icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hati yang Kau Sakiti

Bab 5 Ingin Berpisah

Jumlah Kata:1128    |    Dirilis Pada: 18/12/2024

ia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, s

ur menyentuh bahu ibunya yang bergetar hebat. "Ma, tena

ngnya, Arga, yang sudah ada di hadapannya. "Adikmu, Arka, dia sudah

D

Arga segera menoleh ke arah Arka yang masih berdiri di

yang sudah menatapnya dengan nyalang. "Iya

selama ini ia anggap sebagai pria yang bertanggung jawab, bisa melakukan hal sekeji ini. Ia

ug

u mengkhianati Kiran, apa yang ada dalam otakmu ini, hah?" sergah Arga, yang terus mendaratkan tinju d

ug

dilayangkan Arga, menggambarkan kekecewaan yang mendalam. Arka sudah terkulai lemas di

terus memukul Arka. Maria, yang sudah tidak tahan

menyesal. Aku hanya ingin memperbaikinya

ia masih terus melayangk

ug

? Kamu pikir dengan mengatakan kamu menyesal akan memp

ug

. Entah sudah berapa banyak pukulan yang mendarat di tubuh Arka,

Maria sekali lagi, kali

h menyala dengan kemarahan. Ia melihat Arka yang sudah tak berda

menahan emosinya, ia lalu menatap ibunya dengan mata yang ber

wa dan marah, tapi kekerasan tidak akan menyelesaikan a

rdiam, hatinya hancur melihat keluarga

"Kiran, aku minta maaf. Aku tidak tahu mengapa aku m

erkulai lemas di lantai. "Aku hanya ingin semuanya berakhir. Ak

i semua ini. Selama ini, Maria begitu menyayangi Kiran, ia sudah menganggap Kiran se

an menantunya itu dengan erat. Wanita paruh baya itu memandangi wajah lusuh Kiran, waja

adi ibu yang baik. Mama sudah gagal menjadi seorang ibu. Mama tidak tahu mengap

menyakitkan. Kiran menatap Maria, ia bisa melihat rasa bersalah yang begitu mendalam di mata ibu mertu

gai seorang ibu, Mama merasa gagal. Mama tidak bisa mendidik Arka dengan baik. Mama tidak bisa

kekuatan kepada ibu mertuanya yang sedang dilanda rasa bersalah.

u baik," gumam Maria, suaranya terdengar begitu pedih. "Kamu tidak pantas diperl

ama Arka kini berubah menjadi luka yang mendalam. Kepercayaannya telah dikhianati, dan hatinya hancur berkeping-keping.

Ia memeluk Kiran begitu erat, sambil terus mengelus rambut Kiran. "Sayang, kamu tidak sendiri. Mama di sini unt

ir mata masih terus mengalir, pelukan hangat Maria memberikan se

*

Ia sudah mencoba untuk tidur, tetapi hanya tangis yang keluar dari sudut matanya. Kiran memutuskan untuk tinggal di ruma

perlahan turun dari tempat tidur. Kakinya menapak di lantai yang dingin, tetapi rasa dingin it

r memenuhi ruangan yang sunyi. Setelah air mulai mengisi bathtub tersebut, Kiran merendamkan tubuhnya di dalam bathtub.

engetuk pintu kamar Kiran, tetapi tidak ada jawaban. Akhirnya, Maria memb

a dengan cemas. Ia meletakkan segelas susu

s. Ketika Maria membuka pintu kamar mandi, ia terkesia

berlari ke arah bathtub dan dengan pan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka