Wanita Simpanan Nakhoda
nti, kamu jangan nge
oleh Nanci yang kebetulan menguasai bidang itu, dengan s
kamu kan sahaba
agi Kemuning wanita itu segalanya, mereka sudah be
mengeluh untuk kesekian kali, rasanya berat melepaskan Ke
" hibur Kemuning diiringi tawa, meskipun s
stri, ke mana pun sang suami
ng." Membubuhkan bedak di wajah Kemuning, denga
n make up, Nanci berharap teman kecilnya ini akan hidup bahagia, d
pasti akan pangl
ereka memang belum ada bertemu, padahal Amer dan keluarganya sudah tiba di r
i sini dulu ya
makin deg-
ereka lagi, ada banyak sekali cerita yang ingin ia sampaikan kepada Amer, harapanny
oh sendiri memanggil Kemuning, wanita itu p
ginya dengan sebaik mungkin, senyuman Kemuning sontak me
erasi dengan balutan pak
," lirih
sahutnya b
an, kedua anak manusia itu tampak saling melepas rindu, bahkan ti
agak terlambat d
k sedikitpun mengecilkan senyumannya. "Gak apa-ap
ernah menyangka akhirnya mendapatkan restu dari orangtua, begitu jug
dekatnya mendiang ayahku," jelas Amer seraya mengajak Kemuni
nggung tangan kedua orangtua itu, tidak lupa ia juga me
wanita yang biasa
tu menyentuh lembut punggungnya seakan mendukung p
a yang berada di sampingnya wanita itu, Kemuning mengerj
*
menyusuri pesisir pantai dengan tangan yang bertaut, kedua
annya penuh arti, terlalu naif jika tidak pernah menginginkannya, bahkan pr
menikah," kata
ak pernah berdusta jika ia sangat ingin memilikinya, menjadi seorang pri
u tahu," bal
asaan Amer menggenggamnya, lalu berkata lirih. "Aku gak pe
a gak nyangka bisa jatuh cinta pa
hal yang selalu ia dapatkan setiap kali mereka bertemu, s
n selalu mencinta
ga begitu, Mas,
engan sangat erat, memberikan jawaban atas prasangkanya selama ini,
erhenti mencinta
kinkan, ia terlalu besar mencintai Amer, dan berusaha menjaga hati. "Yang aku tak
h terjadi," tuk
ya diri, apalagi setelah hari ini, orang-orang yang tadinya melihat sebelah mata, kini tampak berbeda.
i?" tanya Amer m
panjang Kemunin
pan Amer mengarah ke bibir Ke
erasaan, dengan senyuman yang lebar pria itu mendekatkan wajahnya k
ata Amer diiringi tawa, ia sangat terhibur saat mel
-larian sambil menyembunyikan perasaan gugupnya, gadis itu
muning, bahkan ia merasa sangatlah beruntung
menikaaah!" Kemuning berteriak di bibir pantai, gad
purna, Kemuning merasa sangat bahagia, ia berjanji tidak akan
ingkah konyol, Ke
nyambar tubuh mungilnya, dan mengangkatnya tingg
Ame
ambu