icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SUAMIKU SAINGANKU

Bab 5 Sisi Lain Arga

Jumlah Kata:1135    |    Dirilis Pada: 17/11/2024

di sofa dan mencoba mengal

ataku, berusaha tersenyum. "Ibu mau min

dikit sayu. "Tidak apa-apa, Rila. Aku mengerti sif

ini begitu jauh dari apa yang aku bayangkan ketika menikah dengan Arga. Hubungan yang semula kuharapka

di sana, menatap kosong ke arah tangga tempat Arga tadi mengh

nta maaf soal Arga. Aku

tahu Arga anak yang sulit. Tapi ibu percaya, dengan waktu, semuanya bisa berubah." Dia m

ti masih penuh keraguan. Mampukah

rtanyaan yang begitu menikam, memb

aya? Hidupmu begitu terjamin ya, Rila, s

mengalir sesaat. Kata-katanya menusuk

ku

pura? Orang tuamu itu punya banyak hutang! Arga yang menanggung semu

soal hutang orang tuaku. Dan aku juga tidak pernah meminta Arga untuk menanggu

amu harus sadar diri, Rila. Hidup bersama Arga bukan

auh dari kesempurnaan, bahkan hubungan ini terasa seperti beban yang ter

nangan. "Aku tidak seperti itu, Bu. Aku tidak p

tidak sepenuhnya lembut. "Waktu yang akan menunjukkan apakah kam

cemas yang semakin dalam. Saat ibu Arga melontarkan kata-kata ya

uk

anak tangga, wajahnya penuh dengan ketegasan. Ia menuruni tang

amplop di hadapan ibunya. "Kau bisa per

wajah Arga. "Apa maksudmu, Arga?" nada suaranya mulai m

sekarang, kau tak perlu menghina dia l

uar dari bibirnya. Matanya seakan memanca

gin kau sadar siapa

hidupku, bukan milikmu," potong Arga

an Arga yang tak terduga. Sebelumnya, aku selalu berpikir dia tak peduli, bahkan

pit menatap Arga, lalu beralih padaku dengan pandangan penuh am

a, aku merasa ruangan ini seolah ba

bahunya tegang. "Arga... kamu nggak harus melakuka

ingin menjawab, "Bukan untukmu. Aku melak

adar bahwa mungkin, pembelaannya tadi bukan tentang

harusnya kasar pada ibumu," kat

n yang lebih dalam. Dia mendekat dengan langkah cepa

namun menusuk. "Ibu mana yang

ata. Napas Arga memburu, kemarah

a-apa," lanjutnya, suaranya penuh kepedihan yang

luka yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Sikap dinginnya selama ini ternyata lebi

ujarku pelan, berusaha

menatapku penuh pertanyaan. Sepertinya d

meski kemarahan itu masih tersisa. "Kamu bahkan tidak

ar. "Aku tidak bermaksud meny

nyanya, terdeng

meskipun situasinya sulit," kataku dengan tulus. "A

dihan yang tak dapat ditutupi. "Mendukung? Dala

arang. Kita bisa menjalani ini ber

ku, dan seolah ada dinding ya

nyentuh bahuku dengan lembut. "Tap

," ujarku, hara

ya yang penuh keraguan. Dalam detik-detik yang ter

irku, seolah itu menjadi

t. Bibirku menyentuh bibirnya, lembut dan penuh harapan. Awalnya,

yaman dan hangat yang mengalir di antara kami. "Ini buk

lindungan di antara kami. Dia mengecupku kembali, kali ini lebih dalam

dalam hati, menyadari bahwa mungkin, dengan langkah ini, kami b

ni bersama," batinku, saat ka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka