icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SAAT KAU BERPALING

Bab 2 Senja yang Tak Lagi Sama

Jumlah Kata:1513    |    Dirilis Pada: 26/11/2024

ada jarak di antara mereka, masih ada harapan untuk memperbaikinya. Maya adalah sega

ang mereka sukai-kafe kecil di tepi pantai, tempat yang selalu menjadi saksi bisu kebahagiaan mereka

yang biasanya membawa kedamaian kini terasa jauh berbeda. Langit yang semula b

rkagum-kagum. Namun, kali ini, senyuman Maya tidak tampak sehangat dulu. Ia duduk tanpa ba

uhan ringan pada topik pembicaraan yang biasanya mudah mengalir antara mereka. "Pema

pada ponselnya. Ia terkadang menyentuh layar, seolah-ola

egitu jauh? Ia memutuskan untuk mencoba berbicara lebih langsung. "Maya... ka

n matanya kosong. "Aku... aku baik-baik saja," jawabnya d

Ardi, mencoba memperbaiki s

nyak hal yang harus aku pikirkan akhir-akhir ini," ja

sedang dia pikirkan? "Maya, kita bisa bicara, kan? Aku mera

mereka bagikan. "Ardi... Aku hanya butuh waktu untuk diriku sendiri. Mungkin aku sudah terlalu lama fokus sama hubu

kita sudah melalui banyak hal bersama, kita berbagi impian, masalah,

makin meningkat di antara mereka. Senja yang dulu menjadi simbol kebersamaan

erubah. Aku tidak tahu lagi apakah aku bisa mela

nya terhempas. Apakah dia benar-benar

kita perlu waktu... untuk berpikir. Tentang apa yang kita inginkan dalam hidu

mempercayainya. Maya sedang berpaling dariku. Dia sudah tidak lagi melihatku seperti dulu. Semua

ti ini," kata Ardi dengan suara yang hampir pecah. Ia berusaha keras unt

k kosong, seakan ada tembok tak terlihat yan

di titik ini. Tapi mungkin... mungkin kita memang perlu berpisah untuk men

begitu menyakitkan. Semuanya terasa kabur. Ia tidak tahu

ar kafe tanpa menoleh lagi. Ardi hanya duduk terpaku, menatap ke arah yang sama

ereka buat bersama kini seakan terhapus begitu saja. Ardi merasakan betapa kuatnya perasaan ke

rasa seperti dentingan jarum yang menusuk hatinya. Ia ingin berlari, mengejarnya, menariknya

tapi tidak ada jawab yang muncul. Laut di depannya, yang dulu menjadi tempat mer

a menarik napas, hatinya tetap terasa sesak. Ia menatap meja mereka-tempat yang

tar. Sebuah pesan masuk. Ia menatap layar

timu. Ini bukan tentang dirimu, ini tentan

bingungannya. Apa maksudnya dengan harus menemukan jalan se

ngannya gemetar. Setelah beber

maksud dengan semua ini? Kita sudah berbagi beg

yata. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk bisa menyelamatkan hubungan me

g kosong. Di luar sana, matahari semakin tenggelam, menyisakan langit y

ejuk membelai wajahnya, namun hatinya terasa jauh lebih berat daripada sebelumnya. Langkahnya

n bersama, bergandengan tangan sambil berbicara tentang masa depan mereka. Kini, panta

bayangan Maya terlintas di benaknya. Senyumannya, tawanya, cara dia menatapnya denga

umam Ardi pelan, lebih

h suara memecah

rd

ual yang familiar. Itu adalah Damar, teman lama Ardi yang kini sudah lama tidak di

terakhir kali kita nongkrong bar

. "Aku baru saja... baru saja berbicara dengan Ma

Ardi. "Maya? Apa yang terjadi? Aku dengar kamu dan

"Dia bilang dia butuh waktu sendiri. Dia bilang hubungan kita

"Ardi, aku tahu kamu merasa kehilangan, tapi terkadang kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang suda

tu saja?" tanya Ardi dengan nada marah, t

mu sendiri. Jangan terus-menerus mengejar sesuatu yang sudah mulai pudar. Cinta itu bukan te

tingan di hatinya. Mungkin ia benar, mung

mar. "Apa pun yang terjadi, kamu tetap punya banyak h

sa sedikit lebih ringan, meskipun hatinya masih penuh pertanyaan. Maya t

ara yang lebih tenang. "Aku hanya... aku ha

Aku di sini kalau kamu b

setidaknya ia tidak lagi merasa begitu sendirian. Maya mungkin telah berpaling, tapi hidupnya

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka