SAAT KAU BERPALING
ada jarak di antara mereka, masih ada harapan untuk memperbaikinya. Maya adalah sega
ang mereka sukai-kafe kecil di tepi pantai, tempat yang selalu menjadi saksi bisu kebahagiaan mereka
yang biasanya membawa kedamaian kini terasa jauh berbeda. Langit yang semula b
rkagum-kagum. Namun, kali ini, senyuman Maya tidak tampak sehangat dulu. Ia duduk tanpa ba
uhan ringan pada topik pembicaraan yang biasanya mudah mengalir antara mereka. "Pema
pada ponselnya. Ia terkadang menyentuh layar, seolah-ola
egitu jauh? Ia memutuskan untuk mencoba berbicara lebih langsung. "Maya... ka
n matanya kosong. "Aku... aku baik-baik saja," jawabnya d
Ardi, mencoba memperbaiki s
nyak hal yang harus aku pikirkan akhir-akhir ini," ja
sedang dia pikirkan? "Maya, kita bisa bicara, kan? Aku mera
mereka bagikan. "Ardi... Aku hanya butuh waktu untuk diriku sendiri. Mungkin aku sudah terlalu lama fokus sama hubu
kita sudah melalui banyak hal bersama, kita berbagi impian, masalah,
makin meningkat di antara mereka. Senja yang dulu menjadi simbol kebersamaan
erubah. Aku tidak tahu lagi apakah aku bisa mela
nya terhempas. Apakah dia benar-benar
kita perlu waktu... untuk berpikir. Tentang apa yang kita inginkan dalam hidu
mempercayainya. Maya sedang berpaling dariku. Dia sudah tidak lagi melihatku seperti dulu. Semua
ti ini," kata Ardi dengan suara yang hampir pecah. Ia berusaha keras unt
k kosong, seakan ada tembok tak terlihat yan
di titik ini. Tapi mungkin... mungkin kita memang perlu berpisah untuk men
begitu menyakitkan. Semuanya terasa kabur. Ia tidak tahu
ar kafe tanpa menoleh lagi. Ardi hanya duduk terpaku, menatap ke arah yang sama
ereka buat bersama kini seakan terhapus begitu saja. Ardi merasakan betapa kuatnya perasaan ke
rasa seperti dentingan jarum yang menusuk hatinya. Ia ingin berlari, mengejarnya, menariknya
tapi tidak ada jawab yang muncul. Laut di depannya, yang dulu menjadi tempat mer
a menarik napas, hatinya tetap terasa sesak. Ia menatap meja mereka-tempat yang
tar. Sebuah pesan masuk. Ia menatap layar
timu. Ini bukan tentang dirimu, ini tentan
bingungannya. Apa maksudnya dengan harus menemukan jalan se
ngannya gemetar. Setelah beber
maksud dengan semua ini? Kita sudah berbagi beg
yata. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk bisa menyelamatkan hubungan me
g kosong. Di luar sana, matahari semakin tenggelam, menyisakan langit y
ejuk membelai wajahnya, namun hatinya terasa jauh lebih berat daripada sebelumnya. Langkahnya
n bersama, bergandengan tangan sambil berbicara tentang masa depan mereka. Kini, panta
bayangan Maya terlintas di benaknya. Senyumannya, tawanya, cara dia menatapnya denga
umam Ardi pelan, lebih
h suara memecah
rd
ual yang familiar. Itu adalah Damar, teman lama Ardi yang kini sudah lama tidak di
terakhir kali kita nongkrong bar
. "Aku baru saja... baru saja berbicara dengan Ma
Ardi. "Maya? Apa yang terjadi? Aku dengar kamu dan
"Dia bilang dia butuh waktu sendiri. Dia bilang hubungan kita
"Ardi, aku tahu kamu merasa kehilangan, tapi terkadang kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang suda
tu saja?" tanya Ardi dengan nada marah, t
mu sendiri. Jangan terus-menerus mengejar sesuatu yang sudah mulai pudar. Cinta itu bukan te
tingan di hatinya. Mungkin ia benar, mung
mar. "Apa pun yang terjadi, kamu tetap punya banyak h
sa sedikit lebih ringan, meskipun hatinya masih penuh pertanyaan. Maya t
ara yang lebih tenang. "Aku hanya... aku ha
Aku di sini kalau kamu b
setidaknya ia tidak lagi merasa begitu sendirian. Maya mungkin telah berpaling, tapi hidupnya
ambu