VELIN SEAN
nah ia datangi selama ini. Musik yang berdentum sangat keras membuat indra pendengarannya terasa
Menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan kiri. Berdempet atau lebih
al
menikmati setiap gerakan perempuan yang menjadi pasangannya di lantai dansa. Bergelayut manja di dada
ja tangan nakalnya sudah masuk ke dalam gaun merah menyala yang panjangnya han
nya ke tempat ini jika pada akhirnya ia ditinggal dan Sean
Sean. Dia juga ogah berdempet dengan le
itinggalkan begitu saja. Tempa
dalam hati, seorang lelaki mendekat. T
an saja,
padanya. Tanpa basa basi duduk di samping Velin. Terlalu dekat, b
alko
i jarak! Namun, lelaki yang entah siapa namanya
Velin berucap deng
a penuh dengan ekspresi menggoda. Bayangkan saj
n dadanya hampir bersentuhan pada dada kecil Velin. Tangan
rasa takutnya bercampur menjadi satu. Tubuhnya mulai gemetaran ka
h bantuan lelaki itu agar terbebas dari orang yang semakin lama
gsek!" teriak Velin semba
untaskan ini di kamar? Aku tahu di mana kamar yang nyaman
i wajah Velin, melainkan di atas meja kaca
aki yang hampir mencium Velin ke atas meja menggunakan k
belum diketahui namanya itu, Sean beralih kepada Velin yauan yang tengah terisak. Tanpa menunggu perintah dari siapa pun,
pnya sembari mengecup pucuk k
asih te
ih terus mengecup p
annya. Velin benar-benar takut! Takut kepada lelaki yang barusan m
ar membawanya
*
m itu. Sean hanya fokus menyetir sedang Velin menghadap ke jendela, memi
uk seorang lelaki hidung belang. Hampir saja kehormatan yang s
rus dih
yang berantakan. Velin tidak peduli. Menulikan pende
luar dari mobil dan memutar ke samping untuk
pintu, Velin telah leb
mpai ke atas,
enghapus sisa air matanya
ahkan Sean merasa bulu kuduknya mer
. Lo enggak baik-baik saja." Sean dengan gig
antang. Lantas mendaratkan satu
an apa yang selama ini aku jaga!"
, yang diucapkan Velin itu benar. Karena dirinya, perempuan manis i
membawanya dalam pelukan, tapi perempuan
snya kembali pecah. Velin berlalu menin
di depan flat. Ia membuka pintu dan masuk b
uli pada penghuni lain di rumah kecil itu
ari tidurnya. Menatap jam beker yang terdapat di atas
a. Dengan pelan turun dari
pi mendengar suara keras membuatnya mau tidak mau harus bangun dan mencari tahu. Ada dua kemu
ngendap-endap menuju kamar Velin. Tangannya terulur untuk membuka knop pintu tapi
an?" Mili waspada pada sekitarnya sem
-samar Mili mendengar is
encoba membuka pintu kamar Velin n
kut dong. Ada apa sih
k pintu yang terbuka sedikit. "Aku tidak apa-apa, Mbak." Suara yang
n penasaran. Meskipun situasi gelap,
ang telah terjadi padanya. Ia tidak ingin Mili khawatir dan menjadi beban nan