Antara Cinta Dan Trauma
ur setiap kali mengingat kejadian malam itu. Adel duduk di depan cermin kamarnya, menatap bayangan dirinya yang terlihat begitu asing. Ia menarik napas panjang,
-
liki. Trauma yang Adel rasakan membuatnya sulit untuk berinteraksi seperti biasa. Ia mengunci diri di kam
nya mengetuk
apan?" suara lembut sang ib
a menyembunyikan bekas air mat
um menjawab. "Kalau kamu but
ihatnya. Dani, yang berumur 10 tahun, beberapa kali menc
tapi pesan-pesannya tidak pernah dibalas. Adel merasa
-
eluarganya. Ia duduk di meja makan, tetapi nyaris tak menyentuh makanan
banyak tugas, ya?" tan
"Iya, lagi banyak pikiran," j
"Ya udah, makan dulu yang banyak.
dengan berat, berharap makan malam segera selesai. Dani, y
r-akhir ini lo diem t
meski hatinya hancur. "gua lagi capek aja, Dan
ski tampak kecewa.
l, meski ia tahu d
-
Ada puluhan pesan dari Vero yang belum dibaca. Ia tahu, cepat a
etemu lo. Tolong jang
sin ini kalau lo cuma diem.
g kembali menyeruak. Ia ingin marah, ingin berteriak,
san dari Vero dan mengetik bsa ketemu lo sekara
Vero datang h
e nyakitin lo, tapi gue bener-bener nggak m
alas deng
dah lo lakuin ke gue, Ver. Gue nggak tah
. Tangisnya pecah. Ia tahu bahwa kepercayaan yang pernah ia berikan pada Vero kini t
-
i tepi tempat tidur, memandang keluar jendela. Matahari pagi yang ce
o harus bangkit, Del. Lo nggak bisa terus-terusan kayak gini. K
nya. Ia ingin membuktikan bahwa meski ia terluka, ia tetap bisa bangkit. Tan
eda. Ia tahu bahwa hubungan dengan Dara sudah tidak bisa diperbaiki begitu saja. S
ang tak bisa ia hindari. Satu hal yang jelas, ia sudah tidak bisa sepenuhnya percaya pada diriny
a seperti biasa, tapi Adel tahu bahwa mereka juga merasakan perubahan itu. Mungkin mereka tid
cara dengan Adel. Mereka hanya mencoba untuk mengalihkan perhatian d
ing Adel dan dengan lembut bertanya, "Gimana lo
tidak. Namun, ia hanya mengangguk pelan, mencoba menghindari per
ak memaksa. "Yaudah, kalau lo
eskipun ia tahu bahwa dirinya sendiri belum siap unt
pan, setiap tatapan dari teman-teman sekelas, ada perasaan yang mengganjal di hati Adel. Ada ra
rat, namun ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia harus kuat. "Lo nggak bisa terus-t
damaian itu tidak akan mudah. Tapi untuk saat ini, ia bertekad
-
yang semula ramai kini perlahan sepi, dan hanya terdengar suara langkah kaki teman-teman yang ber
. Itu membuat hati Adel sedikit lebih ringan, meskipun kenyataan ba
mulai ramai dengan kendaraan. Ia tidak langsung menuju rumah. Keputusan untuk berjalan kaki sejenak keluar dari sekolah muncul begi
capkan selamat tinggal dengan senyuman, tapi Adel hanya memberi balasan sin
Suasananya tenang, hanya ada suara burung berkicau dan gemerisik daun yang tert
amun, tiba-tiba ponselnya bergetar, menyadarkan dari lamunanny
dari
nggak kit
tahu, ini bukan pesan yang datang dari tempat yang nyaman. Tidak ada yang bisa mema
lagi, merasa ragu. Akhirnya
apa,
emudian, pesan D
terusan kayak gini, kan? Gue cuma pen
i ada ketakutan di dalam dirinya. Apa yang akan terjadi jika mereka
akhirnya membuatnya me
a. Tapi, nggak sekara
nuhi kendaraan yang pulang setelah jam kerja. Di dalam hatinya, ia merasa seperti ada dua perasaan yang
eka berbicara nanti, ia bisa menemukan
masuk, aroma rumah yang khas langsung menyambutnya. Rumah itu terasa tenang,
ruang tengah. Begitu ia membuka pintu, sosok kecil berb