Godaan Mas Duda Posesif
engan hati yang berat, ia berkata, "Saya ingin mengajukan pengunduran di
nya sejenak, terkejut dengan
Kamu bisa ceritakan, kit
. "Nggak ada masalah apa-apa, Pak. Saya cuma p
alau begitu. Saya mengerti, skripsi itu memang penting. Kamu sudah me
kasih banyak, Pak. Ini bukan keputusan yang mu
i wajahnya. "Semoga skripsimu berjalan dengan lanc
. "Terima kasih, Pak." Setelah memberikan salam perpisahan, Ka
ya sudah menunggu den
gapain?" tanya wan
santai, tanpa beban. Mendengar itu, ketiga
ta bertubuh pendek den
a langsung berteriak kencang saat mendapat p
resign tanpa ka
lo ninggalin
lin banyak uang? Kenap
menghindar. Kemudian ia berlari keluar da
put rezeki besar!" teriakn
bil menghela napas. Mereka tidak bisa mengerti alasan Kalu
a tuju. Di sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan tentang masa depannya. Namun,
suki sebuah perumahan yang sangat sepi. Dengan langkah mantap
mbil memeriksa kembali alamat yang te
bang terbuka, dan seorang sa
muda?" tanya satpam tersebut dengan sopan.
m," ujar satpam itu sambil membukakan pintu dan mengar
asa sangat luas dan elegan. Interiornya yang modern dengan sentuhan klasik m
a," "Tuan muda dan Tuan Liam ada di kamar. Anda bisa berjalan ke sana," u
pas berkali-kali karena merasa gugup. Begitu ia memasuki kamar t
emui kemarin sedang berusaha menenangkan bayi yang
ngan Kaluna langsung menol
rintahnya denga
mendekati Liam dan bayi
uan muda?" tany
sedangkan Kalun
olong disusui sekarang. Dia sudah lapar, semua susu sudah dicoba, tapi tid
m pelukannya. Bayi yang sebelumnya rewel dan menangis kini tamp
bayi ini. Tanpa sadar, ia mengusap perlahan pipi bayi yang halus itu, seolah berusaha memberi
m lega melihatnya. Hampir satu jam mereka berusaha menenangkan bayi itu, namun tidak berhasil. Ajaibnya, begitu Kaluna m
tar? Saya ingin menyusui Tuan Muda," ujar Kal
p mengawasi anak saya ketika menyusu. Karena ini per
sang Suster menyahut, "Ada baiknya jika kita keluar terlebih dahulu,
i Kaluna, ia akhirnya memilih untuk mengalah. "Baiklah, say
dikit bernafas lega meski masih merasa gugup. Ia menatap bayi itu dengan lembut, memastikan posisi bayi dal
a sambil menepuk-nepuk bibir
kan payudaranya dari dalam bajunya, dan men
ya dihisap dengan kencang. Hisapannya begitu
a kemudian mengulurkan tangannya untuk me
tu, kekuatan hisapannya mulai berkurang. Dan dalam waktu setengah j
but, merasa lega sekaligus terharu
memilih untuk memangkunya di kursi itu. Ia kemudian me
a
ada gosip kalau lo pern
ng. Ketakutan yang besar langsung melanda pikirannya. B