icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mungkin Esok Aku Mati

Bab 4 Siapa yang Meninggal

Jumlah Kata:1161    |    Dirilis Pada: 21/01/2025

l baru beberapa hari lalu aku berbicara dengannya. "Kondisinya gimana, San?

sakit. Lagi di ruang ICU," balas Sa

tanyaku lagi, dengan su

ah sakit sa

dah kabar

ma lagi ma

jembatan saat dia pulang setelah menjaga Mama di rumah sakit. Kecelakaan itu membuat Marcell tidak sadarkan dir

p dan mati. Beberapa orang memandangiku dengan tatapan heran. Bagaimana bisa di tengah

. Kuseka air mata yang s

onsel yang ad

K

s Sa

Y

i biru. Sandy sudah membacanya, tapi tidak ada bal

Ada

na. Lagi-lagi hanya dibaca saja. Kesal, akhirnya aku

k telepon. "Kak Zara nelpon, Den,"

tanyaku, sem

Sandy lagi ngg

pa sih

a," ujar Bi Ikah

k enak. "Den Marcell

uh nyawa. Ponsel pun terlepas dari genggaman, te

Kuraih ponsel di lantai, lalu berlari menuju lift. Aku tak bisa menahan derasn

k saja," batinku, sambil berusaha

an Rey. Dia nampak khawatir melihat kondisiku. B

enanyakan, ada apa? Apa kamu baik-baik saja? Sampai dia memaksa beberapa temanku yang

etap memaksa, kemudian mencoba menghubungi ponsel. Cepat-cep

lalu muncul. Kenangan dengannya terus terbayang, mulai dari momen saat pertama kali dia hadir di dunia hingga t

ereka tersenyum, beberapa saat kemudian kami pun berpelukan. Awalnya aku tidak mau menceritakan semua permasalahanku ini, namun akhirny

gera pulang ke Ind

harus pulang

yata banyak notifikasi panggilan tak terjawab. Salah satunya dari Papa. Dengan gegas

apaku saat tele

lepon. Kamu ke mana? Kok

un me

amu harus sabar," Papa

ap

Y

Indonesia," ucapku

ll mau dimakamkan. Doakan aja Marcell dari sana

au nemenin Sandy. K

g nemenin. Kamu

pa.

ng. Papa lagi n

el menjauh. "Gak boleh, Ya?" tanya Danila, teman kam

pa, lu harus cerita. Semalem kita

adangan ke resepsionis hotel. Saking

e arah Rey yang sedang membawa

snya sambil

capek semaleman nang

ka Rey meletakan sarapa

mengerti kalau aku masih butuh waktu untuk sendiri. Saat sedang menyantap s

ta ada dua pesan dari

kapan

t, di rumah

t kubalas

an harus kuat.] Balasku. Walaupun kondisiku sama-sama sedang

embaca pesanku,

an,

ak masih ada u

-lama, Kak.

harus

cepetnya

wabannya begitu te

t selesai.] Dia tidak tahu, kalau aku masih me

dah,

im. Sudah sebulan, dia tidak pernah membalas p

in, aku malah mengemasi barang-barang untuk pulang ke Indonesia. Tidak satupun

rakhir kali pulang kira-kira satu setengah ta

dengan rumah. Aku tak sabar ingin berjumpa dengan Sandy dan memeluknya. Lal

ri belokan, kulihat kondisi jalan agak ramai. Terli

, saat melihat sebuah keranda jenazah keluar dari rumah. T

ampak sekali Papa terkejut dengan kedatang

sih menatap ambulans yang mulai menjauh, keranda jen

itu tidak bisa keluar dari mulutku. Pandanganku berkabut, ja

bisa melihat kejutan dan kesedihan yang terbayang di wajahnya. "

SAM

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka