icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tuan, Kau Menghanyutkanku

Bab 7 Bagian 7

Jumlah Kata:1325    |    Dirilis Pada: 29/12/2024

se terbangun

. Dengan cekatan, dia mulai membereskan rumah yang berantakan, mengangkat kursi yang terbalik, dan menyapu pecahan kac

dan ayahnya. Sambil bekerja, pikirannya terusik oleh perintah Eddie semalam. Mendekati Reiner?

ngan rambut yang belum tersisi

n dulu sebelum kita berangkat." Elise m

a dengan nada polos, suaranya mas

an diri menyapu sudut ruangan yang belu

Lily, menuju pintu depan. Namun sebelum sempat

lise menghentikan langkah, m

ik usul ayah semalam." Suaran

pa yang terbaik untuk kita semua," jawabnya

dak menahan Elise lebih lama. Dengan c

ya sendiri, sementara Lily sesekali menendang kerikil kecil di jalan. Gadis kecil it

akak selalu te

alu merunduk sedikit aga

nyak yang harus dikerjakan," jawabnya lemb

y menambahkan, ekspresi wajahnya serius.

"Kakak suka selama ada kamu di rumah. Kakak ingin kamu t

emudian, mereka tiba di depan gerbang sekolah. Elise berjongkok, mera

angan lupa makan siang," p

baikan tangan. Elise memandangi punggung adiknya hin

h besar yang megah itu berdiri kokoh di tengah-tengah hutan pinus, dengan gerbang besi tinggi

untuk para pelayan. Dia membuka pintu lemari kecil yang dipenuhi seragam pel

putih kecil yang melingkar rapi di pinggang. Lengan gaun itu pendek dan dihiasi pita kecil di bagian ujungnya. Sepasang sepatu hitam datar melengkapi penampilan tersebut.

pelan sambil tersenyum tipis, mencoba mengabaikan perasaan tak n

mengatur sarapan untuk penghuni rumah berhenti sejenak, melirik Elise dari atas hingga bawah. Tatapan m

anita bernama Clara, berbisik

erbeda kalau dia yang memakainya?" ta

t bahu. "Mungkin karena dia masih baru. Atau mungkin dia tahu bagaiman

g Greta yang muncul diantara mereka berdua.

ih untuk tetap fokus pada tugasnya. Dia membawa nampan beris

r. Reiner, yang baru saja turun dari tangga, diam-diam memperhatikan bagaimana Elise bergerak. Tid

an tubuhnya di dinding, tak menyadari bahwa dia sudah men

-

di atas nampan tidak bergoyang terlalu keras. Saat dia mencapai pintu yang megah dengan ukiran kayu khas kolonial

ik sek

gin, dan membuat bulu

trol keterkejutannya. Matanya bertemu dengan tatapan t

g saat dia menyunggingkan senyum penuh arti. "Huh, sialnya kam

ucapannya lirih, kata-kata it

dan melangkah menjauh. Bahunya tegap, gerakannya penuh percay

anya seorang pelayan? Rahangnya mengeras, tapi dia tahu, membalas hanya akan bera

." Elise akhirnya melangkah

dingnya dipenuhi rak buku yang menjulang, penuh dengan koleksi yang tampak antik dan mahal. Sebuah meja besar di tengah

untuk Anda, Tuan," kat

Lelaki tua itu sedang duduk di kursi goyang, bersan

di atas meja dengan hati-hati. Namun sebelum di

?" tanyanya, kali ini deng

dah, Tuan. Saya sarapan di

. Kema

a ke meja kecil di sebelahnya. Tatapannya yang

?" tanyanya dengan sopan, mendeka

uk melayaniku," ucap Abraham pel

mperhatikan setiap k

gin kamu mem

"Ma-maksud Tuan bagaimana? Maaf... saya kurang

g mungkin tidak akan dia ungkapkan padaku. Aku butuh seseorang yang bisa memastikan semuanya berjalan

gungan dan kekhawatiran. "Baik, Tuan," jawabnya singkat,

nyum kecil, tapi sorot

berat. Di luar, udara terasa lebih dingin, atau mungkin itu hanya perasaanny

h ada pelayan yang mengurusnya?" gumamnya pelan. Namun, dia t

-

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka