siang sih, Ka

angun tidur gini," jawabku dengan suar

Marcell dengan

ini? Mama gak kenapa-kenapa

belum sada

Jangan biki

a sempat ban

ner

Ikah, Mama s

terus

minum, ter

gomong kok dip

uram. "Kata Mama, badannya panas dan sakit kaya dit

er

melotot ke langit-langit. Enggak tah

Aneh b

Aku pas diceritain Bi

udah p

m sadar," jawab Marcell seraya menyor

baik-baik," kataku denga

a,

k mau lanj

e,

nakas sebelum kembali memejamkan mata. Tapi, tidurku

s yang harus diselesaikan. Beberapa hari lalu, Papa sempat cerita bahwa bisnisnya sudah mulai berjalan lagi. H

sana kota Berry yang indah. Saat musim gugur seperti ini, biasanya ada banyak festival d

n pergi ke sana. Setidaknya ini bisa menjadi hibura

sedangkan aku duduk di sampingnya. Setelah menjemput beberapa teman lainnya, kami langsung melu

alah sebaliknya. Kubuka sedikit jendela mobil, merasakan hembusan angin dingin yang menerbangkan rambut

saja?" tanya Rey sam

nutup jendela. Sikapku itu membuat beberapa temanku heran. B

h sangat ramai dengan pejalan kaki. Rey langsung memarkirkan

yang menimpa keluargaku. Aku mulai larut dalam suasana pesta yang meriah. Namun, tak sadar, saat

n menuju lobi hotel untuk menjawab

sih!" hardiknya

tanyaku, suara tib

agi gawat?" jawabnya, s

ku panik, jantungku b

ndy disertai isak tang

nangis?" Aku

ara Sandy terputus

seluruh tubuhku kaku. Jantun

SAM

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka