Antara Cinta Dan Trauma
Pupus, langsung merangkul kaki Adel dengan kepalanya, seperti meminta perhatian. Adel tertawa
pulang, huh?" ujar Adel sam
segala perasaan cemas yang ada dalam dirinya, kehadiran Pupus selalu memberi sedikit kenyamanan bagi Adel. Ketika
erasaan tak percaya diri, serta kebingungannya tentang apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidupnya-semuanya seperti membebani pikiran Ade
ng bermain game di ruang makan. Seperti biasa, Dani lebih senang bermain daripada
Adel lembut,
dengan wajah polos, "Gam
sampingnya, "Hati-hati nanti
it lega melihat adiknya dalam suasana hati yang lebih ringan. Paling tidak, di ru
arut malam karena pekerjaan mereka. Itu membuat Adel merasa semakin mandir
iri dengan nyaman. Sambil duduk di meja belajarnya, Adel membuka ponsel dan melihat pesan dari Dara yang belum dibalas. Rasa cemas
dalam hati. "Kenapa semua
ur dengan lembut meletakkan kucing kecil itu di pangkuannya. Kucing itu dengan cepat meringkuk, menikmati keha
kucingnya tidak bisa menjawab. Tapi baginya, berb
. gue nggak ngerti kenapa dia berubah gitu. Dulu kita deket banget, gue ngerasa bisa berbagi apa aja sama dia. Tap
luar dari mulut Adel. Kucing itu mengusap wajahnya dengan
ngerasain sakit kayak gini? Gue nggak pernah ngerti kalau hubungan yang gue anggap k
o? Gue nggak tahu lagi harus gimana. Dia... dia paksa gue, pus. Gue nggak tahu harus ngomong apa. Dia maksa gue buat ngasi
seakan berusaha memberikan kenyamana
. Gue nggak bisa. Tapi gue takut... takut kalo dia ninggalin gue kalau gue nggak nurut sama permintaannya. Tapi di sisi lain, g
gak tahu lagi apa yang harus gue lakuin, Pupus. Gue nggak bisa percaya siapa-siapa,
bur Adel dengan kehadirannya. "Gue cuma pengen bisa move on, bisa ngelewatin semua ini. Tapi rasany
sejenak, ia merasa lebih tenang. Mungkin, meskipun dunia di sekitarnya terasa kacau, ia masih memiliki s
dapi kenyataan dan menemukan cara untuk bangkit dari semua yang telah terjadi. Tidak ada yang bisa me
rus lebih kuat, ya, pus. Gue nggak bisa terus-terusan tenggelam da
entuhkan kepalanya ke tangan Adel. Itu cukup untuk membuatnya sediki
ak bisa didengar, kehadiran kucing itu memberikan kenyamanan yang tidak bisa ia temukan di
an Vero masih tergeletak di atas meja belajar, namun ia merasa tidak punya kekuatan untuk merapikannya. Semuanya masih
-ragu, tapi akhirnya ia mengambilnya. Di layar, muncu
, bisa kit
pintu percakapan dengan Dara, tapi ia tahu itu takkan mudah. Setelah apa yang terjadi
nya. Ia tidak ingin terus hidup dalam kebimbangan dan rasa sakit.k yakin, Dar. g
dian, pesan balasa
gue nggak bisa terus kayak gi
ang tepat untuk membuka segala sesuatu yang ada di hatinya. Mungkin ini sa
ini bakal nyelesaikan masalah? Atau kita
alas deng
butuh lo ngerti apa yang aku rasain
a terombang-ambing antara ingin melupakan semuanya dan keinginan untuk mendeng
a detik yang terasa panja
a ketemu. Tapi
erasaan yang sudah tercabik-cabik ini mungkin tidak bisa disembuhkan dalam satu pertemuan.
napas lagi, mencoba menenangkan dirinya sebelum pertemuan itu. Keputusan ini bukan
satu hal: apapun yang terjadi nanti, dia harus bisa terus berj
ngan Dara. Rasanya tubuhnya kaku, seolah otot-ototnya menahan beban yang tak terlihat. Ia tidak tahu harus berharap apa, tapi entah ken
gu, ponselnya bergetar lagi.
yang biasa, Del. Kala
ama, tempat di mana mereka tertawa, berbagi cerita, dan kadang berbicara tentang mimpi-mimpi mereka. Tapi temp