Rumah Kakek
akan menjaga kalian selama ibu dan a
ekitar dua puluh sampai dua puluh tiga tahunan. Ia mengenakan kaos polos d
mah. Kalau dilihat dari raut wajahnya, untuk kesan pertama melihat kondisi k
amu hanya fokus untuk menjaga anak-anak saja dan boleh jug
un,
ngan ruangan sumur Sebenarnya, itu bukanlah kamar. Hanya saja, ru
anti Dara tidur di kamarnya T
saja,
a ia selalu menghibur kami dan mengajak kami bermain. Kami berkumpul di kamarnya dan b
a-tiba terdengar suara sesuat
kk
atap rumah ya, jadi terdengar b
na ini hari pertamanya bekerja, dan memang di depan rumah terdapat du
hhhh
desisan dan lagi-lagi sum
t ke ruang tengah, kami bertiga memutuskan untuk mengintip le
lam posisi setengah berdiri di atas alas bantal yang tergeletak di lantai. Warnanya hitam legam dan
Teh... ular, Teh!"
ta keluar lewat pintu garasi dan meminta pert
h pucat dan keringatan. Aku tau dia pun
ba ular itu membelokan kepalanya d
mengikuti teh Nining. Saat itu kami hanya mengintip, t
ar rumah mencari pertolongan. Untung saja ruangan paviliun ini langsung terhu
itu mengikuti k
sedang duduk sambil merokok di depan rumah pak Darman
To-tolong! Ada ula
kedap, Neng. Biar say
pak Darman, ia cepat-cepat memanggil temannya dan mas
ain pun bermunculan karena keheranan melih
ular di bagian kepalanya. Di depan kami, ia membunuh ular tersebut dengan bat
ah mati. Tos
ak ada kejadian seperti ini lagi, punt
membunuh ular dengan cara seperti
ular itu akan mengancam nyawa adik-adik ini,"
mbali ke rumah dan men
rang terasa lebih buruk. Aku selalu dibayang-bayangi ketakutan setiap pergi ke ruangan mana pun di rum
a ayah dan ibu. Mereka sangat terkejut dan i
ar ayah dan ibu bertengkar, bahkan sesekali mengu
ada rejeki kita akan p
kan nantinya akan merawat rumah ini? Bagaimanpun jug
ang, ia izin untuk bermain di rumah temannya. Ibu sudah mencari keluar rumah untuk menjemput Tas
k Darman. Barangkali, Tasya berm
terkadang sesekali kami bermain disana. Memang, cukup berbaha
ah tanya ke Kang Duloh, ia tidak melihat
asanya jam segini belum pulang, man
Neng Tasya
i dua dan ia datang menghampiri kami sam
di atas ada Neng Tasya sedang duduk melamun sendirian!"
kok kamu bisa
atah kata pun, kami semakin khawatir karena setahu kami dia tida
an air putih hangat
ya,
Nining lalu diberikan pada Tasya, seketika ia l
gil-panggil Ibu, Kakak, Teh Nining, semuanya
umah Nak, kami menca
ke atas, Tasya kira Teh Nining, ternyata setelah