Wanita Simpanan Nakhoda
udah yakin s
h Nanci, saat ini mereka berada di dalam kamar dan bersiap-
Menaruh pewarna kuku yang sejak tadi dipegangny
aku kepikiran
uskannya, padahal semalam mereka sudah membicarakan ha
a dengan janji yan
man, Kemuning sangat yakin Amer tidak akan membatasi pergaulan
ata, sebentar lagi acara pernikahannya akan dimulai, dan ia tidak ingin memikirkan apapun s
memilih untuk mengalah, tetapi ia
." panggil s
yum saat menemukan bibi Rasita, lalu ia
a kamu suka ya," katanya seraya memasangkan gelang
Rasita, terima
dalam, ia sangat tersentuh, bahkan tidak pernah menyang
oakan semoga pernikahan ka
a itu erat, mengungkapkan betapa bahagianya ia dipertemukan
kita berangkat k
rsinar gadis cantik itu pun melangkah pergi dengan
puji bibi Rasita untuk kesekian kalinya, sej
eruntung, Bi," s
jak tadi diam-diam memperhatikan mereka di belakang, dan me
," tunjuk bibi Ras
Nanci!" Kemunin
ang mulai tampak curiga. Tadi malam Nanci kepergok oleh wanita itu saat
lkan ini Nanci sa
itu tersenyum ramah, dan terseny
ta Amer sudah menunggu kedatangan Kemuning, dengan wajah yang semringah ia langsung
li hari ini, Kemu
s Kemuning sambil menatap kagum, lalu ia melan
hari ini mereka sudah resmi menjadi sepasang pengantin, bahkan d
ar menunggu nanti
*
yang tampan dan gagah disegani banyak orang, terutama ole
dak sedikit dari mereka yang ikut berbahagia atas pernikahan Sang
ti orang yang kehilangan arah, pada
Amer menatap Ke
ng," ungkap Kemuning mulai merasa tidak nyaman, mendengar itu Amer sontak
istrinya seorang Nakhoda." Jelas Amer seraya mengecup pi
pipi Kemuning
tersipu sekaligus bahagia, dengan langkahnya yang gesit pria itu lan
dansa, Mas," t
er seraya menaruh kedua tangan Kemuning melingkar di leh
sorak dan mendukung, di tengah situasi mendebarkan itu Kemu
rasi ya," kata sa
ta juga sangat ca
-benar pasangan
aik oleh banyak orang, padahal dulu perasaan cemas itu sempat mempe
oda Kapal seperti Amer, yang mau men
tanya Amer sambi
dan minder, lalu gadis itu menyembunyikan waja
eraya menghirup dalam aroma tubuh Kemuning, lalu ia tersenyum. "Kamu menjadi s
ak bicara, Mas," tukas Kemuning menahan tawanya,
ahagia," akunya lagi, lalu
a masih di lantai dansa berpelukan mesra, dan bergerak
mperhatikan, keduanya tampak saling bertukar pikiran diam-diam, m
ngan gadis kampung itu?" tanya Rasita dengan so
ga gak begitu yak
ambu