VELIN SEAN
tas penglihatan seorang Velin, dan sebuah bangunan yang masih belum terlihat siap ditempati. Velin menarik napas mencoba menangkan diri karena terlalu gugup.
n ragu untuk mem
terasingkan karena hidupnya tidak memiliki perubahan selama 5 tahun. Dan j
ikir. Seandainya saja otaknya itu bisa lebih genius, mungkin ia akan
r tidak menjamin sama sekali. Bahkan yang sudah memiliki ijazah sarjana saja bisa
berniat
n menarik napas sedikit kasar. Entah berapa lama ia melamun hingga tid
yo pergi saja
erempuan cantik bak model itu mungkin se
agu untuk masuk ke dalam sana. Kenangan saat
, dan karena otaknya tidak bisa bekerja lebih, maka ia tidak bisa men
mendera Velin hingga ia mampu mengeluarkan s
ecewaan dari pertanyaan balik ya
gelengkan
lu memakai kacamata tebal.
i masing-masing teman semasa SMA dulu membuat begitu banyak perubahan, salah satunya Natasya. Bagaimana bi
u sempurna untuk disebut sebagai manusia. Mungkin, lebih tepatnya saa
" Velin memukul kepalanya ka
kamu benar. Aku melakukan banyak perubahan di tubu
ihat sangat sempurna." Velin menunjuk pada wajah Natasya. "Maaf," tamb
y the way, mau ma
aya dirinya. "Kita sudah di sini bukan?
bertanya untuk meyak
m sana, meskipun harus menahan malu karena tidak ma
a meng
u be
in tidak gugup sama sekali, tetapi setidaknya, ia masih punya teman yang memiliki pemikiran
n menggema dan itu datang dari lelaki
an dilapisi dengan jas berwarna hijau kotak-kotak. Dasi yang warna terlalu bertolak belak
mbungkuk memberi hormat sebelum duduk di t
ir seorang Tania. Velin ingat jelas wajah yang selalu terpoles bedak teb
h. Perempuan itu terlalu santai menanggap
ih sudah me
in tidak yakin apakah ia bisa setenang Natasya jika nan
amu itu ... Velin?" Tan
ilirannya yang akan menjadi sasaran hin
dari dulu ya. Selalu t
k di bawah meja. Menyalurkan kekuatan untu
hkan atensinya kepada lelaki yan
dirinya. "Aku, ah ...
embali mengucapkan kata-kata menya
au pengantar bung
ntu di mana seorang lelaki ta
ertama menyadari siapa yang datang
ania menggeserkan kursi aga
, lelaki yang ia hindari selama be
ana kamu bisa tahu?" Arga t
. Wajah itu memerah. "Aku m
saat nada suara Tania terdengar manja
nya namun matanya bukan menatap Tania melain menatap
hnya saat jemari-jema
a begitu penuh binar membuat jantung Velin ber
erindu
ergabung dalam acara reuni dadakan itu terkejut bukan main. Bagaimana bisa
ak merind
g dengan detak jant
nkanmu menjad
the h
a ke dinding untuk menyadarkan dirinya
melangkahi mayat gue dulu j
adi saat kehadiran lelaki lain yang e
e juga suka sama
gannya dengan sempurna. Velin sangat tahu be
ea
rukir di bibir tebal nan seksi
a desiran angin yang lewat begitu saja. Sean kembali, dan Veli