icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SAAT KAU BERPALING

Bab 3 Cinta yang Tak Terungkapkan

Jumlah Kata:1453    |    Dirilis Pada: 26/11/2024

memutuskan untuk pergi. Begitulah yang ia yakini saat ini. Setiap percakapan, setiap detik yang mereka habiskan bersam

ari Maya. Setiap kali ia mencoba menghubungi, selalu ada alasan mengapa Maya t

m kebisuan yang mulai mem

selalu penuh perhatian. Tapi sekarang, Maya lebih banyak diam, menghindari percakapan yang dulu selalu mereka nikm

u. Maya tampak begitu ceria, bercerita tentang harapannya dan mimpinya. Tapi sekarang, mereka hanya duduk

bisa mengembalikan segalanya ke tempatnya semula. Tapi tak a

engganggu lamunannya. Kali in

ang lebih banyak lagi. Aku tidak b

singkat, begitu menusuk. Ia tahu bahwa ini adalah akhir dari semuanya, n

menghabiskan waktu di ruang hotel dengan hening, Maya sering kali melihat ponselnya, lebih tertarik dengan layar kecil itu daripada dengan Ardi yang ada di dep

bicara dengan Maya tentang perubahan yang ia rasakan, namun Maya hanya menjawab

e arah langit yang dihiasi bintang-bintang. "Aku juga merasa be

am saat mengenang kalimat itu. "Aku juga mer

iberikan. Maya tampak jauh, seperti ada sesuatu yang tak ingin ia ungkapkan. Dan Ardi tak tahu apa

foto-foto mereka bersama, foto-foto yang pernah menjadi simbol kebahagiaan mereka. Senyum mereka bersama di pa

h. Apa yang telah salah? Ardi bertanya-tanya. Apa yang telah terjadi dengan cinta mereka? Apaka

gan notifikasi yang muncul di layar u

dan menjawabnya dengan h

rdi terdengar s

nya terdengar berat, seolah-olah ia sedang mengu

jelas. "Aku tidak ingin kita terus saling terikat dalam hubungan ini jika kita sudah tid

ya... jadi kamu sudah memutuskan?

sa lagi, Ardi

atap layar ponselnya yang kini kosong. Keputusan itu sudah diambil. Maya telah b

kekasih, tetapi juga bagian dari dirinya yang dulu penuh dengan harapan dan impian. Cinta mereka

diri bahwa ia harus melangkah maju. Meski berat, ia harus mene

yang kini mati. Udara di sekitar seakan semakin berat, menekan dadanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Ardi berpikir, ber

satu demi satu, panggilan itu tidak terjawab. Mungkin mereka semua terlalu sibuk dengan hidup mereka, atau mun

malam tiba, menyelimuti kota dengan kesunyian yang semakin menyakitkan. Dia menatap keluar, melihat l

isa-sisa makan malam yang telah ditinggalkan sejak beberapa jam lalu. Piring-piring kosong yang dulu selalu disert

dan harapan. Saat itu, semuanya terasa begitu mudah. Tetapi sekarang, semuanya seakan runtuh tanpa alasan yang jelas. Ardi mengangkat ponselnya lagi dan membu

umam, mencoba berbicara pada dirinya sendiri, se

man kota yang menjadi tempat favorit mereka untuk menghabiskan waktu santai. Taman itu selalu penuh dengan ken

berjalan santai atau duduk di bangku. Ardi melangkah perlahan menuju bangku yang biasan

bergetar. Sebuah pe

a ini yang terbaik untuk kita berdua. Aku tid

nya tanpa mengerti apa yang sedang ia rasakan. Maya telah memilih u

gan perasaan yang tertahan di dadanya. Namun, tidak ada ja

memudar. Apakah aku sudah terlambat? pikir Ardi, seakan mencari jalan keluar dari kebingungannya. Mungkin ada bagian dari dirinya yang merasa bahwa jika ia

a melihat pasangan-pasangan lain yang tampak begitu bahagia. Mereka berjalan bersama, tertawa, seakan dunia mereka sempurna. Ardi tid

nnya, melihat refleksinya yang tampak kosong. Ia bukan lagi pria yang dulu percaya bahwa cin

adi dengan hubungan kami, Maya? Ardi bertanya dalam

hidup Maya? Pikirannya semakin kacau, namun ia tahu, sebelum ia bisa melepaskan Maya

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka