Mungkin Esok Aku Mati
itu saja. Segalanya berawal dari satu keputusan yang fatal, yang perlahan merenggut mereka satu per satu. Rasanya air mata ini sudah habis untuk
aha properti di timur pulau jawa milik Ardian Sanjaya nama dari papaku . Sejak kecil hid
, sangat baik padaku. Meski aku bukan anak kandungnya, Mama selalu merawatku dengan penuh cinta. Dari pernikahannya dengan Papa, aku mendapatkan dua adik laki-la
aku akhirnya bisa meyakinkan Mama. Aku pun berangkat kuliah ke luar negeri, tepatnya di SBW Berlin Scholarship, Jerman. Ini adalah pengalaman pertama
. Kuliahku semakin padat, tugas-tugas mulai menumpuk, dan aku merasa waktu begitu terbatas. Semakin jarang aku menghubungi keluarga di rumah. Padahal, dulu aku selalu m
aan bahwa hubungan dengan keluarga sepertinya juga mulai memudar. Mama tidak pernah mengeluh, tapi aku bisa meras
Beruntungnya, Mama adalah orang yang sangat pengertian. Meski aku sibuk, Mama tidak pernah mengeluh. Kadang, kalau aku rindu rum
k. Aku menghadap ke arah layar, melihat nama Mama yang tertera di sana. Sejenak, aku terdiam. Biasanya, Mama hanya mengirim pesan ringan, menanyakan
i
i pesan muncul d
call? Penting) – Pesan da
iatan di kampus sangat menyita waktuku, dan aku terpaksa menunda untuk menjawab pesan itu. Lalu, rasa bersalah mulai merayap. Aku tahu Mama pasti k
rtemen sekitar pukul 8 mala
n, sampai lupa bales chat.) Balasku sembari merebahkan t
uah pesan masuk dari Mama, meski seka
ayang] – Pesan M
hehehe) Aku membalas, lalu se
las dan memaksa video call. Aku memikirkan hal itu sejenak, tapi tidak terlalu lama. Mungkin dia hanya rindu. Tapi ketika lay
ku, mencoba tersenyum, me
ambil tersenyum, meski ada nada cemas yang terdengar. "Iya, maaf
iasa. Aku menyadari bahwa ini bukan sekadar obrolan santai. "Mau ngomong apa, Mama? Kenapa
irnya terkatup rapat. Ada sesuatu yang tidak biasa. Aku bisa merasakan ketegangan yang semakin dalam.
endengarnya. "Apa yang terjad
sedang sulit," jawab Mama dengan nada rendah, dan
ingung, khawatir ada masalah yang l
mendengar suara desahan napasnya. "Papa..." tiba-tiba Mama terdiam. M
aat i
uk
tiba gelap. Aku terkejut dan langsung memanggilny
kenali. Itu suara Papa. "Udah dibilang jangan kasih tau
," jawab suara Mama, kali
sendiri. Kamu diam aja! Itu kamu masih vi
Mas," jawab
ng terjatuh, dan dialog yang aku dengar membuatku semakin khawatir. Aku
jadi di rumah? Mengapa
AMBU