Hati yang Kau Sakiti
bergetar ketika mema
h bertemu dengan klien-mu? Tadi kamu pamit padaku, kamu bilang kamu ingin bertemu dengan klie
n, aku
ribuan jarum. "Oh iya, Mas, tadi aku juga melihat kamu menggendong seorang anak
ya, bibirnya memang tersenyum, tapi hatinya sudah menjerit i
ketakutan sudah memenuhi hatinya. Satu hal
ran
Mas. Aku ingin kamu jujur." Kiran menatap sua
rkata, "Maaf." Perkataan maaf itu jelas membuat
a. "Tolong, jangan sekarang, Mas. Aku butuh penjelasan. Sia
mu lihat tadi adalah Cleo. Cleo adalah anak aku dan Lita. Aku tahu ini sangat mengejutkan dan menyakitkan
i, Kiran merasa pernikahannya begitu sempurna. Ia selalu mengira bahwa Arka adalah suami yang setia, yang sela
jatuh menggelinding meninggalkan jejak di pipinya. "Sejak k
rasa kecewa pada tatapan istrinya yang begitu penuh luka. Tatapan
Malam itu, aku sangat lelah dan emosi, kami tidak sengaja menghabiskan malam bersama. Sejak itu, hubungan ka
aimana dengan aku, Mas? Kamu membohongiku selama dua tahun. Setiap kali aku menatapmu, aku percaya bahwa
bersalah. "Aku minta maaf, Kiran. Aku tahu aku telah menyakitimu dengan cara yang tak ter
Arka. "Apa kamu pikir dengan meminta maaf bisa membuat semuanya k
ah menjadi sumber kekecewaannya yang mendalam. Kiran merasa tela
engikutimu malam ini, mungkin aku akan menjadi wanita bodoh yang terus kamu bohong
gi, tangannya terulur seolah ingin memeluk istrin
ngar apa pun darimu sekarang. Kamu telah menghancurkan semua kepercayaan yang aku m
berapa detik kemudian, ia berkata, "Aku tahu aku salah, Kiran. Dan aku sangat menyes
kali, Mas. Kamu sudah kehilangan aku sejak kamu memutuskan untuk berbohong dan ber
diam. "Dan kamu, apa sekarang kamu sudah puas karena telah berhasil menghancurk
hu harus berkata apa. Ia hanya bisa menunduk
kan wanita jahat. Dia wanita baik, dan dia juga t
apak tangan, menatap suaminya dengan bola mata yang sudah berkaca-kaca, air mata terjatuh kembali di sudut matanya. "Wa
rniat untuk menghancurkan rumah tanggamu. Aku juga terjebak dalam situasi ini. Aku tahu aku salah,
a orang dewasa. Kamu, yang tahu bahwa Arka sudah menikah, seharusn
berkata, "Selama ini kamu selalu bilang bahwa kamu begitu pusing dengan tagihan yang
g begitu menyakitkan bagi mereka. Di tengah kebisuan itu, Kiran berba
langkah jauh. "Kiran!" serunya, berharap
melihat Kiran kembali ke arahnya den
tama karena tatapan Kiran yang ko
Arka bertanya dengan suara bergetar ket