Hati yang Kau Sakiti
dak terkunci, sehingga ia bisa membaca semua isi percakapan yang ada. Selama ini, Kiran memang tak pernah membuka ponsel suam
tuh ke lantai yang dingin. Semua pesan itu membuatnya begitu terpukul. Bagaimana tidak, kontak yang
i? Kenapa dia begitu
'Ay.' Kiran merasa dunia di sekitarnya runtuh. Air mata mulai mengalir deras di pipiny
erkesiap ketika A
kamar mandi habis, bisa kamu ambilkan?
an kasar. Ia lalu meletakkan ponsel Arka di atas meja lagi.
etelah berada di depan lemari, ia membuka lemari itu dan mengambil sabun cair,
lalu meraih sabun yang ada di
apa orang yang mengirim pesan tersebut kepada suaminya. Kiran tak pernah membayangkan bila suam
t basahnya menggunakan handuk. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu masih berdiri
a panggilan dari ponsel Arka terdengar. Arka segera mengambil ponselnya, ia terkesiap ketika ta
sini saja, Mas?" usul Kiran, ket
ponsel itu, lalu ia pun meng
at panggilan telep
ke sini sekarang juga." Suara wanit
aku akan ke s
itu, Arka langsung memati
Mas?" selidik Kiran samb
urusan di kant
ang ke rumah, apa ka
batalkan," kata Arka sembari mengambil
uh curiga. "Apa urusan kantor yang mendadak
curiga. "Ada masalah penting yang harus segera diselesaikan. Aku harus me
hatinya masih dipenuhi oleh keragua
kening Kiran terlebih dahulu. "Aku pergi dulu. Kamu
n kembali merasakan sesak di dadanya. "Ka
unci mobilnya yang ia simpan di laci nakas. Wanita itu
di depan mobil, Kiran langsung memasuki mobil. Tangannya bergetar ketika menyalakan mesin mobil, ia mengintip keluar jendela untuk memastik
rannya itu tidaklah benar. Namun, keraguan dan kecurigaan terus menghantui pikiran
iku." Kiran mengusap air matanya yang terus meng
lewati. Kiran mencoba tetap tenang dan fokus, mengikuti setiap gerakan mobil suaminy
n merasa nyeri yang mendalam di hatinya. Ia melihat seorang wanita keluar d
ta itu mencengkram setir mobil begitu erat ketika menyaksikan suaminya berbicara den
seluruh dunianya runtuh. Air mata tak terbendung lagi. Kenyataan pahit ini begitu mengha
mastikan apa yang sebenarnya suaminya lakukan di dalam sana. Setiba
sekali?" tanya Arka, yan
, tapi suhu panasnya belum turun juga. Apa sebaiknya kita bawa
umah sakit sekarang.
ik,
h anak kecil yang masih berumur sekitar satu tahun itu. "Ada a
D
uh membasahi pipinya. Ia tak menyangka semua ini akan terjadi padanya. Kiran begitu
m kebingungan, ia melangkah mundur. Namun, kakin
ra
?" tanya wanita yang
Arka. Ia berdiri dan berjalan ke arah luar,
rka terkejut ketika melihat Kira