icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Calamity Of Love

Bab 2 2 - Cita-cita Camilio

Jumlah Kata:1512    |    Dirilis Pada: 08/01/2025

dan ibunya sudah mulai be

kolah dengan berjalan kaki dengan jarak kurang dari 10 menit di tempat bis sekolah menunggu para murid

ucapan bela sungkawa dari

suk anak yang cerdas dan berprestasi. Ia selalu menda

tim bakset sekolah untuk mengikuti kejuaraan nasional, hingga yang terakhir adalah Camilio m

ncuri perhatian dan hati para guru s

anak yang penuh prestasi akademis dan non akademis namun ia selalu ramah

ama gadis-gadis remaja. Selain prestasinya yang sangat mencor

mpatik dan pembawaan Camilio yang tenang, murah senyum tapi cenderung

an rope skipping tiap pagi selama 30 menit membentuk tubuhnya menjadi atletis sehingga membuat gadis-gadi

enjelaskannya. Camilio tidak pernah menanggapi godaan dari teman-teman gadisnya karena ia memp

is-gadis di cafe maupun di tempat lainnya untuk bermain game. Camilio selalu menghabiskan waktu luangnya untuk berolah raga dan membaca buku yan

basket dan futsal bersama Camilio. Namun Darren agak lemah dalam pe

urusan apa setelah lul

saja," sahut Camilio yang sukses memb

.. uh

inuman di dalam tas ranse

san aktuaria atau pena

setuju karena ia tidak mau dianggap aku mengambil keuntungan dengan diberi kemudahan. Tapi se

ikut pelatihan fisik militer di cuaca panas, apa kau rela tidak keliatan tampan lagi? Kau lupa bagaimana ayahmu kem

a," ledek Camilio sambil menggeleng-gelengkan kep

tampan hehe.. Lagipula kau bukannya senang menjadi pemain basket pa

becanda terus," seru Darren s

isik militer yang katanya sangat berat. Aku juga tidak trauma dengan bagaimana ayahku meninggal. Aku sangat kagum padanya, berjuang untuk keam

erah berbahaya, masuk hutan. Selain ancaman musuh juga ada binatang buas, ha

tang buas. Menurutku, lebih baik mati muda karena melakukan hal yang berguna untuk negara dan

sudah di doktrin jiwa nasionalisnya," seba

n bermaksud memandang negatif pada profesi ayahmu di militer, tapi coba kau pikir saja, seandainya gaji di sana itu puluhan ribu dollar tapi t

tersenyum sa

di bawahmu, aku pasti ambil jurusan ak

mengerjakan tugas-tugas kuliahm

nanti dikurung saat di militer, hah!? Gila kau ya!" seru Darren

takmu malah semakin parah tersumb

g ada di tangannya ke dada Camilio, m

am "Satu-satunya yang membuatku ragu

ganggukkan

annya pasti cemas menunggu ayahku pulang beberapa minggu kemudian. Aku lihat dengan mata kepalaku s

nya. Ingat, peluru tidak punya mata. Jadi kau pikirkan lagi baik-baik, bagaimana hancurnya ibumu jika seandainya i

jang dan menatap langit-la

uga bisa mati. Tuhan menciptakanku dengan banyak talenta, jadi aku yakin Sang Penciptaku tidak akan membuatku mati muda seb

unya, menyerah melihat

jadi masuk militer, siapa yang aka

a napasnya dan

amu. Tolong lindungi

semua orang di sekolah, k

an banyak membuat orang sebal dan terpancing untuk membullynya. Tapi dia bi

a ke psikiater. Minum obat

Bagaimana cara aku bercerita pada orang tuanya dan mengusulkan untuk membawanya ke psik

s diri sendiri supaya tahan punya teman menyebalkan sepertimu saj

u yang ada di depannya ke dada Camilio dengan k

hmu. Aman.. siapa yang tidak kenal kharisma si jenius Camilio, hah?! Biarpun kita sudah lulus d

pada Debbie selain rasa kasihan saja melihatnya selalu ketakutan dan sering dibully. Aku juga tidak mau memperumit diri denga

elakuannya seperti kelinci yang selalu ketakutan! Lagian siapa y

yang jadikan Debbie keka

pa kau tidak menyesal kalau mendengar kabar dia nanti dibully

ti akan ku bantu. Setiap orang punya takdir masing-masing. Aku tetap fokus

k militer?" tanya Darren tak percaya, da

ibuku merestui. Setelah itu, aku akan melengkap

e Con

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 1 - Kepergian Benhardi Osvaldo2 Bab 2 2 - Cita-cita Camilio3 Bab 3 3 - Mental Istri Letnan Kolonel4 Bab 4 4 - Tentang Debbie5 Bab 5 5 - Hari Kelulusan6 Bab 6 6 - Pendidikan Militer7 Bab 7 7 - Bertemu Dengan Teman Lama8 Bab 8 8 - Persamaan Keturunan Italia9 Bab 9 9 - Mike Foland dan Keluarga Lazcano.10 Bab 10 10 - Aksi Demo di Minnesota11 Bab 11 11 - Tidak Asing Dengan Nama Itu12 Bab 12 12 - Ia Seorang Anggota Mafia 13 Bab 13 13 - Di Rumah Sakit14 Bab 14 14 – Lukisan15 Bab 15 15 - Tidak Suka Perayaan16 Bab 16 16 - Sisa Kerusuhan17 Bab 17 17 - Negara Membutuhkan Perwira Handal18 Bab 18 18 - Orang Kepercayaan19 Bab 19 19 - Rencana Promosi20 Bab 20 20 - Jangan Membunuh21 Bab 21 21 - Hitam dan Putih Jauh Berbeda22 Bab 22 22 - Hati kecil Berlawanan Dengan Akal Sehat23 Bab 23 23 - Menjalani Kehidupan Dengan Bijak24 Bab 24 24 - Supaya Kau Lega25 Bab 25 25 - Teman Dekat26 Bab 26 26 - Kapan Kau Menyusul 27 Bab 27 27 - Satu Lawan Satu28 Bab 28 28 - Pertemuan Kembali29 Bab 29 29 – Perkenalan30 Bab 30 30 - Menjalin Hubungan Kasih31 Bab 31 31 - Jangan Terlalu Mencintai32 Bab 32 32 - Pujian Atau Sindiran 33 Bab 33 33 - Tidak Pernah Menganggapmu Musuh34 Bab 34 34 - Hadiah Ulang Tahun35 Bab 35 35 - Menyempurnakan Kenangan36 Bab 36 36 - Melepas Yang Pertama37 Bab 37 37 - Aku Memang Membebaskanmu38 Bab 38 38 - Will You Marry Me 39 Bab 39 39 - Kita Perlu Bicara40 Bab 40 40 - Sayangi dan Cintai Putriku41 Bab 41 41 - Pemberkatan Nikah42 Bab 42 42 - Pedang Pora43 Bab 43 43 - Ingin Menghentikan Waktu44 Bab 44 44 - Sabar Sedikit Lagi45 Bab 45 45 - Kau Di Mana 46 Bab 46 46 - Aku Sangat Merindukannya47 Bab 47 47 - Ku Traktir Kau Minum48 Bab 48 48 - Ibu Yang Bijak49 Bab 49 49 - Aku Ingin Menggendongnya50 Bab 50 50 - Menjernihkan Otak51 Bab 51 51 - Bergabung Denganku 52 Bab 52 52. Penawaran Kerja53 Bab 53 53 - Selamat Bergabung Dengan Black Nostra54 Bab 54 54 - Menguji Kemampuan55 Bab 55 55 - Prosedur Penyerangan56 Bab 56 56 - Strategi Penyerangan Baru57 Bab 57 57 - Siap Menancapkan Kuku58 Bab 58 58 - Panggil Daddy59 Bab 59 59 - Sudah Saatnya Melepas60 Bab 60 60 - Pemeriksaan DNA61 Bab 61 61 - Kemunculan Sophia62 Bab 62 62 - Lupara Bianca63 Bab 63 63 - Aku Merestuinya64 Bab 64 64 - Membekas Di Pikiranku65 Bab 65 65 - Aku Ingin Punya Mom66 Bab 66 66 - Tidak Bisa Melihat67 Bab 67 67 - Moskow dan Vietnam68 Bab 68 68 - Turunan Bakat69 Bab 69 69 - Ketenangan Hidup70 Bab 70 70 - Mike dan Sasha71 Bab 71 71 - Ikut Daddy Bekerja72 Bab 72 72 - Doa Yang Terbaik73 Bab 73 73 - Tidak Punya Ibu74 Bab 74 74 - Tidak Boleh Cengeng75 Bab 75 75 - Merawat Mario76 Bab 76 76 - Tak Boleh Ingkar Janji77 Bab 77 77 - Rindu Pada Tante.78 Bab 78 78 - Hadiah Untuk Anak Patuh