I LOVE U HOT PAPA
UR
h. Papa....
i Hana terpleset, sehingga tubuhnya oleng dan terjebur ke dalam ai
anpa berpikir panjang, ia langsung berenang
dang berusaha untuk terus mengapung, tetapi
nyalah seorang gadis kecil tak berdaya yan
... uk
ya. "Aku baik-baik saja, Papa." Hana memeluk bahu kokoh Reigan dengan erat
E
terpendam dalam diri Hana. Ia belum mengerti sepenuhnya, tapi ia dapat mer
gian-bagian tertentu di tubuhku me
Hana kian melekatkan wajahnya
gan khawatir. Ia mendudukkan Hana di pinggiran kolam renang
eigan di kakinya mampu memantiik hasratnya secara memba
r, sebab ia melihat netra Hana te
u." Hana mengarang bebas, hanya in
ravelling. Ia punya hasrat yang besar, tapi tentu saja bukan untuk putrinya. Edelweis Hana ada
kaian dan keringkan rambutmu. Setelah makan malam
e dalam ruumah, ini sakit s
ng ibu angkat yang akan memanjakanmu dengan leluasa?" Reigan mera
ah enggak sakit. Hana bisa jalan sendiri pelan-pelan." Hana terk
kin akhir tahun depan, itu pun
engar jawaban Reigan. Pu
" gumam Hana lemah. Ia mulai berjalan masuk
." Reigan memberi
baik kalau aku saja yang jadi istrimu Reigan. Oh no! otakku bena
pa, tapi di hati tetap Reigan-R
makan m
menjai pilihannya. Kulitnya tidak terlalu putih, garis wajahnya tegas, dilengkapi netra dan al
lam? apakah ia sdang marah padaku?" Reigan bergumam heran. Sebab
gah sembari memeriksa catata
. Itu bukan nominal yang besar buatnya. Ia justru berharap Hana
juh puluh lima juta rupiah untuk dua semester. Berarti sisanya ia gunakan
atau mungkin juga kecapean dan tertidur. Tanpa berpikir panjang ia bangkit berdiri, melang
tok
tok
intu kamar Hana perlahan. Ternyata pintu itu tidak dikunci sama sekali, dan Hana tertidur pulas di lantai
tap kasihan kepada putri angkatnya. Bersyuk
gerai lepas. Aroma Orchid nan segar menyeruak seketika, Reigan merasakan sensasi kesegaran dan kehangatan dari penc
a kewalahan sama sekali. Dengan pelan dan hati-hati,
un ringan selutut, Reigan tidak kesul
kemudian menyapukan tangannya dengan lembut pada kulit mulus ya
enemukanmu pada waktu yang tepat. Kalau tidak, entah apa yang terja
an pijatannya
aah
eliat lemah dengan suara l
gadis itu seperti menenangkan seorang bayi. Tangannya berpind
bari melenguh seperti sedang menikma
melihat dengan leluasa sebentuk dada indah yang memiliki dua b
tatapannya tidak bisa berpaling dari sana. Jemarinya sangat ingin bermain-main di sana, akan tetap
lkan keberaniannya untuk memasangkan kancing ba
n hasratnya terbangkitkan, ia butuh pelampiasan. Ia pun menuju ke dalam ruang gym p
eigan adalah pria pertama yang menyentuh kulitnya. Sensasi sentuhannya begitu membekas di jiwa Hana. Sesa
h ia biarkan menyentuhnya. Mungkin itu
kuliah dan pekerjaannya. Ditambah lagi pekerjaan rumah yang dibebabkan oleh ibu tirinya. Hidup
ya. Barusan ia hanya pura-pura tertidur setelah belajar. Begitu i
bisa tidur dengan tenang sembari membayangkan wajah ta
Hana telah siap dengan outfit manis dan tertutup yang jadi pilihannya.
malam. Dengan sengaja ia melepas dua kancing baju bagian atasnya untuk menggoda ayah angkatnya sendiri
erti biasanya, dan ia hanya melakukannya untuk Hana, a
a balas tersenyum ceria, ia hanya ingin
a baginya. Apa yang diucapkan Hana tidak mempengaruhinya. "Mari ki
endiri kok pakai baju santai? Enggak ngantor?" Hana penasaran
. Papa pekerja lepas. Kerja kapan saja dan d
apa bisa punya
. "Tenang saja, kita tidak akan kekurangan uang. Oh
memerah karena mengingat hal semalam, berhar
t kakimu yang keseleo. Kamu tidur sangat lelap, papa tidak tega m
pembaringan, aku kira jin usil." Hana ny
lucu. Sangat menggemaskan di matanya. Kemudian tanpa sengaja tatapannya t
mpiri putri angkatnya yang tengah duduk di teras be
gapain?!" tan
ajarimu mengikat tali sepatu dengan baik." Reigan mul
rti ini," sahut Hana kikuk. Namun, tatapannya tidak bisa berpaling dari wajah tampan
ini Papamu,
." sahut Hana dengan
il aku
Pap
u d
de
a D
kali ini diperlakukan dengan penuh kasih oleh orang lain selain ibunya sendiri. Diam-diam ada yang menetes
-tib
today?" Satu suara lembut menyapa telinga
sekonyong-konyong telah berdiri tegak di sisi Reigan. Wanita berumur yang san
e sumber suara,
k Reigan tak